Seorang pria berdiri di pinggir sungai Han dan membuang gelang identitas ayah Yoo Jung ke dalam sungai.
Secret
Episode 10
Min Hyuk mendatangi sebuah kawasan kerja. Dia menemukan Yoo Jung disana. Mereka berbicara.
“Aku
sudah bilang akan membayarmu. Bahkan jika aku harus bekerja di tempat
seperti ini, aku akan membayar hutangku. Tapi mengapa kau mengikutiku
kesini dan bertingkah seperti itu? Apa kau akan menendangku lagi dengan
mengatakan pada orang-orang bahwa aku membunuh seseoran dan aku seorang
kriminal? Mengapa kau melakukan ini!”
“Apakah itu semua yang pikirkan tentangku? Baik. Aku akan memberikannya padamu. Bagaimanapun juga, ayo kembali.”
Min Hyuk menarik tangan Yoo Jung, tapi Yoo Jung terus meronta minta di lepaskan.
“Lepaskan. Mengapa kau seperti ini, apa kau gila?!”
“Itu
benar. Aku merasa aku akan gila! Karena kau sangat membuatku khawatir,
aku merasa seperti akan gila! Itulah mengapa kau tetaplah berada di
dekatku!”
Yoo
Jung menatap Min Hyuk, lalu Min Hyuk perlahan menurunkan tangannya yang
memegang pundak Yoo Jung. Yoo Jung bergegas pergi. Min Hyuk
menghentikan langkah Yoo Jung dengan berkata jika Yoo Jung tidak kembali
dengannya sekarang, Min Hyuk bisa memulai sebuah rumor yang lebih
buruk.
“Kemanapun kau pergi, aku akan
mengikutimu. Jika itu apa yang bisa aku lakukan agar kau berada di
depanku, aku benar-benar bisa melakukannya!”
“Kenapa? Kau bilang kau benci melihatku, kenapa?”
“Hari
itu, kau bersama Ahn Do Hoon. Karena aku akan gila dengan rasa ingin
tahu, apa yang kalian berdua sembunyikan. Jadi, jangan menghilang dari
pandanganku.” Min Hyuk mengancam Yoo Jung.
Tapi
yang diancam diam saja. Min Hyuk bertanya lagi apakah sekarang Yoo Jung
merasa ingin kembali. Untuk Yoo Jung, Do Hoon bukanlah seseorang yang
menjadi masalah untuknya, Yoo Jung sudah memberi tahu Min Hyuk.
Kalau
begitu, apapun yang Min Hyuk lakukan pada Do Hoon, tidak akan masalah
untuk Yoo Jung. Maka Min Hyuk mengambil ponselnya dan menghubungi
seseorang memintanya untuk memecat Do Hoon, serta memintanya menghubungi
firma hukum lain untuk tidak menerima Do Hoon. Yoo Jung mengambil paksa
ponsel Min Hyuk. Yoo Jung marah.
“Kau ini apa? Apakah Ahn Do Hoon untukmu? Dia itu apa?!” Min Hyuk berteriak pada Yoo Jung. Yoo Jung diam saja.
(translatenya
beneran “what” bukan “who” ya, memang agak aneh, tapi itu yang di
tanyakan Min Hyuk sejak kejadian di pesta itu..)
Min
Hyuk akhirnya berhasil membawa Yoo Jung pulang kembali ke Seoul. Mereka
diam sepanjang perjalanan. Sesekali Min Hyuk menoleh pada Yoo Jung yang
duduk di sampingnya.
Sampai
di depan rumah, Min Hyuk menangkap kepala Yoo Jung yang tertidur dengan
tangannya. Terus seperti itu hingga Yoo Jung terbangun. Begitu Yoo Jung
bangun, Min Hyuk menyuruhnya turun. Yoo Jung bertanya kesinikah Min
Hyuk ingin membawanya. Sepertinya Yoo Jung tidak diberitahu Min Hyuk
bahwa dia akan membawa Yoo Jung kembali.
“Pergilah
bekerja besok.” Ujar Min Hyuk kemudian. Yoo Jung tidak mengerti.
“Restoran, seperti biasa…aku mengatakan untuk pergi bekerja.”
Yoo
Jung tidak mengatakan apa-apa dan hanya memandang Min Hyuk saja. Min
Hyuk kemudian meminta Yoo Jung untuk turun lagi. Min Hyuk mengintip Yoo
Jung yang masuk ke dalam.
***
Min
Hyuk dan Se Yeon duduk bersama mendengarkan percakapan dua ibu-ibu. In
Joo dan ibunya Se Yeon. Mereka sedang mendiskusikan masalah pernikahan
anak mereka. Ibu Se Yeon bilang mereka akan menyumbangkan uang ucapan
selamat pada Shin Ah Foundation. Dia pikir itu juga akan bagus untuk
Grup K ikut menyumbang, jika mereka mempertimbangkan kesan perusahaan.
In
Joo tertawa anggun, “Sejak kami sendiri yang mempersiapkan pernikahan,
memberikan uang ucapan selamat pada Shin Ah Foundation itu terlihat
seperti sedikit…” In Joo yang jals tidak setuju tidak melanjutkan
ucapannya dan meminum teh.
Pegawai
yang mengatur pernikahan mengatakan hadiah ucapan terima kasih untuk
undangan sudah ditetapkan menjadi porselen Jerman, pegawai itu
menanyakan berapa jumlahnya. Ibu Se Yeon mengeluarkan sebuah amplop dan
mengataka bahwa mereka akan mengundang 1000 orang dari pihak mereka,
jadi dia harap In Joo menyesuaikan sewajarnya saja dengan standar yang
tinggi. “Kau memiliki pengamatan yang tajam untuk sesuatu yang sedikit
mewah, kan? Orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan itu, aku merasa
lebih baik mereka tidak ada di pernikahan.”
Se Yeon agak terkejut dengan perkataan ibunya itu. Min Hyuk juga.
In
Joo tersenyum miris dengan penghinaan secara tidak langsung dari ibunya
Se Yeon itu, “Untuk pernikahan anakku, apakah kau memintaku untuk
membeda-bedakan tamu?”
Ibu Se Yeon bilang dia
tidak akan mengatakan apapun secara terpisah seperti ini pada ibu
kandung Min Hyuk. Se Yeon terlihat semakin merasa tidak nyaman. In Joo
juga terlihat sakit hati.
Min
Hyuk angkat bicara, “Karena ini adalah diskusi untuk kalian berdua, dan
akan tetap berjalan bahkan tanpa ada aku, aku akan pergi duluan.”
“Min Hyuk.” Tegur In Joo.
“Bukankah menghadiri pernikahan adalah semua yang kau inginkan? Ibu?” Min Hyuk kemudian pergi.
In
Joo sedikit tersenyum mendengar Min Hyuk memanggilnya ‘ibu’. Aku rasa
Min Hyuk sedikit membela In Joo yang diperlakukan tidak baik oleh ibunya
Se Yeon.
