Do Hoon mengajak Yoo Jung untuk pergi keluar, ada yang ingin dibicarakannya. Do Hoon menarik tangan Yoo Jung.
Yoo
Jung melepaskan tangan yang dipegang Do Hoon begitu dia melihat Min
Hyuk datang. Min Hyuk berjalan dengan cepat ke arah mereka. Min Hyuk
menabrak bahu Do Hoon, lalu memegang pundak Yoo Jung.
“Kau
ini apa? Apa yang telah kau lakukan?!” Min Hyuk berteriak. “Kau…apa
yang telah kau lakukan?” Min Hyuk bertanya lagi dengan nada lebih
rendah, matanya memerah. Yoo Jung terlihat bingung dengan maksud Min
Hyuk.
Do
Hoon melepaskan tangan Min Hyuk yang mencengkram Yoo Jung, dan bertanya
apa yang sedang dilakukan Min Hyuk. Min Hyuk bilang itu adalah sesuatu
yang seharusnya dia katakan.
“Pergilah.” Ujar Do Hoon pada Yoo Jung. Lalu Yoo Jung bergerak pergi.
“Jangan
pergi.” Ujar Min Hyuk menghentikan langkah Yoo Jung. “Di depanku,
jangan…memberikan perintah pada wanita ini.” Min Hyuk menatap tajam Do
Hoon.
Do Hoon mengatakan dia tidak mempunyai alasan untuk mendengar sesuatu seperti itu dari Min Hyuk.
Min
Hyuk marah, dia memukul Do Hoon. Yoo Jung berusaha melerai dan
memegangi Min Hyuk, lalu melihat keadaan Do Hoon. Jas yang menutupi
tubuhnya terlepas.
“Apa kau gila? Mengapa kau terus memukul orang?!” Yoo Jung berteriak pada Min Hyuk.
“Apa? Kau ini apa?!” Min Hyuk kembali berteriak.
Do
Hoon mengusap darah di bibirnya, lalu dia menarik Yoo Jung keluar.
Sedangkan Min Hyuk mengusap air mata yang keluar dari matanya, dan
berkata bahwa dia sangat terganggu.
Do
Hoon menarik Yoo Jung hingga ke pinggir jalan dekat mobilnya. Dia
mendorong (bukan mendorong, apa ya, kasar gitu pokonya) Yoo Jung berdiri
di depannya. Do Hoon kembali memegang bibirnya. Yoo Jung hendak
memeriksanya, tapi Do Hoon menepis tangannya dengan kasar.
“Apa yang akan membuatmu mendengarku? Jo Min Hyuk, dia tahu sudah mengetahui hubungan antara kau dan aku.”
“Apa yang kau katakan?” Yoo Jung masih tidak mengerti.
Do Hoon berteriak, “Dia tahu tentang kita, dan dia melakukan omong kosong ini!”
“Tidak mungkin! Apa kau bilang dia tahu, tapi tetap membuat kita bertemu?” Yoo Jung tidak percaya.
“Itulah mengapa aku mengatakan padamu untuk menjauh darinya.”
Do Hoon lalu menerima panggilan telpon, dia masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Yoo Jung begitu saja di pinggir jalan.
Yoo Jung menatap kepergian Do Hoon dengan pandangan kosong.
Dia
lalu berjalan sendirian di keramaian jalanan. Dia mengingat kembali
kejadian di pesta tadi saat Min Hyuk mempertemukannya dengan Do Hoon,
dan saat Do Hoon bertanya apakah Yoo Jung juga akan menjual tubuhnya
jika disuruh Min Hyuk.
Yoo Jung menangis. Yoo
Jung menyandarkan kepala pada pohon di pinggir jalan. Dia mengenang saat
Do Hoon melamarnya, dan saat Do Hoon berlari turun dari bus untuk
menemuinya di hari pertama mereka bertemu. Ketulusan Do Hoon yang
sekarang sudah lenyap, dan Yoo Jung mulai menyadarinya sejak malam itu.
Yoo Jung menangis semakin kencang.
Secret
Episode 9
Se
Yeon mengangkat tangannya. Dan setelah melihat Se Yeon dengan berani
mengangkat tangan tanda setuju, maka beberapa anggota rapat yang semula
ragu akhirnya mengangkat tangan.
“Maka, dengan
dengan 8 suara, yang mana lebih dari setangah dari 12 direktur,
pemecatan Presiden Jo Min Hyuk telah ditetapkan.”
Se Yeon keluar ruangan dengan tersenyum puas.
Sementara
itu di kediaman Jo, Gwang Soo mendapatkan satu tamparan keras dari
Ketua Jo yang menanyakan apa saja yang dilakukan Gwang Soo. Ketua Jo
menempatkannya di dekat Min Hyuk dengan alasan agar Gwang Soo menjaga
Min Hyuk.
“Dimana kau dan apa yang kau lakukan
hingga menyebabkan kecelakaan seperti ini?” Ketua Jo menanyakan perihal
perkelahian Min Hyuk dengan Jae Ha.
Gwang Soo menunduk meminta maaf. Ketua Jo bilang jika Gwang Soo meminta maaf apakah itu akan menyelesaikan segalanya.
“Hentikan, Ayah. Itu terjadi saat dia sedang melakukan suatu pekerjaan yang aku minta.” Min Hyuk membela Gwang Soo.
Kemudian
Gwang Min yang juga ada disana mengatakan pada Min Hyuk bahwa telah
dilakukan rapat untuk pemecatan Min Hyuk sebagai Presiden. “Diantara
siapa yang setuju, Shin Se Yeon termasuk di dalamnya.”
Min
Hyuk tampak terkejut, Se Yeon benar-benar marah padanya. Min Hyuk ingin
menjelaskan sesuatu pada Ketua Jo, tapi Ketua Jo membentak memintanya
untuk keluar.
Min
Hyuk keluar dari ruangan kerja Ketua Jo dan berpapasan dengan Do Hoon
yang hendak ke ruangan Ketua Jo. Min Hyuk mendekati Do Hoon, sangat
dekat dan menatapnya tajam. Kemudian Se Yeon datang, dan melihat luka di
bibir Do Hoon. Se Yeon menghela nafas dan melirik kesal pada Min Hyuk.
“Apakah itu kau? Apakah tidak cukup dengan apa
yang kau lakukan pada Jae Ha, kau juga melakukannya pada Do Hoon? Kau
melakukannya pada orang lain dan tidak meminta maaf?” Se Yeon menegur
dengan nada tinggi.
“Aku
sudah mengatakannya padamu untuk tidak berpihak pada orang lain di
depanku. Permintaan maaf, akulah yang seharusnya mendapatkannya.” Min
Hyuk menatap tajam Do Hoon.
“Permintaan maaf apa yang kau bicarakan?” ujar Do Hoon memancing emosi.
“Permintaan
maaf apa?” Min Hyuk mencengkram kerah Do Hoon dan mendorongnya ke
dinging. Min Hyuk benar-benar emosi. Se Yeon melepaskan tangan Min Hyuk
yang mencengkram Do Hoon dan mengajal Do Hoon untuk pergi. Seperti
biasa, Se Yeon menyenggol bahu Min Hyuk.
“Jika
kau menginginkan hotel, kenapa kau tidak mengatakannya saja? Maka, aku
akan memberikannya padamu sebagai hadiah pernikahan.” Ujar Min Hyuk
menghentikan langkah Se Yeon.
“Bukan hotel yang
aku inginkan. Apakah tidak cukup kau membawa wanita pada sebuah tempat,
dimana semua orang yang kita kenal hadir, kau bahkan berkelahi untuk
wanita itu? ke tingkat mana lagi kau akan pergi? Apakah kau tahu
bagaimana kau membuatku terlihat menyedihkan?” Se Yeon meninggikan
suaranya.
“Se Yeon, Ketua bisa mendengarnya.” Do Hoon memperingatkan Se Yeon.
“Jangan kau berani ikut campur!” Min Hyuk berteriak membantaj Do Hoon.
Do
Hoon tidak mengindahkan peringatan Min Hyuk dan mengajak Se Yeon pergi.
Se Yeon pun menurut. Mereka masuk ke dalam ruangan kerja Ketua Jo.
(kasihan Min Hyuk…)
Se
Yeon menyerahkan hasil rapat pemegang saham pada Ketua Jo. Dia
mengatakan jika Min Hyuk tetap mempertahankan posisinya sebagai Presdir,
situasinya akan lebih sulit untuk membuat kakinya melangkah kembali ke
hotel. Ketua Jo bertanya apakah itu alasannya mengapa Se Yeon mengangkat
tangan dan mendorong Min Hyuk lebih dulu.
“Ada
dua orang yang benar-benar berada di pihak anda, saya mengkonfirmasinya.
Jika kita memanggil kembali Min Hyuk tahun depan di reorganisasi dewan
pengurus direktur…”
“Itu..itu bukan kau, tapi aku yang memutuskan.” Ujar Ketua Jo memotong pembicaraan Se Yeon.
Lalu
Ketua Jo menanyakan pada Do Hoon mengapa Do Hoon tidak mencari tahu
saat hal itu sudah direncakan. Do Hoon hanya membenarkan saja. Ketua Jo
melihat luka di bibir Do Hoon dan menanyakan, Do Hoon hanya bilang itu
bukan apa-apa.
***
Min Hyuk duduk di bar rumahnya memandangi foto pertunangan Do Hoon dan Yoo Jung. Dia mengingat kata-kata Yoo Jung.
“Seumur
hidupku…seumur hidupku, aku takkan pernah melupakan itu. Bagaimana aku
bisa melupakannya? Apa yang membuatku malu adalah…apa yang telah aku
perbuat pada orang yang meninggal itu.”
“Ya. Aku melakukannya. Apa yang kau inginkan? Setelah kau menggangguku bertahun-tahun, apakah itu belum cukup sekarang?”
Min
Hyuk berkata sendiri, Yoo Jung gila, apa yang telah dia lakukan. Min
Hyuk menutup foto itu. Dia mengepalkan tangan dan memukulkannya ke meja.
Min Hyuk bertanya pada Gwang Soo, bagaimana bisa ada hal memuakkan seperti itu.
Gwang Soo mendekat, “Aku hanya mengkonfirmasi bahwa mereka ada di cafĂ©. Apakah mereka dalam mobil bersama, aku tidak yakin…”
“Setelah
pertunangan…saat mereka datang bersama, dalam hujan itu, mereka pergi
terpisah? Apakah itu mungkin?” Min Hyuk melihat kembali foto itu.
Gwang
Min datang ke bar, dan meminta Gwang Soo untuk keluar. Gwang Min
menghampiri Min Hyuk ikut menuangkan minum untuknya sendiri. Gwang Min
berkata Jae Ha sepertinya kali ini akan memegang kata-katanya.
“Tidak
peduli bagaimana rendah dan kotornya kelakuan dia, nama Se Gwang adalah
bukan sesuatu yang bisa kita tidak hormati. Jae Ha ingin kau secara
langsung meminta maaf padanya. Kau temui Jae Ha besok.”
“Permintaan
maaf? Aku bisa melakukannya sebanyak yang dia minta. Akan tetapi
katakan pada anak itu untuk meminta maf duluan, pada wanita yang sudah
dia buat kesalahan padanya.”
“Siapa wanita itu?” tanya Gwang Min.
Min Hyuk menatap Gwang Min agak lama, “Seseorang yang membuatku khawatir.”
“Seorang wanita yang menyusahkanmu, lebih dulu, kau harus hati-hati.”
***
Yoo
Jung melamun di kamar mandi, hingga dia tidak sadar air mengalir begitu
saja dari kran. Yoo Jung memandangi baju yang dia kenakan semalam dan
mengingat penghinaan Jae Ha padanya. Saat Jae Ha mengatakan dia adalah
barang murahan, dan melemparkan uang padanya. Juga saat Min Hyuk
mengatakan Yoo Jung hanya mengikuti apa yang dia minta.
Ja Yoon masuk dan menutup kran air, “Apakah kau tidak akan bicara tentang apa yang terjadi kemarin?”
Yoo
Jung diam saja, lalu keluar dan berdandan. Ja Yoon bilang jika Yoo Jung
memendamnya saja, maka di dalam hati Yoo Jung akan benar-benar
membusuk. Yoo Jung hanya tersenyum. Ja Yoon melihat Yoo Jung tersenyum
seperti itu, pasti ada masalah.
Yoo Jung masih
tidak bicara, dia mengenakan jaketnya. Ja Yoon meminta Yoo Jung untuk
tidak pergi dan beristirahat, karena kemarin Yoo Jung demam.
“Apakah
kau tahu bagaimana aku mendapatkan pekerjaan ini?” tanya Yoo Jung, yang
bersiap-siap akan ke restoran tempat Hae Ri bekerja.
“Pakaian apa itu? Apakah itu benar-benar milikmu?” tanya Ja Yoon.
Yoo
Jung memandangi baju itu, dan meraihnya. Yoo Jung pamit dengan
tersenyum pada Ja Yoon tanpa menjawab pertanyaannya. Ja Yoon menghela
nafas. Yoo Jung membuang baju itu di tempat sampah di dekat pintu. Min
Hyuk melihatnya.
Yoo Jung berjalan pergi. Min
Hyuk mengikutinya. Lalu di dekat tangga, dia memanggilnya. Yoo Jung
tidak peduli sampai Min Hyuk memegang pundaknya. Yoo Jung teringat
perkataan Do Hoon yang memberitahu bahwa Min Hyuk tahu hubungan mereka.
Yoo Jung akan pergi, tapi di tahan Min Hyuk.
“Apalagi kali ini? Apa yang kau inginkan dariku? Seberapa jauh kau akan pergi sebelum kau merasa puas?”
“Seberapa lama kau berencana untuk menutup mulutmu?”
“Apa yang kau bicarakan?”
“Apa
yang kau coba lindungi sejauh ini? Katakan padaku dengan mulutmu. Kau
dan Do Hoon, apa yang kalian berdua sembunyikan?” Min Hyuk berteriak
pada Yoo Jung.
Yoo
Jung melepaskan diri dari pegangan Min Hyuk. Yoo Jung berlari ke arah
kerumunan orang yang menunggu bis. Yoo Jung mencoba menarik perhatian
dengan memanggil mereka. Yoo Jung berdiri di tengah.
“Aku
adalah wanita yang telah membunuh seseorang. Pelaku tabrak lari. Aku
berhak mendapat lemparan batu hingga mati!” Yoo Jung berteriak.
Min
Hyuk menghampiri dan menghentikannya. Yoo Jung berkata dia sudah
mengatakannya pada orang-orang, apakah Min Hyuk puas. Bukankah itu yang
Min Hyuk inginkan.
“Apakah itu belum cukup? Apakah kau ingin aku berlari ke jalan?” Yoo Jung berteriak menunjuk jalan raya yang sedang ramai.
Yoo
Jung bergerak maju menuju jalan. Min Hyuk mencoba mencegahnya.
Menarik-narik badan Yoo Jung dan tangannya. Tapi Yoo Jung terus
memberontak.
“Apakah kau gila?”
“Ya, aku gila. Aku berharap aku benar-benar gila!!” Yoo Jung berteriak frustasi.
Yoo
Jung membuka jaket dan tasnya. Yoo Jung berjalan ke jalan raya yang
ramai, Min Hyuk tak bisa mengejarnya. Yoo Jung berjalan dengan santai,
sementara orang-orang di pinggir jalan berteriak-teriak khawatir. Min
Hyuk terdiam melihatnya. Dan dia syok begitu melihat sebuah mobil
menabraknya.