***
Yoo
Jung kembali bekerja di restoran. Dia menyimpan daftar menu di meja.
Ada rekan kerjanya yang membicarakan dirinya, dia tidak percaya
bagaimana bisa Yoo Jung kembali ke sana. Teman yang satunya lagi bilang
bahwa itu adalah perintah dari Presdir. Tidak heran, sejak pagi ini
kondisi manajer tidak baik.
Yoo Jung mendengar
semua perkataan rekan kerjanya itu. Mereka kemudian bergosip lagi
hubungan apa yang dimiliki Yoo Jung dengan Presdir mereka.
Ada
pelanggan datang, dan Yoo Jung menyambut mereka dengan ramah seperti
biasa. Sang manajer melihat Yoo Jung dengan pandangan tidak suka.
Malam
tiba, semua pegawai restoran pulang bersama. Yoo Jung berjalan bersama
Hae Ri di depan, dan di belakangnya manajer bersama pegawai lain.
“Hei, Taeri! Masuklah.” Min Hyuk yang sepertinya sudah menunggu sedari tadi mengagetkan Yoo Jung dan juga yang lain.
Yoo Jung diam saja. Min Hyuk pun turun dan membukakan pintu mobil untuk Yoo Jung, “Masuklah.”
Yoo
Jung tetap diam, dia merasa tidak nyaman dengan pandangan rekan
kerjanya yang lain. Yang kesenangan malah Hae Ri, dia mengajak Yoo Jung
untuk menerima tawaran Min Hyuk, apalagi..kenapa Yoo Jung menolak. Hae
Ri lalu mendorong Yoo Jung untuk masuk ke dalam mobil, tentu dia juga
ikut masuk. Hae Ri mengucapkan terima kasih pada Min Hyuk.
Di dalam mobil, Hae Ri berdecak kagum karena mobilnya benar-benar bagus, “Benarkan eonni?” tanyanya pada Yoo Jung.
“Cara
menyetirmu juga sangat halus, kau seorang pengemudi yang hebat. Dalam
hal apa kau tidak bagus?” tanya Hae Ri pada Gwang Soo yang menyetir. Hae
Ri kemudian bertanya pada Min Hyuk, bagaimana Presdirnya itu bertemu
dengan eonninya. Yoo Jung menghentikan kecerewetan Hae Ri dan memintanya
untuk pulang dengan tenang. Hae Ri pun diam.
Tapi tak lama, dia berbisik pada Yoo Jung, apakah Yoo Jung sudah berterima kasih pada Min Hyuk. Yoo Jung bertanya untuk apa.
“Presdir
menggila pada manajer, untuk mempekerjakanmu kembali dan mengatakan
padanya untuk membawamu kembali. ‘Jika manajer tidak mempercayai
pekerjanya dan membiarkan mereka pergi, apa yang sedang dia coba
lakukan?’.” Hae Ri menirukan ucapan Min Hyuk saat itu dan dia mengatakan
bahwa itu sangat keren.
Min Hyuk yang
mendengarnya tersenyum tipis. Yoo Jung yang terkejut hanya menantap Min
Hyuk dari belakang. Min Hyuk berdehem, malu.
Min
Hyuk dan Gwang Soo membukakan pintu gerbang gudang untuk Hae Ri dan Yoo
Jung. Hae Ri mengajak mereka untuk makan malam disana sebagai ucapan
terima kasih. Yoo Jung menyela bahwa mereka tidak akan mau makan disana.
Yoo Jung meminta Min Hyuk untuk pergi. Hae Ri tak patah semangat dan
mengatakan pada Min Hyuk bahwa Yoo Jung sangat mahir memasak. Min Hyuk
akan sangat menyesal jika tidak memakannya.
“Lupakan tentang makanan, aku ada sesuatu yang ingin dikatakan.” Ujar Min Hyuk lalu masuk ke dalam.
Hae Ri sangat senang dan membawa Gwang Soo masuk ke dalam. Yoo Jung tak bisa melarang lagi.
Dia
menghampiri Min Hyuk yang memainkan lampu. Agak lama Yoo Jung kemudian
bertanya apa yang ingin dikatakan Min Hyuk. Tapi Min Hyuk balik bertanya
apakah tidak ada yang ingin dikatakan Yoo Jung.
“Aku tidak tahu apa yang kau ingin dengar dariku, tapi tidak mempunyai apapun untuk di katakan.” Tegas Yoo Jung.
“Kalau begitu jangan. Karena aku bisa menemukannya.” Ujar Min Hyuk.
“Tidak ada sesuatu yang seperti itu.” tegas Yoo Jung lagi.
“Tentu saja, tetap saja bersikap seperti itu.” (mereka sedang membicarakan apa yang Yoo Jung dan Do Hoon sembunyikan.)
“Presdir..”
“Toko
roti itu…karena itu berada di dalam lingkungan yang buruk, harganya
tidak akan anik, dan itu tidak di jual, menjaganya mendatangkan
kerugian. Mengapa kau tidak membayar hutangmu dengan cepat, dan
mengambilnya kembali.”
Yoo Jung tertegun, tapi tak mengatakan apapun.
Min
Hyuk kemudian memanggil Gwang Soo. Gwang Soo keluar dari rumah dengan
mulut penuh makanan. Min Hyuk mengajak Gwang Soo pulang.
Dari
dalam Hae Ri berteriak menyindir Min Hyuk, orang bilang bahkan jangan
mengganggu anjing yang saat mereka makan. Min Hyuk tidak menaggapi dan
berjalan pergi diikuti Gwang Soo.
***
In
Joo masuk ke dalam ruangan Min Hyuk dan memanggil-manggilnya sambil
membawa pakaian, tapi tak ada jawaban. In Joo masuk ke dalam kamar, dan
melihat kotak kecil merah milik Min Hyuk. Kotak musik yang sudah usang.
In Joo membukanya dan memutarnya. In Joo melihatnya dengan lembut.
“Apa yang kau lakukan?” Min Hyuk menegur In Joo dan membuatnya terkejut.
In
Joo memberitahu bahwa tuxedo Min Hyuk sudah selesai dibuat dan meminta
Min Hyuk mencobanya. Min Hyuk menghampiri In Joo dan merebut paksa kotak
musik itu. Min Hyuk sudah memberitahu In Joo untuk tidak menyentuhnya.
In
Joo menghela nafas, “Saat Ketua membuang semua barang milik ibumu
keluar, orang yang menyelematkan paling tidak ini, adalah aku.”
“Jadi? Jadi kau ingin aku berterima kasih?”
In Joo terlihat sedih, “Tidak. Aku hanya ingin mendengarnya sekali lagi.”
In
Joo kemudian pergi. Min Hyuk membuka kotak musik itu dan membetulkan
letak kaca di dalamnya, lalu menyimpannya kembali di tempatnya.
***
Ayah
dan ibu Do Hoon berada di restoran hotel K. Ayah ragu, apakah tempat
itu benar tempat yang disebutkan. Ibu membenarkan, itu adalah telpon
dari seorang sekertaris untuk datang makan malam disana. Ibu menegur
ayah yang tidak menegakan punggungnya.
“Anak kita bekerja disini, jadi apa yang perlu ditakuti?” ujar ibu pada ayah. Lalu ayahpun menegakan duduknya.
Kemudian
Se Yeon datang menghampiri mereka. Ibu dan ayah terkejut melihat siapa
yang datang. Se Yeon tersenyum memberi salam. Ibu bertanya apakah Se
Yeon akan menemui mereka bersama dengan Do Hoon.
“Tidak. Akulah yang meminta untuk bertemu kalian disini.” Ujar Se Yeon.
Lalu
Do Hoon datang dengan berlari dan menyapa Se Yeon. Se Yeon berbisik
meminta maaf karena tidak berunding dengan Do Hoon terlebih dulu.
“Karena kalian memberikan sebuah makan malam yang sangat hebat, aku ingin membayar kembali.”
“Ah, kau…tidak perlu melakukannya.” Kata ayah terbata-bata.
Se
Yeon mengatakan bahwa makanan disana enak. Dan seharusnya Se Yeon
bergabung, tapi pekerjaannya belum selesai. Se Yeon meminta ayah dan ibu
untuk menikmati makan malamnya. Juga meminta Do Hoon untuk
memperlakukan mereka dengan baik. Se Yeon pun pergi kembali ke mejanya
bersama rekannya.
“Saat kau melihatnya dalam
keadaan seperti ini, dia juga terlihat sangat makmur. Apa yang
dikerjakan keluarganya?” ibu berbisik pada Do Hoon.
“Dia sepertinya di besarkan dengan baik. Dia bersikap sopan pada yang lebih tua.” Ayah menimpali.
Do Hoon tersenyum melihat Se Yeon dari kejauhan. Senyumnya tulus..
***
Gwang
Soo melapor bahwa data yang mereka cari sudah di hapus, dan akan sulit
untuk mendapatkan video kotak hitam itu. Min Hyuk bilang dia bisa
berspekulasi siapa yang bertanggung jawab, tapi dia tidak mempunyai
bukti. “Kau juga ingin tahu kan apa yang ada di dalam video itu, kan?”
Gwang Soo membenarkan.
“Kalau begitu kembalikan (restore).” Ujar Min Hyuk.
***
Gwang
Min berpapasan dengan Do Hoon di lift. Gwang Min akan pergi, tapi
kembali dan bertanya pada Do Hoon apakah dia menyentuh data lain di
kantor keamanan. Do Hoon bertanya apa maksud Gwang Min.
“Aku
mendapatkan telpon bahwa disana ada data yang rusak. Sepertinya Min
Hyuk meminta untuk me-restore-nya. Data apakh yang kalian berdua cari?”
Gwang Min menjelaskan dan bertanya lagi.
Do Hoon
menjawab dengan sedikit emosi, “Aku tidak yakin dengan motif apa kau
menanyakan pertanyaan seperti itu, tapi aku hanya memeriksa data yang
berhubungan dengan Kontruksi Pyeongchang.”
Gwang
Min pun tak bertanya lagi dan pergi. Sementara Do Hoon masuk ke dalam
lift dengan wajah was-was dan menghembuskan nafas lega.
***
Ketua
Jo dan In Joo hendak berangkat ke Jerman. Dia mengatakan Gwang Min
tidak udah mengantarnya. Tapi Gwang Min ingin mengantarnya ke bandara.
Ketua Jo tertawa dan meminta Gwang Min untuk tidak melakukannya.
“Jangan
khawatir. Pastikan untuk membantu Min Hyuk saat aku pergi.” Ujar Ketua
Jo dan diiyakan oleh Gwan Min. Kemudian Ketua Jo mendekat pada Gwang Min
dan setengah berbisik, “Tentang Direktur Ahn Do Hoon. Ada batasan
seberapa banyak dorongan seseorang bisa di limpahkan. Gwang Min, kau
buatlah persiapan dengan baik untuk menghentikannya saat itu mungkin.”
Ketua Jo pun pergi. Gwang Min menghela nafas.
Min
Hyuk turun dari atas dan bertanya mengapa ayahnya itu pergi dengan
waktu yang lama. Ketua Jo adalah pimpinan Grup K, walaupun dia absen
sebentar pasti akan menyebabkan rumor beredar disana. Gwang Min
tersenyum dan menanyakan tentang Kegiatan Mencicipi hari ini, apakah
dipersiapkan dengan baik. Min Hyuk membenarkan.
***
Yoo Jung membantu di dapur, dia membawakan piring-piring dan membantu para chef mengambil bahan makanan untuk di masak.
Gwang
Soo memberikan daftar tamu yang akan hadir di kegiatan hari itu pada
Min Hyuk. Min Hyuk memeriksanya dan ada nama Do Hoon disana. Min Hyuk
terlihat khawatir.
“Kang Yoo Jung pergi kerja
hari ini, kan?” tanya Min Hyuk dan dibenarkan Gwang Soo. Min Hyuk
kemudian mengajak Gwang Soo bergegas pergi ke restoran.
Yoo
Jung masih membantu di dapur. Lalu manajer datang dan memberitahunya
bahwa Presdir mencarinya. Hae Ri yang ada disana bertanya untuk apa Min
Hyuk memanggil Yoo Jung, tapi Yoo Jung menggeleng, dia juga tidak tahu.
Yoo
Jung bengong menatap Min Hyuk. Min Hyuk bilang dia akan membayar Yoo
Jung untuk hari ini. Yoo Jung hanya perlu untuk pergi dari sana. Yoo
Jung tidak mau. Min Hyuk kesal.
“Aku sudah bilang untuk berhenti bekerja hari ini. Sudah berapa kali aku mengatakannya padamu?” Min Hyuk berkacak pinggang.
“Ada
banyak pembicaraan tentang bagaimana aku bisa masuk karena pengaruhmu.
Aku memilih untuk tidak membuat keadaan yang sulit sejak aku memutuskan
untuk bekerja disini.”
“Taeri. Lakukan saja apa yang aku katakan.”
Yoo
Jung tetap tidak mau, tidak bekerja tapi dia di bayar, mengapa dia
harus melakukan itu. Manajer masuk dan mengatakan bahwa para tamu sudah
berdatangan. Yoo Jung menggunakan kesempatan ini untuk berlari kabur
keluar. Min Hyuk hendak mengejarnya, tapi di depan ruangan sudah ada
tamu yang menyapanya, sehingga Min Hyuk tak bisa mengejar Yoo Jung.
Min
Hyuk mencari manajer dan memintanya untuk mengatakan pada Yoo Jung agar
tidak turun ke lantai (melayani tamu). Tapi terlambat, Yoo Jung sedang
dalam perjalanan mengantarkan makanan untuk tamu.