“Kang Yoo Jung!” Min Hyuk berteriak melihat Yoo Jung tergeletak di jalan raya. “Apa kau gila?”
Yoo Jung membuka matanya, dia tidak terluka. Dengan wajah dinginnya Yoo Jung berdiri dan berlalu pergi.
Min
Hyuk…menangis…dan tertawa. Dia benar-benar khawatir. Dia takut melihat
seorang wanita mati karenanya lagi. Min Hyuk menangis karena itu, dan
dia tertawa karena lega tidak terjadi apa-apa pada Yoo Jung.
“Gwang
Soo, bagaimana bisa dia melakukan itu? Bahkan menaruh hidupnya dalam
garis, apa yang ingin dia jaga?” tanya Min Hyuk di sela-sela tangis dan
tawanya.
Gwang Soo berkata akan mengambil
mobilnya. Tapi Min Hyuk melarang. Min Hyuk mengambil jaket dan tas Yoo
Jung. Gwang Soo hendak menahan, tapi Min Hyuk mengelak. Min Hyuk
berjalan sendirian dengan gontai.
***
Jae
Ha masuk ke ruangannya, dan disana sudah ada Do Hoon menunggunya. Jae
Ha berjalan ke mejanya. Dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki sesuatu
untuk dibicarakan dengan Do Hoon, dan katakan pada Min Hyuk untuk datang
sendiri dan membungkuk padanya. Tapi Do Hoon bilang tidak mungkin Min
Hyuk akan datang sendiri.
“Jadi dia hanya akan mengirim pengacara dan melupakannya? Kau bisa memukulnya.” Jae Ha terlihat masih marah.
“Artikel media untuk esok hari, mengapa kau tidak melipatnya?” tanya Do Hoon.
Jae
Ha tertawa, dia mempertanyakan jaman apa ini sehingga perusahaan
mengontrol media. Do Hoon bilang Jae Ha bisa menghentikan kesalahan
dengan rendah hati. Jika menulisnya, bukankah mereka akan menjadi opini
publik.
Do
Hoon menghampiri Jae Ha dan menaruh sebuah amplop di mejanya. Do Hoon
juga mengatakan kegiatan yang dibatalkan di hotel K saat ini, akan di
jadwalkan ulang.
“Kau, kau melihatku sebagai apa?”
“Ketua baru, yang akan memimpin Se Gwang di masa depan. Tolong lihat dulu apa yang ada di dalam amplop, lalu kita bicara.”
Jae
Ha membuka berkas di dalam amplop, dia terkejut dan bertanya apa yang
diinginkan Do Hoon dengan itu. Do Hoon bilang bahwa hanya menyebarkan
rumor kotor tentan Min Hyuk, Jae Ha tidak akan puas dengan itu. Jae Ha
tertawa. Dan Do Hoon tersenyum licik. Sepertinya berkas itu adalah
berkas yang akan menjatuhkan Min Hyuk.
(aish,
apalagi yang direncanakan Do Hoon. Sebelumnya, dia juga yang membuat
para pemegang saham memecat Min Hyuk. Ingat amplop yang dia isi dalam
gelap dan di sembunyikan di belakang punggung ketika bertemu dengan Se
Yeon?)
***
Yoo Jung duduk di halte bis saat pertama kali dia berbicara pada Do Hoon. Yoo Jung kembali mengenang saat itu.
Flashback. “Kau tidak pernah kalah dalam berargumen, kan?” tanya Yoo Jung.
Do Hoon: “Belum.”
Yoo Jung: “Aku kira kau akan selali menang saat kau menjadi seorang jaksa.”
Do Hoon: “Aku kira mungkin begitu.”
Yoo Jung: “Lalu, apa kau akan membantuku jika aku berada dalam situasi tidak adil?”
Do Hoon: “Aku akan membantu semua orang yang tanpa uang dan kekuasaan.”
Yoo Jung: “Bagaimana dengan orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan?”
Do Hoon: “Orang-orang seperti itu menemukan jalan mereka sendiri untuk bertahan sendiri.”
Yoo
Jung lalu bertanya bagaimana jika Do Hoon berpura-pura tidak
mengenalnya saat dia berkunjung. Do Hoon memberikan daun itu, dan
mengatakan pada Yoo Jung untuk membawa daun itu saat menemuinya, maka
dia akan berpura-pura mengenal Yoo Jung. Do Hoon lalu berlari masuk ke
dalam bis yang akan dia tumpangi. Yoo Jung melihat daun yang
dilaminating itu dengan tersenyum. Flashback end.
Sekarang,
yang datang ke arahnya bukanlah Do Hoon, tapi Min Hyuk. Min Hyuk datang
membawakan jaket dan tas Yoo Jung. Mereka bertatapan.
“Sama
seperti kau merasa tidak suka melihatku, ini juga sulit untukku. Aku
tidak pernah ingin bertemu denganmu lagi.” Ujar Yoo Jung lalu membuang
muka.
Sebuah bis datang. Begitu bis melaju, Min Hyuk sudah tidak ada, hanya ada jaket dan tas Yoo Jung yang Min Hyuk simpan disana.
***
Do Hoon menghampiri Se Yeon. Dia mengatakan itu bukan karena Se Yeon. Min Hyuk menjadi seperti itu, bukan karena Se Yeon.
“Do Hoon, ada saat dimana kau menakutkan. Hanya dengan melihat wajahku, bagaimana bisa kau tahu apa yang aku pikirkan?”
Do Hoon tersenyum, “Kau benar. Itu sebuah masalah besar.”
Do
Hoon lalu bertanya apakah Se Yeon sudah makan. Se Yeon bilang mengapa
Do Hoon bertanya, harusnya Do Hoon bisa tahu hanya dengan melihat
wajahnya.
Maka
mereka pun keluar bersama, dan bertemu Min Hyuk di parkiran. Min Hyuk
bilang dia membayar gaji yang besar pada Do Hoon untuk memperhatikan
hotelnya, bukan untuk berkencan dengan tunangannya.
“Mengapa
itu menjadi masalah bagimu siapa yang aku temui? Selama kita menikah
berdasarkan kontrak kita, berkencan atau apapun, kau bilang bahwa aku
bebas.” Ujar Se Yeon.
“Kau
setidaknya harus berhati-hati dengan siapa kau berkencan untuk
menyamakan levelmu.” Min Hyuk menatap tajam Do Hoon yang hanya diam
saja.
Se Yeon tampak terluka, dia meminta Do
Hoon untuk tidak memperhatikan Min Hyuk. Karena Min Hyuk juga mungkin
tidak. (sepertinya kata-kata itu lebih dia tujukan untuk dirinya
sendiri) Kemudian Se Yeon dimana mereka akan makan malam.
Dan
disinilah, di restoran orang tua Do Hoon. Ibu Park mengaduk-aduk
makanan sambil terus memperhatikan Se Yeon. Do Hoon dan ayah
memperhatikan tingkah ibu itu.
Ibu mengatakan
mungkin pakaian Se Yeon akan bau. Ibu juga mengatakan bahwa itu kali
pertama Do Hoon membawa wanita ke restoran mereka.
“Dia adalah orang yang bekerja denganku.” Do Hoon kemudian meminta sendok dari ibu dia yang akan mengaduknya.
“Ini
semua, aku yang melakukannya dan meneringkannya. Aku menggorengnya
dengan minyak jadi itu akan sangat enak.” Ibu sok akrab dengan Se Yeon.
“Itu terlihat bagus. Aku akan makan dengan baik.” Ujar Se Yeon tersenyum.
Ibu
kemudian mengomentari jari Se Yeon yang panjang. Dan mengatakan itu
cantik. Ibu juga bertanya apa yang Se Yeon kerjakan. “Karena kau bekerja
dengan Do Hoon, apakah kau seorang pengacara?”
“Tidak, aku melukis.” Ujar Se Yeon.
“Melukis?
Tidak heran, aku tahu auramu berbeda.” Ibu menatap Se Yeon lebih dekat,
“Dimana rumahmu? Apa yang dikerjakan ayahmu?”