Dan
tamu itu adalah Do Hoon beserta Se Yeon. Yoo Jung bertatap muka dengan
Do Hoon, membuat mereka saling merasa tidak nyaman. Se Yeon yang
mengenali Yoo Jung bertanya apakah Yoo Jung bekerja disana. Yoo Jung
membenarkan. Dia lalu akan memotong steak untuk mereka, seperti yang
dilakukannya pada tamu lain.
“Standar apa yang digunakan untuk menyeleksi pekerja disini?” tanya Se Yeon tajam.
“Itu bukan tugas saya jadi..maafkan saya.”
“Itu lebih tepat untuk mengatakan kau tidak punya malu daripada tidak punya akal.” Ujar Se Yeon lebih tajam lagi.
Min
Hyuk menghampiri mereka dan mengajak untuk diskusi masalah rasa dari
makanan karena hari ini adalah kegiatan mencicipi, bukan hari memeriksa
pekerja. Min Hyuk menyuruh Yoo Jung untuk masuk. Min Hyuk menatap tajam
Se Yeon dan juga Do Hoon.
Yoo
Jung masuk ke dalam dengan memegang dadanya yang tiba-tiba terasa
sesak. Hae Ri menghampirinya dan bertanya apakah Yoo Jung baik-baik
saja. Hae Ri mengumpat. Hae Ri meminta Yoo Jung untuk tidak keluar, dia
yang akan melakukannya. Yoo Jung kemudian minta diambilkan air minum.
Hae Ri akan mengambil air minum, tapi ada seseorang yang masuk ke dapur. Do Hoon. Hae Ri pun memberitahu Yoo Jung.
***
Yoo
Jung dan Do Hoon bicara di dekat toilet. Do Hoon bertanya bukankah
seharusnya Yoo Jung sudah berhenti bekerja. Yoo Jung beralasan sesuatu
terjadi padanya. Sangat sulit menemukan pekerjaan di tempat lain dengan
baik.
“Jika itu sulit, apakah kau mengatakan
bahwa kau hanya bersedia pada siapapun yang akan menolong? Apa kau tahu
siapa Jo Min Hyuk itu? apakah kau tidak tahu mengapa dia memegangmu?”
tanya Do Hoon emosi.
“Oppa. Aku juga tidak
menyukainya. Membencinya. Aku juga mendengar tentang pembebasan
bersyarat. Aku tahu semuanya. Tapi jika aku tetap seperti ini, tidak
bisakah kau yang pertama mempertimbangkan bahwa ada alasannya?”
Do
Hoon menengang, dia bertanya apa yang Yoo Jung bicarakan tentang
pembebasan bersyarat. Tapi Yoo Jung meminta Do Hoon melupakannya saja
karena itu bukan sesuatu yang yang berhubungan dengan Do Hoon. Yoo Jung
pamit kembali bekerja.
Do Hoon menarik Yoo Jung kembali, “Apa yang kau bicarakan?!” Dia membentak Yoo Jung.
“Minggir. Aku akan memastikan kau tidak akan terluka.” Yoo Jung tak takut dan hendak pergi kembali.
Tapi lagi-lagi Do Hoon menahannya, “Kau..berada disini, apakah tidak tahu bahwa itu mencekik leherku?”
“Apakah
ada suatu alasan sehingga aku tidak seharusnya berada disini? Presdir
Jo mengetahui hubungan antara kau dan aku? Tapi apa? Hubungan kita apa?
Kita tidak memiliki hubungan apa-apa sekarang.” Yoo Jung menangis,
merasa kesal dengan sikap Do Hoon yang mengintimidasinya.
Do
Hoon terus membentak dan mengatakan bahwa melihat Yoo Jung baginya
sulit. Melihat Yoo Jung dihadapannya, setiap kali dia merasa kakinya
terbelenggu, dan itu sangat menakutkan. Yoo Jung semakin sakit hati, dia
pergi meninggalkan Do Hoon tanpa berkata apa-apa lagi.
Min
Hyuk mencari Yoo Jung, tapi dia malah bertemu dengan Do Hoon. Do Hoon
berbasa-basi bahwa fasilitas restoran itu bagus dan pekerjanya juga
efisien.
“Jangan bermain dengan Yoo Jung. Kau bilang dengan mulutmu sendiri bhawa dia tidak ada urusannya denganmu.” Ujar Min Hyuk.
“Bagaimana
dengamu Min Hyuk, apa alasan kau tetao mempertahankan Yoo Jung?” Do
Hoon bertanya pada Min Hyuk. Dari jauh tampak Se Yeon menghampiri mereka
dan berdiri di tempat yang masih memungkinkan untuk mendengar. Do Hoon
sepertinya tahu dan sengaja bertanya seperti itu.
“Aku
sudah mengatakannya padamu sebelumnya. Aku mempunyai ketertarikan
padanya. Selama aku tetap melihat Yoo Jung, itu menjadi lebih
menyenangkan. Aku penasaran.”
Do Hoon tersenyum
mengejek, dan berkata bahwa rasa penasaran Min Hyuk itu sebuah masalah.
Min Hyuk bilang Yoo Jung adalah pekerjanya jadi dia akan mengurusnya
sendiri. Dia tidak ada urusannya dengan Do Hoon.
“Apa
kau selesai bicara?” suara Se Yeon mengejutkan Min Hyuk, matanya
membesar, kemudian menoleh. Se Yeon yang kesal meminta Min Hyuk
menemuinya.
Min
Hyuk menatap tajam Do Hoon, dia tahu pertanyaan Do Hoon tadi sengaja
menjebaknya. Do Hoon membalasnya dengan senyuman mengejek.
Se
Yeon melemparkan beberapa contoh undangan di meja di depan Min Hyuk.
Setidaknya dia meminta Min Hyuk untuk memilih, karena Se Yeon tidak
menikah sendirian. Min Hyuk pun melihat-lihat conton undangan itu.
“Wanita itu, apa dia bagimu?”
“Tidak ada alasan untukmu mengetahuinya. Ini bukanlah sebuah pernikahan, tapi bisnis.”
Se Yeon marah mendengar jawaban Min Hyuk, dia berdiri dan pergi begitu saja.
***
Yoo
Jung berjalan pulang sendirian. Di gang rumahnya, ternyata Min Hyuk
sudah menunggu. Min Hyuk berkata Yoo Jung langsung menghilang begitu
acara selesai, tapi mengapa dia baru pulang sekarang. Ini berarti Min
Hyuk sudah menunggu lama. Yoo Jung menatap Min Hyuk.
“Aku
tidak membuat kalian berdua bertemu dengan sengaja. Kau pasti berpikir
bahwa aku yang melakukannya. Waktu itu, aku melakukannya. Tapi kali ini,
itu bukan aku. Jangan marah padaku. Aku sudah mengatakannya padamu. Kau
seharusnya pergi saat aku memintamu.”
“Terima kasih untuk perhatianmu padaku. Sampai jumpa.” Yoo Jung membungkuk dan segera meninggalkan Min Hyuk.