“Ibu!
Kami datang kesini untuk makan dengan nyaman.” Do Hoon merasa tidak
enak pada Se Yeon dengan ibunya yang bertingkah berlebihan.
Ibu
pun merasa malu, lalu dia akan menunjukan bagaimana untuk memakan
makanan itu pada Se Yeon. Ibu menyuapi Se Yeon. Se Yeon berkata itu enak
dan berterima kasih.
Ibu tertawa senang. Do
Hoon juga tersenyum menatap Se Yeon. Betapa ibunya sangat menyukai Se
Yeon sejak pertama bertemu. (Ya iyalah, Se Yeon bau uang, gimana ibu
bakal gak suka… apel memang jatuh tak jauh dari pohonnya.. huft.. ya
Tuhan senyum kebahagiaan keluarga ini dibangun Do Hoon di atas
penderitaan Yoo Jung..)
***
Keluarga
Jo sedang makan bersama plus Gwang Min. Ketua Jo meminta Min Hyuk untuk
mengurus restoran mulai besok. Gwang Min mengatakan mengerjakan
kegiatan tambahan akan menolong Min Hyuk.
“Hanya mengambil restoran dan pergi, bukankah maksudnya itu?” tanya Min Hyuk.
“Setidaknya
aku memberikan itu, kau seharusnya bersyukur! Orang yang membuat
situasinya menjadi begini adalah kau! Yang membereskannya, adalah Ahn Do
Hoon yang melakukan semuanya. Kau lebih baik merasa malu, Nak!” Ketua
Jo menunjuk Min Hyuk.
Min Hyuk memukul meja, “Ayah.”
Ketua Jo tidak mau dibantah, dia meminta Min Hyuk untuk melindungi ‘roti dan mentega’ mulai sekarang.
Lalu
In Joo bilang apakah Ketua Jo tidak berpikir untuk memberikan lebih
pada Min Joo. Bagaimana bisa mereka mendorong orang keluar begitu saja
semaunya.
Ketua Jo tidak mengindahkan perkataan
In Joo, Ketua Jo berkata lagi pada Min Hyuk. Jika Min Hyuk ingin hotel
itu kembali bahkan besok, kantor cabang akan menugaskannya kali ini.
Ketua Jo meminta Min Hyuk bekerja dengan baik bersama mereka.
Mi
Joo tiba-tiba ikut berkomentar, “Mengapa tidak kau saja Ahjussi yang
menjadi Presdir daripada Oppa? Dia pasti lebih baik daripada Oppa.”
“Min Joo.” In Joo menegur Mi Joo.
“Apa? Tidakkah itu lebih nyaman bagimu juga, Oppa? Karena semua yang kau miliki untuk dikerjakan adalah bermain.”
Ketua
Jo keluar dari ruang makan, In Joo mengejarnya. Sedangkan Mi Joo
melanjutkan makannya. Dan Min Hyuk sepertinya meresapi apa yang
dikatakan Min Joo barusan.
***
“Apakah
aku tidak mengenal ayahku? Tidak mungkin ayahku akan membawa seseorang,
tanpa penyelidikan latar belakang. Dia mungkin akan menumpahkan kotoran
jika dia memilikinya. Datamu tentang penyelidikan Ahn Do Hoon, berikan
semua padaku.” Min Hyuk berkata pada Gwang Min.
Gwang Min tampak sedikit ragu.
***
Hae
Ri berada di tempat Ja Yoon lagi. Mereka minum bersama. Ja Yoon
bertanya mengapa Hae Ri tidak pulang ke rumahnya. Hae Ri bilang dia
sedang menunggu Yoo Jung. Yoo Jung pun tiba. Hae Ri segera
menghampirinya.
“Eonni! Apa yang terjadi? Kau bahkan tidak datang untuk bekerja!” tanya Hae Ri pada Yoo Jung.
“Apa yang dia bicarakan? Kau tadi pergi untuk bekerja.” Ja Yoon juga bertanya pada Yoo Jung.
Hae
Ri mengatakan bahwa dia sudah bilang pada mereka bahwa Yoo Jung sakit
hari ini, tapi jika Yoo Jung tidak datang tanpa memberi tahu lagi..
“Maaf. Maafkan aku, Hae Ri.”
“Kau benar-benar aneh sejak kemarin. Apa yang terjadi? Bicaralah.” Tanya Ja Yoon lagi pada Yoo Jung.
Tapi
seperti biasa, Yoo Jung hanya tersenyum. Ja Yoon merasa sangat
frustasi. Dia mengatakan itu berulang kali sambil memukul dadanya. Dia
merasa bahwa dialah yang gila, bertanya pada patung Budha (karena Yoo
Jung diam saja seperti patung).
“Apakah kau
tetap tidak tahu jika eonni ini menutup mulutnya sekali, itu adalah
akhirnya?” ujar Hae Ri. Lalu dia membuang kaleng minumannya ke tempat
sampah dan tidak sengaja melihat Gwang Soo di luar. Hae Ri bertanya
apakah Yoo Jung pulang bersamanya. Hae Ri tersenyum senang meminta Yoo
Jung untuk mengajaknya masuk.
Yoo Jung yang jelas terkejut diikuti Gwang Soo cepat-cepat keluar dan merebut ponsel yang sedang digunakan Gwang Soo.
“Sekarang
bahkan kau tetap mengawasiku? Membuat seseorang melakukannya, itu tidak
menyenangkan. Apakah jika aku benar-benar menghilang darimu, sebelum
kau akan mengakhirinya?”
“Taeri, jika kau melakukan lagi apa yang lakukan hari ini…”
Yoo
Jung menutup telponnya. Ponsel Min Hyuk kembali berbunyi. Agak lama Min
Hyuk baru menjawabnya. Dia mengatakan bahwa itu karena dia khawatir.
Tapi yang disebrang telpon bukan lagi Yoo Jung, tapi Gwang Soo yang
meminta maaf.
“Maafkan aku, ini kesalahanku.”
“Aku
sudah bilang kau tidak melakukan apa yang akan membuatmu meminta maaf.
Tidak apa-apa. Kembalilah. Dan..besok pagi, panggil Ahn Do Hoon.” Min
Hyuk menutup telponnya.
***
Esok
pagi, Do Hoon menemui Min Hyuk yang sedang menandatangani berkas. Min
Hyuk mengatakan tidakkah seharusnya Do Hoon mengucapkan sebuah kata
terima kasih padanya karena dia mempromosikan Do Hoon.
“Ya. Terima kasih padamu aku memiliki pekerjaan lebih, aku akan pergi ke kantor sekarang.”
“Begitukah? Baiklah. Oya, jangan khawatir mengenai Kang Yoo Jung. Karena aku mengkonfirmasi dia baik-baik saja.”
“Yoo Jung…dia bukanlah seorang wanita untuk kau perlakukan dengan sembarangan seperti itu.”
“Aku?
Tidak. Itu mungkin tidak terlihat, tapi aku benar-benar
memperhatikannya. Dalam banyak hal, bagaimanapun aku memperlakukan Kang
Yoo Jung, apakah aku memerlukan ijin darimu untuk itu, Pengacara Ahn?
Tidakkah dia bukan seorang wanita yang melepaskan diri darimu sekarang?
Jika tidak, apakah masalah untukku untuk bersama dengan wanita itu?
mereka mengatakan bahkan hubungan kebencian masih tetap mengikat, lebih
sring aku melihatnya, aku merasa terikat lebih dekat. Dia adalah seorang
wanita yang menarik.”
Min
Hyuk lalu dengan sengaja membuka berkas penyelidikan kasus Yoo Jung
yang dia peroleh dari Hyun Suk. Min Hyuk tersenyum melihat perubahan
ekspresi wajah Do Hoon yang melihat berkas itu.