Di
rumah Ahjumma Wang, dan Ja Yoon sedang bernyanyi dan mabuk. Hae Ri
sudah tertidur di meja karena mabuk. Ahjumma Wang meminta Yoo Jung duduk
dan minum. Ja Yoo bilang mereka merayakan bisnis tas mereka yang sedang
berantakan.
“Menyedihkan…tidak, ini sangat
menyedihkan. Apa yang akan kita makan untuk hidup sekarang?” tanya
Ahjumma Wang, lalu dia bernyanyi. Yoo Jung tertawa dibuatnya.
Ja Yoon dan Ahjumma Wang menyuapi Yoo Jung makan.
Ahjumma
Wang lalu bilang, jika mereka menempatkan satu titik pada kata ‘tuan’,
maka itu akan menjadi ‘aneh’. Laki-laki adalah satu-satunya yang
berbalik menjadi aneh setelah wanita putus dengan mereka. “Tapi itu
aneh, saat dia tidak ada disampingku, aku merasa sedih. Saat dia
disampingku, itu sangat bagus.” Ahjumma Wang mengeluh. “Oh, pria adalah
masalah. Benarkan Ja Yoon? Tentu saja. Kau harus makan untuk tetap
hidup, kau tidak butuh seorang pria.”
Hae Ri terbangun, “Itu tidak masalah. Bagaimana bisa cinta berubah?”
“Cinta tidak berubah, orang yang berubah. Jadi, kau harus memilih orang yang pintar. Orang pintar.” Ja Yoon menanggapi.
Yoo Jung tersenyum mendengar obrolan mabuk teman-temannya itu. Seolah memberikan nasehat untuknya.
***
Hae
Ri tidur bersama Yoo Jung. Hae Ri menarik selimut hingga dia memakainya
sendirian. Yoo Jung menyelimuti Hae Ri dengan benar. Yoo Jung berdiri
dan mengambil jaket milik ayah. Yoo Jung menyelimuti diri dengan jaket
ayah sambil duduk. Lalu Yoo Jung menemukan sesuatu di jaket ayahnya.
Sebuah bungkus roti, dan ada bon di dalamnya.
Yoo Jung melihat nama toko dan tanggal pada bon itu. Tanggal dimana ayahnya menghilang dan toko yang dia kenal.
Yoo Jung langsung menuju toko itu dengan membawa jaket ayah dan bon. Dia menyapa ahjumma pemilik toko yang memang dikenalnya.
“Yoo Jung. Kami tidak melihatmu untuk waktu yang lama. Apa yang kau lakuakn disini jam segini?”
Yoo
Jung kemudian menunjukan bon itu, dan bertanya apakah benar bon itu
daro toko ahjumma. Ahjumma itu melihatnya dan membenarkan. Yoo Jung juga
menunjukan jaket ayahnya.
Ahjumma itu tersenyum,
“Ayahmu sering datang kesini dan membeliroti isi krim. Dia tidak bisa
pergi dari tempat dimana dia tinggal selama hidupnya. Tapi, setiap kali
dia datang, ada seorang wanita bersamanya (mungkin ahjumma perawat).
Tapi hari itu, dia datang sendirian. Ah! Ayahmu juga terlihat sangat
baik! Hari itu, dia bahkan mengenaliku.”
Yoo Jung
bertanya lagi apakah hari itu adalah hari di tanggal yang tertera di
bon. Ahjumma itu tidak tahu apakah hari itu adalah malam itu atau bukan.
Yoo Jung berjalan ke arah rel kereta, dia mengingat kata-kata terkahir yang di dengar dari ahjumma pemilik toko.
“Kau
tahu, hari itu turun hujan. Seorang pria datang dan membawanya pergi.
Bukankah dia adalah pria yang seharusnya menjadi suamimu?”
Yoo Jung memandang langit.
***
Se
Yeon masuk ke dalam ruangan Min Hyuk, dan duduk di sofa. Min Hyuk ada
disana sedang melihat berkas, dan tidak mengindahkan kedatangan Se Yeon.
Se Yeon lalu melihat novel Wuthering Heights
tertelungkup di meja. Se Yeon berkata Min Hyuk pasti memiliki banyak
waktu bebas, karena bahkan Min Hyuk punya waktu membaca sebuah buku.
“Itu
semua karena kau. Karena kau masuk ke dalam dewan direksi, tidakkah kau
berpikir bahwa kau bisa memperlakukanku seperti sebuah boneka.” Min
Hyuk berkata tanpa menatap Se Yeon.
“Aku sudah bilang, bukan seperti itu. Dewan direksi sudah…” Se Yeon berusaha menjelaskan tapi di potong Min Hyuk.
“Aku
tidak peduli. Itu tidak akan menjadi masalah jika mereka memecatku
dengan suara bulat. Hal yang penting adalah kau. Kau tidak bisa
melakukan itu.”
“Min Hyuk…”
“Aku sudah memberitahumu. Jangan menarik Do Hoon di dekatmu. Kita..kita bahkan bukan lagi teman. Keluar dari ruanganku.”
Se
Yeon berkaca-kaca, jelas dia terluka. Tapi Min Hyuk juga terluka,
mereasa dikhianati oleh orang yang sudah dianggap benar-benar seorang
teman. Se Yeon keluar ruangan Min Hyuk dan berhenti sebentar di dekat
jendela menenangkan diri, Min Hyuk juga terdiam di ruangannya.
Yoo
Jung hendak pergi bekerja ke restoran. Di depan rumah, Gwang Soo sudah
menunggu dan meminta Yoo Jung untuk masuk ke dalam mobil. Hari ini, Min
Hyuk ingin Yoo Jung untuk bekerja di rumahnya. Mereka sudah bicara
dengan pihak restoran.
Tapi Yoo Jung menolak.
Dia meminta Gwang Soo untuk memberitahukan pada Min Hyuk bahwa dia akan
pergi ke restoran. Yoo Jung pun berjalan pergi. Gwang Soo menahan
pundaknya. Ini menandakan bahwa itu perintah yang tak bisa di tolak.
Gwang
Soo membawa Yoo Jung menghadap Min Hyuk yang sedang sarapan. Yoo Jung
bertanya mengapa Min Hyuk memanggilnya. Karena Yoo Jung adalah
pekerjanya, Min Hyuk memintanya untuk bekerja disana hari ini.
“Karena
aku mengirim pekerjaku yang bekerja disini untuk liburan, rumah menjadi
berantakan. Lebih baik kau melakukannya.” Lalu Min Hyuk berdiri, dan
meminta Yoo Jung untuk membersihan bekas sarapannya juga.
Yoo Jung tak bisa berkata apa-apa lagi.
Dia berjalan di rumah besar itu dan mencoba membersihkan kaca, tapi tidak ada kotoran yang menempel di lap yang digunakannya.
“Siapa kau? Dimana Ahjumma Myung Ae?” Min Joo bertanya pada Yoo Jung yang masih asing baginya.
Yoo
Jung mengatakan bahwa Ahjumma itu sedang liburan. Min Joo heran mengapa
liburan tiba-tiba. Min Joo ingin makan sesuatu yang pedas.