Do
Hoon berusaha bersikap tenang. Dia mengatakan jika cerita itu tidak
masalah untuknya, dia tidak akan mendengarkannya lagi. Min Hyuk menutup
kembali berkas itu dan bilang dia telah mengambil banyak waktu Do Hoon.
Min Hyuk mengatakan saat dia tak ada, Do Hoon yang akan mengatur hotel
dengan tangannya. Bekerjalah dengan baik.
Gwang
Min masuk dan mengajak Min Hyuk untuk mengunjungi kantor cabang di
Seoul mulai hari ini, dan biarkan wajah Min Hyuk dikenali. “Bekerja
mengenai manajemen restoran, seorang karyawan dari kantor pusar akan
menemanimu.”
Gwang
Min kemudian bicara pada Do Hoon, “Pengacara Ahn, aku sudah membuat tim
keamanan tahu, apakah kau bisa menemukan data kotak hitamnya kan?”
Min Hyuk seperti terkoneksi, untuk apa Do Hoon mencari kotak hitam.
Agak
lama Do Hoon baru menjawab bahwa di penyelidikan selanjutnya, dia pikir
mereka bisa menggunakannya sebagai data. Lalu Do Hoon pamit pergi
karena akan ada meeting.
Kemudian Gwang Soo masuk dan mengatakan bahwa Se Yeon ingin bertemu dengan Min Hyuk di studionya jam 2 siang.
Do
Hoon masih berdiri di luar ruangan Min Hyuk dan melihat ke dalam dari
jendela. Min Hyuk menoleh melihatnya. Lalu Do Hoon pergi. Dan Min Hyuk
tampak masih memikirkan apa yang dilakukan Do Hoon dengan kotak hitam.
Min
Hyuk menghampiri Se Yeon yang sedang duduk dengan santai sambil membaca
buku di sofa. Min Hyuk bertanya apakah Se Yeon memiliki waktu yang baik
saat berkencan kemarin. Se Yeon membenarkan. Min Hyuk bilang itu
melegakan.
“Orang yang membuat Do Hoon mengambil bagian dalam pekerjaan hotel, itu kau, aku dengar?”
“Dia
pasti sudah mengerjakan banyak pekerjaan untuk Grup K, untuknya
disetujui oleh para direktur. Apakah itu sesuatu yang bisa aku lakukan
sendirian?” elak Se Yeon.
“Jika tujuanmu adalah
membuatku marah, maka kau telah berhasil.” Min Hyuk menoleh pada Se
Yeon, dan bertanya mengapa Se Yeon ingin menemuinya.
Se
Yeon bilang makanan yang akan mereka sediakan selama akhir pekan, untuk
anak kecil di pulau kecil, Se Yeon akan senang jika restoran Min Hyuk
yang mensponsorinya. Min Hyuk mengiyakan. Se Yeon bertanya apakah hanya
itu. Min Hyuk hanya akan melakukan hal baik seperti yang Se Yeon
katakan. Lalu Se Yeon juga bilang makanan Chinese untuk dikirim ke
penjara, akan di sponsori oleh Hotel K.
“Apakah
kau merasa senang? Menyediakan untuk ke sana dan kesini dengan simpati
yang dangkal, menyamankan diri sendiri, mengatakan ‘aku orang yang
baik’.”
“Apa yang sedang kau coba katakan?”
“Kau
dan aku, kita berdua berada dalam posisi bersyukur pada orang tua kita,
jadi jangan menganggap dirimu tinggi dan hebat oleh dirimu sendiri.
Menggunakan Ahn Do Hoon semaumu agar aku melihatnya, apakah aku memiliki
kepercayaan diri yang cukup untuk mengatakan bahwa kau tidak
melakukannya? Atau apakah kau benar-benar jatuh cinta padanya? Seperti
yang kau katakan, itu tidak masalah untukku apakah kau mencintai atau
berkencan, tapi jangan Ahn Do Hoon si brengsek itu.”
“Jo Min Hyuk.” Se Yeon berkaca-kaca, perkataan Min Hyuk menyakitinya.
“Tapi kemudian, apa yang diperlukan? Aku mengenalmu sedikit. Shin Se Yeon, kau bukanlah seseorang yang menyerah begitu saja.”
“Keluar.” Se Yeon membentak Min Hyuk.
Min
Hyuk berdiri dan hendak pergi. Dia mengatakan jika Se Yeon mempunyai
sesuatu untuk dikatakan di masa depan, Se Yeon datang sendiri untuk
menemuinya, daripada mengatakan padanya untuk datang dan pergi.
***
Min
Hyuk berada di restoran, duduk mendengarkan penjelasan karyawannya
mengenai restoran itu. min Hyuk tampak bosan. Dia lalu mengintip keluar
dari balik tirai. Dia melihat Yoo Jung yang tersenyum melayani
pelanggan. Min Hyuk terus saja memandangi Yoo Jung dan tak menghiraukan
penjelasan karyawannya.
Yoo
Jung pulang ke rumah, di pintu ada pesan dari Ja Yoon, mungkin
mengatakan dia pergi ke suatu tempat (tidak ada translatenya). Kemudian
suara pintu mobil mengejutkan Yoo Jung. Ternyata Do Hoon sudah
menunggunya.
Do
Hoon berada di dalam rumah Yoo Jung, dia mengedarkan pandangannya ke
sekeliling ruangan dan matanya tertumpuk pada jaket merah ayah. Do Hoon
memalingkan wajahnya ketakutan.
Yoo
Jung menghampiri Do Hoon yang duduk dengan membawakan minuman. Do Hoon
kemudian memberi tahu bahwa gedung toko roti benar menjadi properti
milik perusahaan dimana Min Hyuk sebagai Presdirnya, tapi karena itu
adalah perusahaan tanah, dia seharusnya tidak bisa melakukan apapun yang
dia inginkan. Do Hoon bisa menghentikannya sendiri.
Do Hoon lalu menyerahkan segepok uang dalam amplop, dan meminta Yoo Jung menerimanya. Yoo Jung menolak.
“Aku bilang ambilah. Gunakan ini untuk membayar kembali Jo Min Hyuk.” Do Hoon memaksa.
“Aku akan mengurusnya sendiri.” Tolak Yoo Jung lagi.
“Sampai
kapan kau akan bersikap bodoh? Hanya saja apa yang akan kau lakukan
untuk membayarnya kembali?” Do Hoon membentak Yoo Jung.
Yoo
Jung bilang dia bekerja siang dan malam setiap hari. Do Hoon bertanya
pekerjaan apa. Yoo Jung menjawab dia bekerja di restoran. Jika dia
bekerja dengan baik, dia mungkin akan di promosikan dan bekerja di
kantornya juga. Do Hoon kembali bertanya apa Yoo Jung juga tahu bahwa Jo
Min Hyuk adalah Presdir di restoran itu. Yoo Jung terkejut, dia tidak
mengetahuinya.
“Jika kau ingin menjadi biola di tangan Jo Min Hyuk, lakukan itu sendirian jika kau mau.”
“Oppa, aku tidak tahu itu.”
“Oleh
karena itu ambil uang ini! Aku tidak memberikanmu ini agar kau
menyukainya, aku memberikanmu ini agar aku bisa merasa nyaman! Dan
inilah yang ingin aku minta, tolong…menjauhlah dari Jo Min Hyuk. Karena
kau, dia mengencangkan ikatannya disekitarku juga! Kau bilang kau ingin
kita merasa nyaman. Kau bilang kau ingin kita saling berhenti merasa
bersalah. Lalu mengapa kau seperti ini? Mengapa kau terus membuatku
merasa bersalah padamu? Sampai kapan kau akan seperti ini? Serius,
sampai kapan?!” Do Hoon berteriak-teriak pada Yoo Jung lalu beranjak
pergi.
Yoo Jung berkaca-kaca memandangi uang pemberian Do Hoon itu.
Di luar, sebelum masuk mobil, Do Hoon menghubungi Detektif Choi. Entah apa yang direncanakannya.
***
Yoo
Jung sedang berganti pakaian bersama rekan-rekan kerjanya
bercanda-canda. Tiba-tiba manajer datang memanggil Yoo Jung dengan wajah
yang tidak nyaman.
Masuklah Detektif Choi, “Kang Yoo Jung. Lama tak berjumpa. Seseorang melaporkanmu untuk pelanggaran merk dagang.”
Yoo Jung terkejut, begitu juga Hae Ri dan rekannya yang lain. (ini pasti kerjaan Do Hoon nih..)
***
Min
Hyuk mendatangi kantor tim keamanan, dia menanyakan tentang Do Hoon
pada seorang petugas disana. Petugas itu mengingat Ahn Do Hoon dari tim
legal, minggu lalu dia datang dan mengopi beberapa data. Min Hyuk
bertanya data apa.
“Antara April dan Juli, yang bekerja dengan konstruksi Pyungchang, alat pengawas tim manajemen.”
Min
Hyuk bertanya apa lagi. Petugas itu bilang tidak ada, hanya itu. Min
Hyuk mengangguk dan meminta petugas untuk mengirim data yang sama
kepadanya. Kemudian Min Hyuk beranjak pergi. (petugas itu tidak tahu
datanya sudah dihapus sama Do Hoon..)
Saat
akan keluar, Gwang Soo mengingatkan Min Hyuk bahwa mulai hari ini Ketua
Jo menyuruh Min Hyuk untuk mengatur penjualan di restoran. Min Hyuk
menghela nafas, “Baiklah. Ayo pergi sebelum lebih banyak lagi yang
diambil dariku.”
Sebelum keluar, Min Hyuk kembali
bertanya pada petugas tadi, alat pengawas dan video kotak hitam
seberapa jauh dia bisa menyimpannya dengan aman. Petugas itu bilang
untuk tingkat direktur ke atas, itu 5 tahun. Min Hyuk tersenyum
mendengar ‘5 tahun’ itu. Berarti dugaannya benar, Do Hoon mencari data
yang berhubungan dengan tabrak lari itu.
***
Do
Hoon masuk ke dalam lift, begitu pintu akan tertutup dua orang
menahannya dan ikut masuk ke dalam. Mereka adalah tim keamanan, dan
salah satunya yang mengenali Do Hoon dan bertemu Min Hyuk tadi. Mereka
menyapa Do Hoon dengan sopan.
Petugas 1: “Omong-omong, mengapa Presdir tiba-tiba mencari salinan data kotak hitam?”
Petugas 2: “Aku pikir dia bilang ada sesuatu yang ingin dikonfirmasi.”
Do
Hoon mendengarkan percakapan mereka dengan jelas, dan dia juga jelas
tahu mengapa Min Hyuk mencari data itu. Kemudian petugas 2 mengajak
petugas 1 untuk melakukannya (mengirim data ke Min Hyuk) setelah mereka
makan malam, karena dia belum makan sejak siang.
Lalu,
petugas 2 bertanya lagi, apakah penting untuk menyalin video kotak
hitam. Petugas 1 menjawab itu karena ada saatnya sebuah virus menghapus
semua data di dalam hard disk. Do Hoon tampak berpikir mendengar hal
itu.
***
Yoo Jung keluar dari restoran dengan lesu, sepertinya dia baru saja diberhentikan. Terngiang perkataan manajer tadi.
“Ini
bukan karena aku tidak tahu kau adalah seorang pekerja yang baik. Tapi
ini adalah sebuah pekerjaan pelayanan dan terlihat tidak baik petugas
polisi datang mencarimu kesini.”
Yoo Jung menghela nafas.
“Taeri. Apa yang sedang kau lakukan, tidak bekerja?” Min Hyuk duduk santai di depan restoran.
Yoo
Jung tidak menjawab dan hanya memandang Min Hyuk saja. Min Hyuk
kemudian bilang bahwa dia disana bukan untuk bertemu Yoo Jung dan
bertanya apakah Yoo Jung tidak tahu kalau dia Presdir disana.
“Tidak.
Aku seharusnya mengetahuinya sendiri, jika aku tahu, tapi aku berkahir
disini untuk mengumpulkan uang. Maafkan aku.” Yoo Jung mengira Min Hyuk
yang menyebabkannya dipecat dengan memanggil Detektif Choi.
“Apa yang sedang kau bicarakan?” Min Hyuk tidak mengerti, dia tidak tahu kalau Yoo Jung sudah dikeluarkan kerja.
Min
Hyuk menatap Yoo Jung yang tidak juga menjawab. Yoo Jung memegang
tasnya erat. Min Hyuk berdiri dan menghampiri Yoo Jung. Dan Yoo Jung
dengan cepat mengeluarkan amplop uang yang dari Do Hoon dari dalam tas
dan menyimpannya di tangan Min Hyuk.
“Ambil ini. Itu seharusnya cukup untuk beberap bulan. Tolong berhenti menyiksaku.”
Min
Hyuk melihat isi amplop itu dan bertanya darimana Yoo Jung mendapatkan
uang itu. Yoo Jung balik bertanya mengapa itu menjadi masalah, bukankah
itu membuatnya membayar kembali Yoo Jung.
“Tidak peduli apa yang aku lakukan atau bagaimana aku mendapatkan uang, itu bukan sesuatu yang kau harus perhatikan.”
“Hei taeri!”
“Hanya
saja!” Yoo Jung berteriak frustasi. “Tolong! Tinggalkan aku sendiri.
Aku akan membayar kembali sisanya, tidak peduli apa yang akan diambil.”
Yoo Jung berlari meninggalkan Min Hyuk yang masih tidak mengerti, apakah
Yoo Jung berhenti.
Maka
Min Hyuk masuk ke dalam restoran dan menanyakannya pada Hae Ri. Hae Ri
berkata bahwa Yoo Jung sebenarnya di pecat. Beberapa polisi datang dan
petugas polisi itu terlihat seperti seorang penyamun, dan membicarakan
tentang tabrak lari. Dan Yoo Jung mengalami kejadian buruk sebelumnya,
dan petugas itu menakuti Yoo Jung, jadi manajer mengatakan pada Yoo Jung
untuk tidak datang lagi.
***
Yoo
Jung pulang, dan mendapati gudang kerja mereka yang sudah di obrak
abrik, dan tas-tas mereka sudah tidak ada. Yoo Jung menghampiri Ja Yoo
yang terduduk di lantai. Ja Yoon bertanya mengapa Yoo Jung pulang cepat.
Ja Yoon bilang saat mereka berkeliling menjual tas, seseorang pasti
melaporkan mereka.
“Aish, bagaimana bisa kita
tertangkap setelah hanya satu kali? Sungguh nasib buruk.” Ja Yoon
melihat Yoo Jung yang sedih. “Tidak apa-apa. Kita hanya memiliki
beberapa contoh jadi kita hanya membayar denda. Mari kita jual apa yang
bisa kita jual.”
Yoo Jung masih terdiam, dia merasa bersalah. Semua ini pasti karena dia. Dan Yoo Jung pasti menduga ini perbuatan Min Hyuk.
Ja
Yoon lalu bercerita saat polisi tiba-tiba datang kesana, dia berpikir
akan kembali masuk ke penjara dan tidak bisa melihat anaknya untuk
beberapa tahun lagi, jantungnya terasa copot. Ja Yoon berdiri akan
memberikan obat penenang untuk Yoo Jung.
Yoo Jung
memegang tangan Ja Yoon, “Maafkan aku, Eonni. Maafkan aku.” Ja Yoon
balik bertanya mengapa Yoo Jung meminta maaf, yang berbuat salah adalah
dirinya. Tapi Yoo Jung itu karenanya, dia kembali meminta maaf.