Yoo Jung memasak untuk Min Joo. Min Joo mencicipinya dan merasa bahwa rasanya sangat enak.
“Eonni, makan bersamaku. Ini benar-benar enak.” Min Joo menyuruh Yoo Jung untuk duduk. Yoo Jung tersenyum.
Lalu,
Gwang Soo lewat di dekat situ. Yoo Jung memanggilnya, dan bertanya
apakah Gwang Soo sudah makan. Akhirnya Gwang Soo pun duduk dan di meja
makan, Yoo Jung menyodorkan makanan buatannya dan meminta Gwang Soo
untuk mencicipi.
“Makan
itu. Cepatlah! Kau hanya mendengarkan Oppa Min Hyuk, Cepat!” Min Joo
tak sabar menunggu Gwang Soo mencicipi makanannya. Gwang Soo makan, Min
Joo bertanya bagaimana rasanya, apakah enak. Gwang Soo membenarkan
dengan ekspresi datar.
“Ada apa dengan reaksimu? Kau benar-benar membosankan seperti kakakku bahkan walaupun kalian berdua bukan saudara.”
Gwang
Soo makan dengan lahap. Min Joo lalu bertanya apa makanan kesukaan
Gwang Min, apakah ada sesuatu yang disukainya. Gwang Soo menjawab ramen.
Gwang Min menyukainya. Min Joo tak percaya dan Yoo Jung tersenyum.
“Saat dia masih muda, dia mengatakan dia memakannya dengan baik.” Jelas Gwang Soo.
Ketika
Gwang Soo hendak menyuap kembali, belum sampai mulut, dia melihat
kedatangan Min Hyuk. Serta merta, Gwang Soo berdiri dan pindah ke
pinggir meja.
“Oppa, coba ini. Eonni yang baru, dia benar-benar bagus dalam memasak.” Ujar Min Joo pada Min Hyuk.
Min
Hyuk tidak menanggapi Min Joo, lalu meminta dibuatkan kopi dan kembali
pergi. Gwang Soo akan membuatkan kopi, tapi di larang Yoo Jung. Dia yang
akanmembuatnya dan meminta Gwang Soo melanjutkan makannya.
Yoo Jung masuk ke ruangan Min Hyuk dan menyimpan kopinya di meja sesuai perintah Min Hyuk.
“Aku
sudah membersihkan semuanya. Tidak ada lagi untuk dikerjakan. Jika kau
tidak memiliki apapun untuk aku kerjakan, aku akan pergi.”
“Mengapa
kau tidak memiliki apapun untuk dikerjakan? Tidak.” Min Hyuk
menggerakan matanya, berpikir untuk mencari-cari hal yang bisa
dimintanya pada Yoo Jung.
Min
Hyuk pindah ke sofa, dan meminta kopinya di pindahkan juga. Min Hyuk
lalu menyerahkan novel Wuthering Weight untuk dibaca Yoo Jung.
“Aku
ingin tahu tentang ceritanya tapi aku terlalu sulit untuk membacanya.
Baca itu dan buat sebuah ringkasan.” Perintah Min Hyuk.
Yoo
Jung diam saja, Min Hyuk meminta kembali Yoo Jung untuk melakukannya
sekarang juga. Yoo Jung pun duduk di sofa depan Min Hyuk, tapi Min Hyuk
memintanya pindah ke kursi kerja Min Hyuk. Yoo Jung menurut tanpa
membantah sedikitpun. Min Hyuk tersenyum, dia bebas melihat Yoo Jung
dari posisi mereka duduk masing-masing.
Min Hyuk mencuri-curi pandang pada Yoo Jung yang membaca novel.
***
Do
Hoon berlari masuk ke dalam rumah So Yeon dengan cemas. Se Yeon yang
duduk ditangga dan mabuk memanggilnya, Do Hoon benar-benar datang ketika
dia memanggilnya. Dengan nada tinggi, Do Hoon bertanya apakah Se Yeon
memanggilnya untuk melihatnya seperti itu.
“Kau satu-satunya orang yang aku tunjukan diriku seperti ini.” Ujar Se Yeon.
“Mengapa
kau terlihat sangat sedih? Apakah ini karena kau bertemu dengan Min
Hyuk? Aku pikir persiapan pernikahan berjalan dengan baik.”
Se
Yeon bilang kelihatannya memang begitu, tapi dia pikir itu semakin
menjauh. Do Hoon pikir itu caranya Se Yeon untuk mendapatkan Min Hyuk.
Se Yeon menjadi sedih karena Min Hyuk, Do Hoon tidak mau melihatnya.
Se
Yeon tersenyum, meminum winenya hingga habis, kemudian turun dari
tangan dan hendak menuangkan kembali wine. Do Hoon mencegahnya dan
meminta Se Yeon untuk berhenti minum.
Mereka berdiri berhadapan.
“Kau
seharusnya lahir di keluarga yang lebih baik. Kemudian keluargamu
dengan dengan keluargaku, aku mungkin akan menyukaimu lebih dulu
daripada Min Hyuk.”
“Tidak ada seorangpun yang
terlahir dengan memilih orang tua mereka. Saat sebuah keluarga dibentuk,
tidak ada pilihan. Kecuali pasanganmu (suami/istri). Tapi apa kau tahu
sesuatu? Se Yeon, satu-satunya pilihan yang kau miliki, kau
memberikannya pada dirimu sendiri. Kau mau minum, kan? Kalau begitu
minumlah.” Do Hoon berjalan pergi meninggalkan Se Yeon.
Se
Yeon berteriak memanggilnya dan meminta Do Hoon kembali mendekat.
Begitu mendekat, Se Yeon memegang tangan Do Hoon. Se Yeon memasang wajah
sedihnya. Do Hoon menarik Se Yeon mendekat dan hendak menciumnya. Se
Yeon menampar Do Hoon, kemudian tertawa dan mendorongnya.
Se
Yeon duduk, dan meminta Do Hoon untuk minum bersamanya. Dia akan
memanggilnya supir pengganti untuk Do Hoon. Se Yeon tersenyum dan
menuangkan wine untuk Do Hoon.
***
Min
Hyuk tertidur sambil tersenyum di sofa. Yoo Jung membangunkannya. Min
Hyuk segera duduk. Yoo Jung pamit pulang. Min Hyuk meminta Yoo Jung
untuk kembali bekerja di rumah itu besok. Yoo Jung hendak menolah. Tapi
Min Hyuk adalah Presdirnya, jadi Yoo Jung harus datang. Min Hyuk
mengatakan itu dengan mata setengah terbuka.
Min Hyuk lalu melihat ringkasan yang dibuat oleh Yoo Jung. Matanya terbuka lebar. Min Hyuk membacanya.
“Heathcliff
dan Catherine ditakdirkan untuk saling mencintai…tapi Catherine
berakhir dalam pernikahan kontrak pada seorang bangsawan. Catherine
tidak sempat mendengarkan pengakuan cintanya dan Heathcliff mencoba
membalas dendam pada Catherine yang sudah menikah.”