***
Gwang
Soo masuk ke dalam mobil dimana Min Hyuk menunggu. Rupanya Gwang Soo
mengecek ke kantor polisi. Dia bilang detektif yang datang ke restoran
hari ini, adalah seseorang yang dekat dengan Do Hoon saat dia masih
menjadi jaksa, Detektif Choi Do Hyun. Min Hyuk tersenyum, Do Hoon
melakukannya, seolah Min Hyuk yang melakukannya di mata Yoo Jung.
***
Do
Hoon masuk kembali ke ruangan tim keamanan. Ruangan itu kosong. Do Hoon
bergegas menuju meja dan mencari data. Sepertinya dia ingin memeriksa
kembali apakah data yang diminta Min Hyuk itu sudah benar-benar dia
hapus. Saat masih mencari, tiba-tiba telpon berdering membuatnya
terkejut. Do Hoon kembali melanjutkan pencariannya.
“Apa
kau tidak menjawab telponnya, Pengacara Ahn?” sebuah suara membuatnya
terkejut, dan lebih terkejut lagi saat dilihat itu adalah suara milik
Min Hyuk.
Min Hyuk berkata Do Hoon pasti terkejut
dengan suara dering telpon. Do Hoon bertanya apa yang Min Hyuk lakukan
disana. Tapi Min Hyuk bilang justru itu yang ingin dia tanyakan pada Do
Hoon. “Pengacara Ahn, apa yang sedang kau lakukan disini sekarang?”
Do
Hoon bingung tak bisa mencari alasan. Min Hyuk menyindir, Do Hoon
terlihat manis saat Do Hoon merasa bingung. Min Hyuk meminta Do Hoon
untuk bicara, mengapa Do Hoon kesana. Do Hoon menelan ludah, lalu
mengatakan alasan bahwa dia mencari sesuatu untuk kasus Ketua Jo dan
Perwakilan Shin.
“Berhenti
bicara yang tidak masuk akal dan katakan mengapa kau disini. Haruskah
aku yang mengatakannya padamu?” Min Hyuk menunjuk dada Do Hoon. “Rahasia
yang ada di dalam sana…karena itu mungkin muncul…kau datang kesini
untuk menyembunyikannya. Apakah itu…rahasianya?”
“Tidak
ada hal yang rahasia. Aku tidak tahu apa yang kau cari, tapi jika kau
bisa menemukannya, cobalah untuk menemukannya.” Do Hoon terlihat mencoba
tenang.
“Baik, Ahn Do Hoon. Dengan hidupmu
berada dalam garis, cobalah untuk menyimpan rahasia itu. Karena aku akan
mengungkapnya dengan tanganku sendiri.” Min Hyuk tersenyum menantang.
***
Ja
Yoon sedang tertidur pulas. Yoo Jung mengemas barang-barangnya ke dalam
tas. Dia memasukan botol pasir San. Lalu mengambil jaket ayah dan
memeluknya erat.
***
Do Hoon menghampiri Se Yeon yang sedang duduk memandangi pemandangan kota di saat malam.
“Mendorong Jo Min Hyuk keluar, kau tidak akan menyesalinya?” tanya Do Hoon sambil menatap Se Yeon.
“Jika aku akan menyesalinya, aku tidak akan memulainya di tempat pertama.”
Do
Hoon bertanya lagi mengapa Se Yeon pergi sejauh itu. Se Yeon bilang
karena Min Hyuk memiliki terlalu banyak, itu sepertinya membuat dia
tidak bisa melihat Se Yeon di dekatnya. Do Hoon bertanya lagi, jika Se
Yeon menjaga Min Hyuk di dekatnya, apakah Se Yeon pikir itu akan
membuatnya puas.
“Bahkan jika aku pergi ke jalan itu, aku harus memilikinya paling tidak satu kali.” Se Yeon masih memandang keluar.
“Jika
kau mau, Se Yeon, aku akan menolongmu. Apa yang Jo Min Hyuk miliki,
akan mengambil semuanya untukmu.” Kali ini Do Hoon ikut memandang
keluar.
Se Yeon menatap Do Hoon, “Kau, Do Hoon,
mengapa kau begitu mencoba untuk membuat Min Hyuk jatuh? Apakah kalian
berdua semacam musuh yang sedang cekcok?”
Se Yeon
mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya, dan bertanya apakah Do Hoon
yang mengirimkan berkas itu pada rapat para direktur. Sebelumnya saat Do
Hoon menyelidiki transaksi bisnis galeri, itu adalah data yang ada juga
ada dalam amplop itu. Do Hoon hendak menjelaskan. Tapi Se Yeon memotong
dan mengatakan bahwa dia tidak memberi tahu Min Hyuk. Se Yeon berdiri
di samping Do Hoon.
“Melihat dari sebuah tempat yang tinggi, apakah dunia terlihat sedikit berbeda sekarang?”
“Aku
belum bisa mengatakannya. Tapi itu benar, aku ingin tahu. Seberapa
tinggi aku bisa pergi ke atas, sebelum kau akan memegang tanganku?”
“Aku
tidak tahu. cobalah untuk naik setinggi mungkin kau bisa. Karena jika
kau tidak memilikinya, akan lebih baik untuk menghancurkannya.”
Do Hoon menatap Se Yeon yang memandang lurus ke depan. Serius dengan ucapannya.
***
Dalam
sebuah rapat, Se Yeon memperkenalkan Do Hoon sebagai tim legal yang
akan mengisi posisi Min Hyuk yang kosong untuk membantu mengelola Hotel.
Do Hoon masuk ke ruangan dan memperkenalkan diri.
***
Min
Hyuk masuk ke ruangan ayahnya. Disana ada Gwang Min yang sedang
menjawab telpon yang memintanya untuk mencari suatu data. Min Hyuk
bertanya dimana ayahnya. Gwang Min bilang karena perjalanan Ketua ke
Jerman minggu depan, dia pergi ke kantor pusat sebentar.
Min Hyuk mengatakan ayahnya itu sangat sering keluar beberapa hari ini. Gwang Min bertanya apa yang terjadi.
“Oh,
bukan apa-apa. Di perubahan bentuk restoran, aku ingin membuat bagian
mencicipi makanan, aku ingin menanyakannya pada ayahku.”
Gwang
Min tersenyum, “Itu terlihat bagus, kau bekerja dengan giat. Sekali kau
menguatkan posisimu sebagai pengganti, Ketua akan merasa yakin.”
“Pengganti? Karena ayahku melakukan semua hal yang bagus, aku mendapatkan temabakan panjang dalam mengambil alih.”
Gwang
Min kembali tersenyum, “Bekerja keras tidak akan buruk. Wanita yang
mengambil perhatianmu, apakah semuanya berjalan baik?”
Min
Hyuk tersenyum. Dan belum sempat menjawab, Gwang Soo menghampirinya
membisikan sesuatu. Min Hyuk bergegas pergi diikuti Gwang Soo. Gwang Min
menatap kepergian mereka dengan heran.
***
Min
Hyuk mendatangi rumah Yoo Jung. Dia masuk tanpa permisi dan
memanggil-manggil Yoo Jung. Ja Yoon mencak karena Min Hyuk masuk
menerobos begitu saja.
Min Hyuk memegang pundak
Ja Yoon, “Kang Yoo Jung!” Min Hyuk tersadar dia kelepasan berteriak. Min
Hyuk melepaskan tangannya dan bertanya dengan nada yang lebih rendah,
dimana Yoo Jung.
“Mengapa kau menanyakan itu padaku? Seseorang yang melarikan diri untuk menghindarimu.”
Min Hyuk keluar. Dia pergi ke toko roti. Menggedor teralis dan memanggil Yoo Jung, namun Yoo Jung tak disana.
Min
Hyuk berdiri di lorong saat para direktur selesai mengadakan rapat. Se
Yeon melihatnya. Se Yeon menduga Min Hyuk hendak menemuinya, dia
memasang wajah tak peduli dan akan berjalan. Min Hyuk juga berjalan
seperti akan menghampirinya, tapi Min Hyuk terus berjalan tanpa menyapa
Se Yeon dan menyenggol bahunya. Se Yeon merasa heran, dia menoleh ke
belakang, untuk melihat tujuan Min Hyuk.