Min
Hyuk lalu mengingat perkataan Se Yeon ketika dia menyuruh Min Hyuk
membaca buku itu, sebuah pembalasan dendam yang dimulai karena cinta,
bagaimana itu akan berakhir.
“…Heathcliff yang kehilangan cinta sejatinya Catherine, meninggal dalam kesendirian.”
Min Hyuk merenung.
***
Ja
Yoon bertanya pada Yoo Jung tentang Min Hyuk. Hanya karena dia
meminjamkan beberapa uang pada Yoo Jung, tidakkah dia mengambil
keuntungan dari Yoo Jung. Hae Ri menimpali, Presdirnya tidak melakukan
itu karena uang. Yoo Jung bilang Min Hyuk tidak terlihat memanggilnya
untuk mengambil keuntungan darinya.
Ja Yoon mengingatkan kembali Yoo Jung, untuk sadar.
“Tapi
eonni, berapa lagi kau akan pergi? Manajer sangat marah hari karena
jadwal kerja semuanya berantakan. Dia sangat mengganggu mengatakan bahwa
mungkin dia harus mencari pekerja paruh waktu lain…” ujar Hae Ri.
“Aku akan mengatakan padanya besok. Ini tidak seperti yang terlihat.” Yoo Jung kemudian tidur.
***
Yoo
Jung kembali bekerja di rumah Min Hyuk. Dia membersihkan kamar Min
Hyuk. Yoo Jung melihat kotak musik Min Hyuk dan membukanya. Lalu dia
mendengar suara erangan Min Hyuk. Yoo Jung menghampirinya dan berusaha
membangunkannya, tapi Min Hyuk tidak bangun dan terus mengerang. Min
Hyuk terlihat seperti mimpi buruk, atau demam, karena keringat membasahi
wajahnya.
Yoo
Jung kemudian mengambil berkas yang ada di kasur. Yoo Jung melihat
tanda tangan Min Hyuk, dan dia teringat pada tanda tangan pria yang
membayar tagihannya di rumah sakit waktu itu. Yoo Jung juga mengingat
bahwa pria yang berada di sampingnya sepanjang malam waktu itu adalah
Min Hyuk, bukan Do Hoon. Wajah yang samar-samar dia lihat waktu itu,
sekarang teringat jelas, bahwa itu memang Min Hyuk.
Min Hyuk terbangun, “Apa yang kau lakukan sekarang?”
“Ini. Ini. Aku harus mencucinya. Tolong pindah.” Yoo Jung menarik-narik sprei kasur yang masih di duduki Min Hyuk.
Min
Hyuk terjatuh, mengapa seorang gadis bisa memiliki tenaga sekuat itu.
Yoo Jung menggulung spreinya dan akan pergi, dia berhenti lalu berbalik
menatap Min Hyuk.
“Terima kasih. Hari itu, kau membawaku ke rumah sakit. Untuk menyelamatkanku, terima kasih.” Ucap Yoo Jung tulus.
Min
Hyuk menyembunyikan kegugupannya karena ketahuan dengan mengatakan
siapa yang menyuruh Yoo Jung pingsan di gedung orang lain. Min Hyuk
kemudian meminta Yoo Jung pergi. Setelah Yoo Jung pergi, Min Hyuk
terduduk di kasur dan memegang kepalanya.
Yoo
Jung membuat jemuran di samping rumah Min Hyuk, tepatnya di dekat kamar
Min Hyuk. Min Hyuk memperhatikannya dari balkon kamar. Min Hyuk melihat
Yoo Jung yang menjemur seprei dengan senyuman di wajahnya, dan Min Hyuk
pun tersenyum. Matanya tak luput kemanapun Yoo Jung bergerak.
Setelah
Yoo Jung masuk kembali ke dalam, Min Hyuk mengenang ketika dia melihat
Yoo Jung mengangkat baju San dari jemuran di penjara. Min Hyuk mengingat
senyum Yoo Jung waktu itu, saat bersama San. Min Hyuk mendesah.
Yoo
Jung bersiap pulang. Min Hyuk turun dari atas, dia terlihat masih
sakit. Yoo Jung mengatakan dia akan pergi, jika tidak ada lagi yang
harus dia kerjakan.
“Mulai besok, aku akan pergi
ke restoran. Aku mendengar pekerja lain memiliki waktu yang sulit
karenaku.” Yoo Jung merasa tidak nyaman. Min Hyuk tidak mengatakan
apapun. Maka Yoo Jung pun membungkuk menghormat dan kemudian pergi. Min
Hyuk terus memandang Yoo Jung hingga punggungnya tak telihat lagi.
***
Yoo
Jung sampai ke rumah, saat dia membuka pintu gerbang. Ada seseorang
yang mengintai, dia Hye Jin. Hye Jin menyusul Yoo Jung masuk ke dalam.
Hye Jin memanggilnya, “Eonni…”
Ja Yoon yang juga berada disana, dengan cepat menjambak dan mendorong Hye Jin. Yoo Jung menahan Ja Yoon.
Ja Yoon emosi dan berteriak pada Yoo Jung, “Aku tidak akan puas bahkan jika aku banyak memukulnya. Mengapa kau menghentikanku?”
Yoo Jung menoleh pada Hye Jin, “Tidakkah kau mengatakan apa yang kau inginkan waktu itu? Mengapa kau datang kesini?”
“Apa ini? Kalian berdua sudah bertemu? Tapi kau melepaskannya begitu saja?” Ja Yoon masih emosi.
Hye
Jin menangis dan menghampiri Yoo Jung, “Eonni. Maafkan aku. Aku tidak
tahu. Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak. Karena aku memikirkan San.
Aku benar-benar minta maaf. Jika aku tidak mengatakan ini, aku akan
menyesalinya selamanya.”
Ja
Yoo mencengkram kerah Hye Jin. Jika Hye Jin menyesal, lalu mengapa dia
melakukan hal itu pada anak kecil. Nama San keluar dan masuk begitu saja
dari mulutnya. Hye Jin masih menangis, dia benar-benar tidak tahu. Ja
Yoon kembali mendoron Hye Jin, apakah Hye Jin manusia, membuat seluruh
badan anak kecil menjadi biru. Hye Jin kembali mengatakan baha dia tidak
tahu.
Yoo Jung diam saja, matanya berkaca-kaca. Kembali dia teringat pada San. Air matanya tak tertahan lagi, Yoo Jung menangis.
“Hentikan. Tolong. Mengatakan bahwa kau tidak tahu, itu bukan sebuah alasan untuk bisa dimaafkan.”
Hye
Jin terus menangis, menyesal. Ja Yoon memandang iba Yoo Jung, matanya
juga berkaca-kaca. Bagaimanapun dia tahu perasaan Yoo Jung.
Yoo
Jung kemudian menerima pesan dari Do Hoon. Do Hoon ada di depan rumah,
dia menunggu Yoo Jung. Yoo Jung pun keluar dan masuk ke dalam mobil Do
Hoon.
Lama terdiam, Yoo Jung akhirnya bertanya
mengapa Do Hoon mencarinya, bukankah dengan melihatnya Do Hoon merasa
terluka. Do Hoon berpikir bahwa Min Hyuk memulai kembali penyelidikan
kasus tabrak lari itu.
Do Hoon menoleh dan menatap Yoo Jung dengan tatapan menuduh, “Apakah itu kau?”
“Oppa.” Yoo Jung tak percaya Do Hoon menuduhnya begitu.
“Apakah
kau merasa kau diperlakukan tidak adil? Lalu bagaimana seharusnya aku
mengartikan kedekatanmu dengan Min Hyuk.” Do Hoon membentak Yoo Jung.
Yoo Jung berkata bahwa itu buka seperti yang Do Hoon pikirkan.
“Aku tidak khawatir. Kau lah yang menyetir. Kau, memutuskannya sendiri.” Do Hoon menatap tajam Yoo Jung. Astagaaa….)
Yoo
Jung tak pecaya, “Itu..kau datang untuk menegaskan hal itu?” Yoo Jung
benar-benar tak percaya atas kelakukan Do Hoon itu. Yoo Jung keluar dari
mobil.
Do Hoon bersiap akan menjalankan mobilnya, tapi Yoo Jung mengetuk kaca pintu mobilnya. Do Hoon membuka kacanya.
“Aku
mempunyai sesuatu untuk ditegaskan juga. Kemarin, toko di depan rel
kereta itu, ahjumma pemilik toko mengatakan bahwa dia melihatmu di hari
Ayah menghilang. Dia bilang bahwa kau membawa Ayah. Apakah itu benar?”
Yoo Jung menatap Do Hoon, dan dalam wajah Do Hoon terlihat jelas dia ketakutan.
“Tidak. Dia mungkin salah melihat.” Do Hoon menjawab dengn nada datar.
“Apakah itu benar?”
Do Hoon hanya menjawab, “Ya.” Tidak membuka semua mulutnya seperti tadi saat membentak Yoo Jung.
“Bohong.” Yoo Jung masih menatap Do Hoon dalam-dalam. “Oppa, kau tidak tahu caranya berbohong.”
Tanpa mengatakan apa-apa lagi Do Hoon memalingkan wajahnya ke depan, dengan pandangan kosong, dia menjalankan mobilnya.
Hye
Jin berlari keluar dari dalam dan melihat ke arah mobil yang menjauh.
Hye Jin menghampiri Yoo Jung dan bertanya apakah orang itu (Do Hoon)
mengatakan sesuatu lagi. Yoo Jung bingung, apa yang dimaksud Hye Jin
dengan ‘lagi’.
“Orang itu, yang ingin menghentikan pembebasan bersyaratmu.”
Mata Yoo Jung membesar, “Apa maksudmu?”
Terbata Hye Jin berkata, “Dia memberitahuku untuk menghentikan pembebasan bersyaratmu….”
“Katakan
padaku dengan jelas. Apakah kau melihat dengan benar? Apakah itu orang
itu!” Yoo Jung membentak Hye Jin, tidak sabar untuk mendapat penjelasan.
Takut-takut Hye Jin membenarkan, “Itu benar..pria itu yang datang untuk pelayanan masyarakat.”
Yoo
Jung mendesah dan menangis. Tubuhnya lemas, dadanya terasa sesak. Dia
menatap ke arah Do Hoon pergi dengan pandangan benci. Yoo Jung berteriak
dalam tangisnya.
Yoo Jung mendatangi daerah pinggir rel kereta, di depan toko. Dia melihat ada CCTV disana.
***
Ja
Yoon mengantarkan Yoo Jung ke kantor polisi. Ja Yoon berkata mengapa
itu sulit. Beralasan saja bahwa kau membutuhkan CCTV karena beberapa
orang menggores mobilmu dan kau memerlukannya untuk menemukan orang itu.
Sebanyak ada orang yang menunggu untuk di percaya, ada orang yang tidak
bersalah. Tidak ada yang salah dengan tidak mempercayai binatang
berbulu hitam.
Ja Yoon keluar dari mobil, “Kau tunggu disini. Itu adalah January terakhir kan?”
Ja Yoon berjalan menuju kantor polisi.
***
“Dia tidak datang?”
“Sepertinya dia ijin sakit pada restoran.”
Min Hyuk kemudian meminta Gwang Min untuk mencari tahu tentang kondisi Yoo Jung.
***
Yoo
Jung memegang flashdisknya, sejenak ragu untuk membukanya. Yoo Jung
membuka isi flashdisk itu. Dia melihat rekaman CCTV di dekat toko depan
rel kereta.
Di rekaman, tampak ayah keluar dari
toko dan memakan roti yang dibelinya. Ayah jongkok di pinggir jalan. Yoo
Jung melihatnya dengan sedih.
***
Sementara itu, Do Hoon berhenti di pinggir sungai Han. Dia mengingat perkataan Yoo Jung kemarin malam.
“Aku
mempunyai sesuatu untuk ditegaskan juga. Kemarin, toko di depan rel
kereta itu, ahjumma pemilik toko mengatakan bahwa dia melihatmu di hari
Ayah menghilang. Dia bilang bahwa kau membawa Ayah.”
Do Hoon mengambil sesuatu dari laci mobil. Dia menggenggamnya erat. Terngiang kembali kata-kata Yoo Jung.
“Apakah itu benar? Bohong. Oppa, kau tidak tahu caranya berbohong.”
Do Hoon berteriak dan mengguncang-guncang setir mobilnya.
***
Yoo Jung masih melihat rekaman CCTV.
***
Do Hoon berdiri dipinggir sungai. Dia membuka genggaman tangannya. Itu adalah tanda pengenal ayah Yoo Jung.
Diperlihatkan
kembali adegan ketika Yoo Jung menemukan ayahnya yang sudah meninggal,
dan tidak ada tanda pengenal di tangannya. Tapi ini bukan kenangan Do
Hoon.
Do Hoon menggenggam erat tanda pengenal lagi.
Diperlihatkan
adegan saat Do Hoon pertama kali memberikan tanda pengenal untuk ayah.
Tanda pengenal itu dirancang agar pemakai tidak bisa membukanya sendiri.
***
Yoo Jung melihat di rekaman CCTV, Do Hoon tiba di tempat ayah berdiri dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Diperlihatkan
adegan saat Do Hoon membawa ayah masuk ke dalam mobil, dan ayah
mengatakan bahwa dia mengingat bahwa Do Hoon yang menyetir tapi membuat
Yoo Jung yang menerima hukumannya.
***
Do
Hoon melemparkan tanda pengenal ayah ke sungai Han. ( kita tahu siapa
pria di adegan di awal episode 1, yang melemparkan tanda pengenal ayah.)
***
Yoo
Jung berlari ke tempat ayah terakhir di temukan Do Hoon, seakan
mengejar Do Hoon yang membawa ayah. Tapi, sudah terlambat, ayah sudah
tidak ada disana.