Min Hyuk ternyata menghampiri Do Hoon dan mengajaknya bicara.
Min
Hyuk berada di ruangan Do Hoon dengan Do Hoon yang sok sibuk membuka
dan membaca berkas ditangannya. Dia bersikap tak peduli pada Min Hyuk,
Do Hoon merasa di atas angin. Do Hoon bertanya pada Min Hyuk mengapa Min
Hyuk menanyakannya padanya.
“Setelah Kang Yoo Jung meninggalkan restoranku, dia memberiku uang yang tidak dia miliki, dan pergi!” Min Hyuk berteriak.
“Beberapa
hari yang lalu, dia menghubungiku. Dia telihat ketakutan padamu, jadi
aku membantunya sedikit. Hanya itu. Seperti yang kau tahu, karena dia
seorang wanita yang tidak menjadi masalah untukku.” Kata Do Hoon tenang.
“Tapi mengapa kau bertingkah seperti dia adalah wanita yang bermasalah?”
“Apa maksudmu?”
“Apa
yang dia sembunyikan, aku yakin kau lebih tahu dengan baik daripada
aku! Aku ingin tahu, apakah ada rahasia di dunia ini yang bisa disimpan
selamanya, jika memang ada.”
Do
Hoon melemparkan berkas yang dia pegang ke meja, dan memasang wajah
menyebalkannya. Do Hoon berkata bahwa Min Hyuk adalah satu-satunya orang
yang terlihat cemas. Min Hyuk tidak akan mencari Yoo Jung untuk
menerima uang yang sudah Min Hyuk miliki dalam keadaan berlimpah. Itu
karena Min Hyuk bosan karena kehilangan mainan yang telah Min Hyuk
siksa.
Min Hyuk tersenyum sinis, tapi tidak
mengatakan apapun. Do Hoon kemudian berkata, jika tidak ada agi yang
ingin dikatakan Min Hyuk, dia mohon diri, yang secara tidak langsung
mengusir Min Hyuk dari ruangannya. Lalu Do Hoon menerima telpon dengan
manisnya. Min Hyuk pun keluar. Begitu Min Hyuk keluar, raut wajah Do
Hoon mengeras.
***
Min
Hyuk masuk ke ruangannya dalam rumah, dia menendang pintu dan berjalan
dengan kesal. Lalu dia menerima sms pemberitahuan, Yoo Jung mentransfer
uang ke rekeningnya. Min Hyuk memegang ponselnya gemas.
“Ugh, Kang Yoo Jung. Dimana kau sekarang, huh?”
Sepertinya
terlintas sesuatu di benak Min Hyuk, dan kebetulan Gwang Soo masuk. Min
Hyuk menyuruh Gwang Soo untuk menemukan bank dimana Yoo Jung
mengirimkan uang kedalam rekeningnya mulai hari ini. “Cari di area itu
secara menyeluruh!”
Gwang Soo mengiyakan dan segera pergi untuk melaksanakan tugasnya.
***
Do
Hoon mengunjungi Se Yeon di rumahnya. Do Hoon menyingkap sedikit kain
yang menutupi peralatan melukis milik Se Yeon. Do Hoon lalu berdiri di
samping Se Yeon memandang lukisannya yang lama dan bertanya apakah Se
Yeon tidak melukis lagi. Se Yeon bilang dia tidak memiliki keinginan
lagi. Se Yeon lalu bertanya apa yang dibicarakan Do Hoon sebelumnya
bersama Min Hyuk.
“Apakah kau memanggilku karena
kau ingin tahu tentang itu? Dia mencari Kang Yoo Jung. Apa yang aku
katakan tentang Jo Min Hyuk bahwa aku pikir dia memiliki perasaan
untukmu, aku akan memperbaikinya. Dia hanya tidak ingin kau diambil. Itu
saja. Tidak bisakah aku menjadi satu-satunya? (Se Yeon menatap Do Hoon)
Jika aku naik lebih tinggi, akankan ada sebuah kesempatan datang padaku
juga?”
Se Yeon hanya menatap tajam Do Hoon. (eh, Do Hoon ni menyatakan cinta ya?)
***
Min
Hyuk minum-minum. Dia mengingat ketika Yoo Jung dihukum dipengadilan
oleh Do Hoon. Saat Yoo Jung dan San bertemu Do Hoon dipenjara dan saat
Do Hoon menyambut Yoo Jung yang baru keluar dari penjara.
“Kalian berdua…apa yang sedang kalian coba sembunyikan?”
***
Min Hyuk menyetir mobilnya dengan kecepatan penuh. Dia masuk ke sebuah lingkungan kerja, sepertinya pabrik atau konstruksi.
Min Hyuk mengintip Yoo Jung yang sedang bekerja di kantin perusahaan. Min Hyuk tersenyum melihat Yoo Jung.
Malam tiba, Yoo Jung kebagian yang terakhir menutup kantin. Dia berjalan menuju kamarnya. Lalu sebuah suara mengejutkannya.
“Taeri! Apa yang kau takutkan sehingga kau sembunyi?”
“Siapa
bilang aku bersembunyi? Aku membutuhkan pekerjaan, jadi aku datang. Dan
juga, aku tidak menghindarimu karena takut, tapi…aku menghindarimu
karena kau tidak mau bertemu denganmu.”
Yoo
Jung berjalan akan masuk. Ada beberapa karyawan lewat dan menyapanya.
Yoo Jung tersenyum ramah menyapa kembali pada karyawan itu.
“Jangan tersenyum. Jangan tersenyum di depan orang lain.” ujar Min Hyuk.
Yoo Jung bergegas masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.
Pagi
hari. Yoo Jung keluar kamar dan melihat ke sekitar, untuk melihat
apakah Min Hyuk masih ada. Dirasa aman, Yoo Jung masuk ke kantin dan
menyapa rekan kerjanya.
“Aku lapar. Berikan aku beberapa makanan.” Ternyata Min Hyuk masih ada.
Yoo
Jung menoleh dan menghampirinya, Yoo Jung bilang bahwa belum waktunya
untuk makan dan meminta Min Hyuk untuk pergi. Min Hyuk bilang dia akan
menunggun sampai waktunya tiba.
“Mengapa kau menjadi seperti ini?”
“Aku lapar, aku sudah bilang.”
Yoo Jung meninggalkan Min Hyuk. Dan Min Hyuk menutup mata. Jam berdetik. Tik tok…
Min
Hyuk mendengar suara ramai, ternyata sudah masuk jam makan dan Yoo Jung
melayani para karyawan tapi tidak memberikan makanan pada Min Hyuk.
Yoo
Jung menarik Min Hyuk untuk keluar. Min Hyuk enggan, tapi Yoo Jung
terus menariknya untuk berdiri. Akhirnya Min Hyuk mau diseret Yoo Jung
keluar. Mereka berbicara di luar.
“Aku
sudah bilang akan membayarmu. Bahkan jika aku harus bekerja di tempat
seperti ini, aku akan membayar hutangku. Tapi mengapa kau mengikutiku
kesini dan bertingkah seperti itu? Apa kau akan menendangku lagi dengan
mengatakan pada orang-orang bahwa aku membunuh seseoran dan aku seorang
kriminal? Mengapa kau melakukan ini!”
“Apakah itu semua yang pikirkan tentangku? Baik. Aku akan memberikannya padamu. Bagaimanapun juga, ayo kembali.”
Min Hyuk menarik tangan Yoo Jung, tapi Yoo Jung terus meronta minta di lepaskan.
“Lepaskan. Mengapa kau seperti ini, apa kau gila?!”
“Itu
benar. Aku merasa aku akan gila! Karena kau sangat membuatku khawatir,
aku merasa seperti akan gila! Itulah mengapa kau tetaplah berada di
dekatku!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar