Setahun kemudian, 2011.
San
Hee (nama anaknya Yoo Jung) menangis di malam hari. Ini mengganggu
penghuni lain yang sedang tidur. Ahjumma rambut pendek (aku belum tahu
namanya, jadi aku sebut Ahjumma RP ya..) melempar bantal pada Yoo Jung
yang menggendong San. Salah seorang napi bernama Hye Jin membantu Yoo
Jung menenangkan San. Hye Jin ini teman dekat Yoo Jung di sel.
***
San berlari pelan. Di depannya Yoo Jung memberikan semangat. Lalu ada penjaga yang melihat mereka.
“Penjaga,
apa kau melihat San berlari? Mereka mengatakan anak laki-laki itu
menyusahkan, tapi itu tidak berlaku untuk San-ku..itu benarkan, San?”
“Ayahmu, kau mengatakan itu adalah vascular dementia?” (sejenis penyakit Alzheimer/pikun)
Yoo
Jung mengangguk membenarkan. Lalu penjaga juga menanyakan kabar ayahnya
San, Yoo Jung menggeleng, menandakan ayahnya San tidak pernah datang.
Seprtinya Yoo Jung merahasiakan siapa ayahnya San.
“Kau
harus melakukan dengan baik di wawancara pembebasan bersyarat minggu
depan. Kau tahu setelah 18 bulan, anak itu harus pergi, benarkan?
Daripada mengirimnya ke panti asuhan, ini kesempatan khusus bagimu untuk
pergi bersamanya.”
Yoo Jung mengangguk dan
tersenyum. Penjaha memberikan peringatan agar Yoo Jung berhati-hati
untuk tidak membuat keributan hingga saat itu.
Lalu
ahjumma RP bersama teman gengnya mendatangi Yoo Jung. Dia bertanya
dengan nada mengejek apa yang membuat Yoo Jung bahagia, yang membuatnya
tersenyum setiap hari. Biarkan merek masuk ke dalam hal yang
menyenangkan itu. Masuk ke dalam tempat terkutuk ini, tidakkah Yoo Jung
pikir dia harus membesarkan San dengan tenang tanpa mengganggu semua
orang disini.
Ahjumma RP mendekat pada San,
“Bayi…karena kau, bibi ini mengalami kelelahan yang kronis. Jika malam
ini kau bertingkah seperti itu lagi..Wham!”
Yoo
Jung dengan cepat mendorong Ahjumma Rp yang menakut-nakuti San. Yoo Jung
memintanya untuk tidak melakukan itu. Ahjumma Rp menantang, jika dia
melakukannya apa yang akan dilakukan Yoo Jung, memukulnya? Ahjumma Rp
juga ingat jika Yoo Jung sedang mengajukan pembebasan bersyarat (dan
tidak boleh melakukan kekacauan).
Ahjumma Rp
menyodorkan pipinya untuk dipukul Yoo Jung. Tapi Yoo Jung diam saja
berusaha menahan amarahnya dengan menenangkan San yang menangis
dipelukannya. Ahjumma Rp mengatakan bahwa Yoo Jung egois.
“Kau
perempuan jalang, kau membunuh seseorang sehingga masuk kesini dan
apakah hanya anakmu yang berharga? Tidak peduli bagaimana baiknya kau
membesarkannya, sekali dia keluar, dia hanya akan dicap sidik jari
berhubungan dengan seorang pembunuh. Itu benar kan?”
Yoo
Jung masih diam menahan amarahnya. Hye Jin datang membela Yoo Jung,
mengapa ahjumma Rp mengatakan hal semacam itu di depan anak kecil.
Ahjumma Rp tertawa. Hye Jin kemudian mengajak Yoo Jung pergi dari sana.
Ahjumma Rp berteriak pada Yoo Jung, menjaga seorang anak tidak cukup,
Yoo Jung harus memiliki teman juga.
***
Yoo
Jung bekerja sebagai penyetrika baju di tahanan. Hye Jin bertanya
padanya apakah Yoo Jung mempunyai tempat untuk mengirim San. Tidak
banyak waktu tersisa untuk Yoo Jung menjaga San di dalam penjara. Yoo
Jung tidak menjawab.
“Aku memberikan milikku
untuk di adopsi. Umurku 16 tahun. Pertama aku melahirkan di penjara, dan
aku membiarkannya pergi di usia 8 bulan.” ujar Hye Jin kemudian.
Yoo
Jung menatapnya, membuat Hye Jin merasa tidak enak dan meminta Yoo Jung
untuk tidak menatapnya seperti itu. Hye Jin merasa siapapun akan
membesarkan anaknya lebih baik daripada dirinya, dimanapun yang lebih
baik daripada disini. Jika Hye Jin berpikir seperti itu, dia jadi merasa
baik-baik saja.
“Tetap saja, seorang ibu harus
membesarkan anaknya. Hye Jin, kau akan menjadi seorang ibu yang baik.”
Yoo Jung kemudian mengatakan bahwa San mempunyai seorang ayah dan
seorang kakek. Yoo Jung tidak akan mengirimnya begitu saja. Hye Jin diam
terpaku.
***
Seorang
ahjumma keluar dari sebuah kamar dengan menangis kesal dan akan
mengunci kamar itu. Lalu Do Hoon datang. Ternyata ini rumah Yoo Jung.
Ahjumma
itu mengatakan Do Hoon tidak bisa melakukan itu padanya. Dia hanya
mempunyai hari libur satu hari setiap minggu. Jika Do Hoon datang
setelah lewat jam 9, Do Hoon harus membayarnya dengan bayaran 24 jam.
Ahjumma itu memberikan kuncinya pada Do Hoon lalu berjalan pergi. Do
Hoon meminta maaf.
Do
Hoon membuka pintu kamar, dan ayah Park sedang duduk. Do Hoon melihat
makanan yang belum di sentuh. Do Hoon akan menyuapi ayah Park. Tapi ayah
bilang dia tidak mau makan, dia akan makan bersama Yoo Jung kalau sudah
datang.
“Kau harus makan!” Do Hoon sedikit membentak.
“Aku tidak mau makan!” ayah menepis sendok yang di pegang Do Hoon hingga terlempar ke luar kamar.
Ayah
melihat surat yang di bawa Do Hoon dan hendak mengambilnya. Do Hoon
memegangi ayah dan berkata akan membacakan ayah surat setelah ayah
makan. Ayah merengek, dia ingin membaca suratnya dulu.
Do Hoon membuka surat itu dan membacanya.
“Ayah
dan Oppa, [ayah San-ku]. Apakah kau makan dengan baik? Minum obatmu
setiap hari secara konsisten. Kau tidak boleh membuat susah ahjumma
perawat seperti yang kau lakukan terakhir kali.
Dia
sangat mirip dengan ayah, sehingga dia tahu rasa dari makanan enak.
Tapi nasi disini enak. Jika ini terus berlanjut, aku merasa seperti aku
akan bertambah gemuk sebelum keluar.
Aku
belajar sesuatu yang tidak pernah aku coba sebelumnya, jadi setiap hari
aku punya pengalaman baru. Ayah, kau juga harus latihan dan menjadi
baik juga.
Teman
kamar dan aku saling menjaga satu sama lain dan aku menghabiskan waktu
dengan baik. Jangan khawatirkan aku, dan pikirkan kesehatanmu lebih
dulu.
Oppa,
San kita telah tumbuh sangat banyak. Kemarin dia berlari. Kami bisa
mengambil foto bersama. Lain waktu kami berfoto, aku akan mencari hari
dimana kau bisa mengambilnya bersama kami. Aku mencintaimu. Tolong jaga
ayahku. Aku akan menulis lagi.”
Ayah
Park sudah tertidur. Do Hoon terlihat sedih, dia kemudian mengeluarkan
foto San dan Yoo Jung. Do Hoon tersenyum dalam sedihnya.
Do
Hoon keluar kamar. Dan melihat dapur yang sangat berantakan. Do Hoon
mencoba membersihkannya, tapi baru sebentar dia sudah melemparkan lapnya
dengan emosi, dia sepertinya lelah.
***
Di
kediaman Ahn. Ayah sedang membereskan pakaian yang akan di bawanya.
Ayah berdebat dengan ibu. Ayah berkata mereka harus makan di luar saat
sudah sampai disana. Tapi ibu tetap pada pendiriannya membawa bekal
makanan, karena jika mereka makan diluar, itu sangat mahal.
Do
Hoon pulang. Ibu bertanya, “Mengapa kau baru pulang? Aku mendengar kau
berpisah dengan cepat dengan gadis itu (kencan buta sepertinya).
Kau..kau pergi ke rumah Yoo Jung, benarkah kau? Mengapa kau pergi masuk
dan keluar rumah yang memiliki perawat?”
Do Hoon
tidak menjawab. Dia memberikan beberapa lembar uang pada ayah untuk
membeli makanan enak. Ibu melarangnya, jangan memberikan uang Do Hoon
pada ayah. Do Hoon bahkan tidak mempunyai banyak. Ayah tersenyum senang.
Ibu
kemudian berkata agar Do Hoon mengenyampingkan pikirannya mengenai Yoo
Jung. Mereka sudah melakukan sebanyak mereka bisa. Mereka sudah menjaga
ayah Yoo Jung saat dia masuk ke rumah sakit. Dan memberikan uang untuk
membuat penyelesaian saat itu dengan mengambil dana simpanan mereka. Yoo
Jung tidak akan bisa mengatakan apapun seperti mereka sudah cukup
dengan semua itu.
“Tolong hentikan. Ini bukan seperti Yoo Jung melakukannya untuk sebuah tujuan tertentu..”
“Dengan
tujuan atau tidak, bagaimana bisa aku menerima seorang wanita yang
memiliki garis merah (di penjara) sebagai menantu? Anakku menjaga hukum
tapi dia seorang pembunuh? Tidak. Aku membuatnya jelas padamu, benar?”
Ayah
menyindir ibu. Ibu marah, ayah jangan membuatnya menjadi satu-satunya
wanita jahat. Apakah ayah pikir ibu senang menjadi seperti itu. Ibu
berkata pada Do Hoon untuk menyimpannya dalam pikiran kata-kata itu.
Jika Do Hoon menarik semuanya pada kasih sayang, maka itu akan sulit
untuk mereka berdua (Do Hoon dan Yoo Jung). Kali ini Do Hoon harus
mendengarkan ibu.
Ibu dan ayah kemudian
berangkat. Do Hoon bertanya mengapa mereka berangkat begitu cepat,
pesawatnya masih lama. Ibu bilang dengan kaki ayah yang seperti itu
mereka harus pergi lebih awal dan menunggu, jika tidak mereka akan
ketinggalan pesawat. Ini pertama kalinya mereka naik pesawat, ke Jeju.
***
San
tertidur. Yoo Jung lalu melanjutkan menjahit sebuah selimut setelah
sebelumnya melihat keluar apakah ada penjaga atau tidak. Sementara 3
ahjumma lain menonton drama di televisi dan saling memberikan komentar.
Hye Jin menghampiri Yoo Jung dan berkata dengan pelan.
“Ahjumma
itu..apa kau tahu mengapa dia disini? Ereka bilang dia masuk karena
menjual obat-obatan, tapi mereka mengatakan dia bahkan memberi obat
tidur pada anaknya! Sehingga dia bosa bekerja di malam hari.”
Yoo Jung terlihat ketakutan. Takut anaknya diberi obat tidur. Yoo Jung mendekati San dan mendekapnya.
***
Min
Hyuk sedang di ukur badannya untuk membuat pakaian untuk pesta
pelantikannya nanti. Lalu Gwang Soo datang dan mengatakan bahwa sore ini
ada pesta perayaan pemilihan kembali Perwakilan Shin di hotel mereka.
Min Hyuk ternyata sudah mendengarnya sejak pagi hingga kupingnya
berdarah. Min Hyuk mengajak Gwang Soo ke Hannamdong lebih dulu. (Min
Hyuk lebay :p)
Ternyata tempat yang dimaksud Min
Hyuk adalah studio Se Yeon. Se Yeon turun dari lantai atas sambil
menelpon seseorang, membicarakan penawaran untuk seorang seniman.
Se Yeon menanyakan ada masalah apa sehingga Min Hyuk menemuinya. Min Hyuk berkata dia hanya ingi menemui Se Yeon.
Se Yeon berkata agar Min Hyuk tidak berbohong lagi. “Kau tidak datang sampai ada sesuatu terjadi, itulah kau.”
Min
Hyuk bertanya apa yang membuat Se Yeon begitu sibuk. Se Yeon berkata
dalam pesta perayaan ayahnya, kesukaannya adalah mendandani putrinya dan
memamerkannya. Se Yeon harus pergi menghadiri pesta itu, jika Min Hyuk
hendak mengatakan sesuatu maka katakan dengan cepat.
“Perwakilan
Shin..sepertinya dia menginginkan kita menikah secepatnya, tapi dia
juga terlihat mengambil banyak waktu sekarang.”
“Kau telah berubah, kau tahu? Kau tidak peduli dengan hal semacam itu sebelumnya.”
“Itu bukan karena aku telah berubah. Lebih karena aku sedang dalam proses mempelajari cara hidup sebagai anaknya ayahku.”
“Jangan khawatir. Kenyataan bahwa dia mengadakan pesta perayaan di hotelmu, menyiratkan bahwa dia tidak ingin kehilanganmu.”
Se
Yeon lalu pamit pergi. Min Hyuk melihat sebuah foto do dekat situ, dia
bertanya apakah Se Yeon masih bekerja di pekerjaan amal. Se Yeon
menjelaskan bahw itu adalah ketertarikan ayahnya saat ini. Di foto itu
ternyata ada Do Hoon juga. Min Hyuk mengatakan bahwa dia juga ingin
memulainya (pekerjaan amal). Dia tersenyum mencurigakan.
***
Do
Hoon menghadapi seorang tersangka wanita yang arogan. Wanita itu akan
merokok, Do Hoon mengingatkan bahwa itu ruangan non-smoking.
“Nona
Park Min Ok. Kau disini bukan untuk tamasya. Level alkohol dalam
darahmu adalah 1,13. Jumlah mobil yang hancurkan adalah 8. Warung yang
rusak ada 2. Apa yang aku katakan padamu adalah kau seorang pembunuh
terselubung!” Do Hoon kesal pada wanita itu, yang sepertinya sudah
sering berurusan dengannya.
Kemudian pengacara
wanita itu datang, dia senang bertemu dengan Do Hoon lagi. Dia juga
mengatakan bahwa mereka sudah selesai membuat penyelesain. Tidak ada
seorangpun yang terluka ingin wanita itu dihukum. Dan pengacara itu
memberikan amplop berisi surat penyelesaian dari setiap yang terluka. Do
Hoon berdiri dan tampak akan marah, tapi tidak jadi. Wanita itu dan
pengacaranya pun pergi.
Lalu
ada seorang pria yang mengamuk ingin masuk menemui Do Hoon. Dia adalah
Tuan Kim Sang Beom, yang sebelumnya di periksa karena minum alkohol.
Entah karena alasan apa pria itu menginginkan Do Hoon memasukannya ke
dalam penjara. Pria itu akhirnya berhasil di bawa keluar. Do Hoon
menghela nafas.
Dia menerima pesan dari ibunya
yang mengingatkannya untuk tidak lupa pada pertemuan kencan buta nanti
malam. Karena sulit untuk mengaturnya, maka Do Hoon harus melakukannya
dengan baik.
***
“Ayahku
dulu bekerja sebagai mekanik, tapi sekarang dia keluar dari
pekerjaannya sudah lama. Ibuku membesarkanku sambil kadang-kadang
bekerja sebagai pekerja harian, dan bekerja di rumah seseorang
(pembantu).” Do Hoon terlihat malas.
Dan begitu
juga teman kencan butanya yang mendengar cerita Do Hoon dengan kesal.
“Kau menjadi seorang jaksa bahkan dalam lingkungan seperti itu. Aku
bertaruh orangtuamu pasti bahagia.”
“Ya. Aku adalah kesatria berbaju terang mereka. Jadi, saat aku menikah, aku akan menjaga mereka dengan baik.”
“Apa
yang harus dilakukan? Karena walaupun aku tidak bisa berkencan dalam
waktu yang lama, aku seseorang yang ingin menikmati masa menjadi
pengantin baru, sepertinya kita tidak cocok, Do Hoon.” Wanita itu
berdiri dengan kesal. Lalu berkata karena Do Hoon sudah membuang
waktunya, dia ingin Do Hoon yang membayar tagihan minuman mereka. Wanita
itu kemudian pergi dengan kesal.
Do
Hoon meminum kopinya. Lalu seseorang datang dan duduk dihadapannya. Se
Yeon. Dia bertanya apakah Do Hoon di tolak oleh teman kencan butanya. Se
Yeon juga berkata bahwa gadis seperti itu adalah tipe yang suka
berkumpul di tempat itu sepanjang hari. “Gadis itu tidak cocok untuk
pria baik sepertimu, Jaksa, jadi jangan mengkhawatirkannya.”
Do
Hoon berkata tidak apa-apa. Se Yeon tersenyum dan mengatakan dia
berpikir bahwa Do Hoon tidak mempunyai ketertarikan pada wanita. Se Yeon
kira itu tidak benar. Se Yeon juga menawarkan diri untuk mengenalkan
seorang wanita pada Do Hoon. (Se Yeon disini cantik sekali, dan selalu
tersenyum. Membuat Do Hoon sepertinya agak canggung juga, atau malah
mulai jatuh cinta?)
Se Yeon mengeluarkan kartu namanya dan memberikan kartu namanya. Shin Ah Foundation…
“Ya.
Beberapa kali saat aku menjadi sukarelawan di akhir pekan, kita saling
berpapasan, tapi kau tidak bersikap seperti mengenalku.”
Do
Hoon meminta maaf. Se Yeon tertawa, dan berkata apakah difoto atau
tidak dengan seseorang yang tidak tertarik untuk menemami, Se Yeon
senang bertemu dengan Do Hoon yng tulus (dalam menjadi sekarelawan). Se
Yeon pamit. Do Hoon tersenyum memandangi kartu nama Se Yeon.
Do
Hoon meninggalkan tempat itu, dan saat menuruni tangga, dia melihat Se
Yeon yang sedang menerima tamu di pesta perayaan ke empat kalinya
ayahnya terpilih. Do Hoon memandangi Se yeon dari jauh, Se Yeon yang
selalu tersenyum. Do Hoon tersenyum. Sepertinya dia terpesona dan mulai
jatuh cinta. Hmmm..
***
Ketua Jo pulang ke rumah dengan marah. Dia meminta air minum untuk menenangkan diri.
“Perwakilan
Shin, pria itu. Beraninya dia memperlakukan hotel kita seperti sebuah
motel disudut jalan? Sejak dia menjadi seorang politikus besar berterima
kasih pada orang tuanya, dia seharusnya tidak menjadi kikir! Berapa
besar total biayanya?”
Gwang Min menjawab: Aula
perjamuan, makanan, pengeluaran tambahan untuk undangan orang penting,
total pengeluarannya sekitar 230 ribu dolar.”
Ketua
Jo meminta Gwang Min untuk mencatat pengeluaran itu atas nama
Perwakilan Shin di buku besar. Karena Ketua Jo akan membuat Perwakilan
Shin membayarnya kapanpun itu. In Joo menyindir Ketua Jo yang tidak
mengatakan apapun di depan Perwakilan Shin.
“Inilah
mengapa Perwakilan Shin berpikir kita adalah bebek yang duduk dan
gelandangan! Lihat saja kasusnya Min Hyuk. Jika pernikahan adalah
sesuatu untuk kesepakatan? Kau hanya bisa menundanya sangat lama. Apakah
mereka menunggu untuk kondisi yang lebih baik atau apa?” In Joo juga
kesal.
“Ini sebuah kesepakatan. Pernikahan kami
adalah sebuah M&A (merger dan akuisisi). Apakah ada seorangpun yang
tidak mengetahuinya?” tanya Min Hyuk.
Ketua Jo
menunjuk Min Hyuk, “Itulah mengapa, kau harus menganggapnya sebagai
proyek bisnis pertamamu dan Se Yeon…menangkan dia.”
Min
Hyuk mengangguk percaya diri. Ketua Jo meminta In Joo untuk konsentrasi
pada pelantikan Min Hyuk. In Joo mengiyakan dengan agak malas. Pada
Gwang Min, Ketua Jo memintanya untuk memastikan mengundang Perwakilan
Kim Chang Suk.
Gwang Min mengatakan Perwakilan
Kim adalah orang yang mengalahkan Perwakilan Shin dan sedang menjalankan
untuk pemilihan presiden. Perwakilan Shin mungkin tidak menyukainya.
Tapi itulah mengapa Ketua Joo untuk menghubunginya. Sepertinya ada
sesuatu yang direncanakan oleh Ketua Jo.
“Baiklah. Kau akhirnya memulai untuk mendapatkannya.” Ketua Jo tertawa dan berkata pada Min Hyuk.
***
Min
Hyuk masuk ke ruangannya. Dan melihat berkas terbaru, laporan tentang
Yoo Jung. Min Hyuk membaca berkas yang menyatakan Yoo Jung akan
mengikuti wawancara pembebasan bersyarat.
“Setelah membunuh seseorang, kau ingin keluar dengan cepat.” Gumam Min Hyuk.
Min
Hyuk berbaring, memandangi sebuah foto, dan mengatakan bahwa itu adalah
permainan curang. Foto itu ternyata adalah foto Yoo Jung bersama San.
***
Ada
kegiatan amal lagi di penjara. Dan tentu saja adan Do Hoon disana. Do
Hoon kebagian membagikan saus hitam untuk mie. Saat giliran Yoo Jung, Do
Hoon menggerakan jemarinya pada jemari Yoo Jung dibawah mangkok. Do
Hoon memandang rindu Yoo Jung.
“San..katakan ‘Tuan Jaksa, aku akan menikmati makanannya.’ Cobalah.”
Do Hoon tersenyum menatap San.
Reuni
mereka terganggu oleh salah satu ahjumma yang meminta saus pada Do
Hoon. Ahjumma itu bersikap genit pada Do Hoon dan bertanya apakah Do
Hoon sudah menikah. Do Hoon tidak menjawab dan melayani yang lain.
Dari
jauh, ternyata ada Min Hyuk yang mengawasi Do Hoon dan Yoo Jung. Do
Hoon terus mencuri pandang pada Yoo Jung. Begitupula Yoo Jung yang tetap
berdiri dan mencuri pandang pada Do Hoon, tanpa menyadari ahjumma Rp
yang menghalangi pandangannya dan akhirnya menyadari Yoo Jung
memperhatikan Do Hoon.
“Perempuan gila. Dia hanya hanya seperti pria lain. Apa yang kau harapkan dipelajari bayimu.” Umpat Ahjumma Rp.
Semua orang duduk, tapi Yoo Jung tidak. San menangis tidak mau duduk. Dan Min Hyuk masih mengawasinya di balik pintu.
Se
Yeon menghampiri Min Hyuk, “Apakah kau datang kesini untuk menonton?
Jika kau datang untuk bertingkah seperti ini, mengapa kau mengatakan
akan pergi ke sini?”
“Berpura-pura di depan orang, adalah benar-benar bukan gayaku.”
Se
Yeon mengatakan ini adalah yang dilakukan sukarelawan disini. Bukan
untuk Min Hyuk untuk menghinanya, yang bahkan tidak menganggat sebuah
jari. Min Hyuk bilang dia akan memulai bisnisnya sekarang. Min Hyuk
pergi meninggalkan Se Yeon.
***
Min
Hyuk menawarkan sebuah bantuan pada Kepala Penjara. Min Hyuk menawarkan
lingkungan pekerja yang baik, jika pabrik yang dimiliki penjara
menangani produk yang Min Hyuk digunakan di Hotel K. Itu akan
meningkatkan citra penjara dan sebuah perkembangan bisnis yang baru.
Kepala
Penjara terkejut campur senang mendengarnya. Tapi ada satu syarat yang
di ajukan Min Hyuk. Dia melihat pada Yoo Jung yang ada di bawah. (tidak
disebutkan syaratnya apa, tapi sepertinya berhubungan dengan Yoo Jung)
Yoo
Jung mengambil baju San yang dijemur. Baju bergambar dinosaurus. Yoo
Jung menciuminya. Yoo Jung menunjukan baju itu pada San.
“Apa
ini? Kau suka dinosaurus, benarkan San Hee? Itu akan menyenangkan jik
ayah bisa datang lagi bulan depan. Bukankah begitu San? Aku penasaran
jika bulan depan San kami juga akan bisa makana Jjajangmyun?”
San tersenyum menunjuk langit.
***
Yoo Jung menyelesaikan selimut buatannya, dan memakaikannya pada San yang tertidur.
Lalu ada pemeriksaan mendadak oleh petugas. Yoo Jung menyembunyikan benang jahitnya ke bawah kasur San.
Semua
orang di sel diminta keluar, dan diperiksa seluruh badannya. Yoo Jung
menggendong San yang menangis sambil sesekali melihat ke dalam, takut
benang dan jarumnya diketahui petugas. Dan memang ketahuan.
“2008,
untuk melanggar aturan memiliki barang yang tidak diijinkan, gaji
kerjamu satu bulan akan dipotong.” Ujar petugas yang galak.
Petugas
yang baik menghampiri Yoo Jung dan mengingatkan bukankah dia sudah
memberi tahu Yoo Jung untuk hati-hati sampai wawancara pembebasan
bersyarat. Yoo Jung meminta maaf dan pada teman-teman sekamarnya. Dan
pada San yang terus menangis.
***
“Aku tidak mempunyai latar belakang untuk pengurus pembebasan bersyarat, bagaimana aku bisa…”
Kepala
Jaksa berkata bahwa itu sesuatu yang diminta pada Do Hoon. Do Hoon
tidak mengerti. Kepala Jaksa menyuruh Do Hoon untuk menanyakan langsung
pada orang yang memintanya jika Do Hoon penasaran.
Do Hoon memandangi surat penunjukannya sebagai dewan pengurus pembebasan bersyarat.
Hyun
Suk datang sambil membawa es krim, yang dia makan sendiri. Dia
memberikan undangan pada Do Hoon. Undangan dari Min Hyuk yang akan
menjadi presdir.
“Kapan kalian berdua menjadi
berteman seperti ini?” tanya Hyun Suk, tapi Do Hoon tidak menjawab.
“Jaksa Ahn kami..walaupun kau berpura-pura tidak, kau dengan malu
memilih garis yang benar.” (bersekutu dengan orang yang benar, maksudnya
Do Hoon berteman dengan Min Hyuk yang seorang presdir)
Hyun
Suk menunjukan sendoknya yang berisi es krim. Walaupun dia merasa
kenyang, dia tetap memakannya. Walaupun dia tahu kenyataan bahwa dia kan
berakhir dengan sakir perut. (maksudnya apa tuh? Hyun Suk ikut
permainan politik, walaupun nantinya dia sendiri akan menanggung
akibatnya.)
***
Hari pelantikan Min Hyuk. Ketua Jo, In Joo dan Min Joo menyambut para tamu di depan aula. Banyak wartawan yang meliput.
Se
Yeon datang dan menyapa Ketua Jo. Ketua Jo memuji lukisan Se Yeon yang
di gantung di lobby. Se Yeon berterima kasih. Lalu Se Yeon mengatakan
bahwa ayahnya tidak bisa hadir.
Ketua Jo tertawa, “Apakah kau pikir aku tidak akan tahu bagaimana sibuknya ayahmu? Tidak apa-apa.”
Ketua
Jo lalu menyambut kedatangan Perwakilah Kim. Ketua Jo mengucapkan
terima kasih dan mempersilahkan Perwakilan Kim untuk masuk.
Do Hoon pun datang ke acara itu.
***
“Orang yang akan bertanggung jawab untuk Hotel K yang baru direnovasi, saya memperkenalkan pada anda Presiden Jo Min Hyuk.”
Min
Hyuk memasuki ruangan dengan gagah, wartawan berlomba memotretnya.
Semua orang bertepuk tangan. Min Hyuk memberi hormat di atas panggung.
Sementara itu, polisi dan jaksa Hyun Suk tiba di parkiran gedung.
Min
Hyuk berbicara di atas panggung, “Sebelum saya memberikan pidato
pelantikan, ada sesuatu yang saya akan menyukainya jika diberikan ucapan
selamat. Mengambil tempat tanggung jawab untuk Hotel K, saya
perkenalkan anda pada pasangan saya.”
Min Hyuk berjalan ke arah Se Yeon, dan menjulurkan tangannya. Se Yeon menyambut tangan itu dan berjalan mengikuti Min Hyuk.
Mereka
melambaikan tangan dan tersenyum pada semua hadirin. Do Hoon yang duduk
bersama Kepala Jaksa, melihatnya seperti tidak suka.
Kepala Jaksa mengatakan mereka adalah pasangan abad ini.
Se Yeon berbicara pelan pada Min Hyuk, “Apa yang sedang kau pamerkan? Mungkin kau bisa memberikanku sebuah petunjuk?”
“Ini
adalah rencana ayahku. Ini sebuah peringatan untuk tidak membuat
kekacauan dengan Grup K.” Jawaban Min Hyuk ini membuat senyum Se Yeon
sedikit menghilang. (bukannya Se Yeon udah tahu ya?)
Ketua Jo mengajak semua hadirin bersulang, untuk Grup K dan Presiden Jo Min Hyu. Ting! Gelas Se Yeon dan Min Hyuk beradu.
Lalu
masuk rombongan Polisi dan jaksa masuk ke dalam aula. Semua orang
terkejut. Hyun Suk maju ke depan, menunjukan surat perintah untuk
menahan Perwakilan Shin karena menerima suap.
Perwakilan Kim meronta, tidak terima disebut menerima suap.
Ketua Jo masih bisa meminum winenya dan tersenyum melihat kejadian itu. Sepertinya memang di atur oleh Ketua Jo.
Pesta
sudah usai. Se Yeon menghampiri Min Hyuk dan bertanya apakah Min Hyuk
dan Ketua Jo menjadikannya sebagai senjata*. Min Hyuk bilang anggap saja
begitu.
“Ada perebutan kekuatan antara
Perwakilan Shin dan ayahku, yang mana kau dan aku diatur, dijadikan
sebagai senjata*.” (Mian, aku gak jelas, arti dari “foil” dikalimat itu,
kalo ada yang tahu mohon diperbaiki..)
Se Yeon marah, dia keluar dengan menyenggol kencang bahu Min Hyuk.
***
Ketua
Jo tersenyum. Ada telpon masuk, dia melarang Gwang Min menjawabnya
hingga deringan ketiga. Telpon itu dari Perwakilan Shin.
Ketua
Jo berkata bahwa dia tahu Perwakilan Shin sangat sibuk, bagaimana bisa
Perwakilan Shin sempat menghubunginya. Entah apa yang dibicarakan
Perwakilan Shin, tapi Ketua Jo mengatakan semuanya baik-baik saja dan
dia yakin wartawan akan menuliskan pelantikan Min Hyuk dengan baik.
Tidak ada yang perlu di-terima kasih-kan oleh Perwakilan Shin. Lalu
Ketua Jo bilang akan mengatur waktu minggu depan, mungkin untuk bertemu.
Setelah
menutup telponnya, Ketua Jo berkata: “Bahkan sekarang pria ini
menyadari bagaimana caranya bersikap..apakah kau menduganya?”
“Jika anda menawari Perwakilan Kim, kita harus menyerah pada sisi konstruksi.”
“Berpegangan
pada perahu yang tenggelam, akankah kita melakukan apapun selain mati?
Pilih orang yang dapat dipercaya, serahkan padanya tanggung jawab,
putuskan semua ikatan dengan komplit.”
***
Se
Yeon termenung sendirian. Do Hoon menghampirinya dan bertanya apakah Se
Yeon baik-baik saja. Se Yeon balik bertanya apakah Do Hoon bisa mencium
semua hal telah dimanipulasi. Berapa lama dugaan Do Hoon sampai
Perwakilan Kim kembali keluar.
Sejak mereka
memakaikan borgol pada anggota yang menguasai partai, Do Hoon bertaruh
penuntutan tidak akan berhenti dengan mudah. “Karena itu disiarkan
secara langsung, mereka tidak akan bisa mengabaikan opini publik.”
“Opini
publik…jangan percaya terlalu banyak pada hal itu. Jika 3 orang
berbicara dengan suara yang sama, orang-orang dirancang untuk
mengikutinya. Menjadikan 3 orang mengambil tindakan, bukankah itu tugas
mereka.” Se Yeon berpendapat.
Do
Hoon kemudian merasa dia terlalu cepat menanyakan apakah Se Yeon
baik-baik saja. Jika Se Yeon tidak baik-baik saja, lalu apa yang akan
dilakukan Do Hoon. Apakah dia akan menghiburnya, tanya Se Yeon yang
tidak mendapatkan jawaban dari Do Hoon.
Do Hoon menerima panggilan dari Min Hyuk, tapi tidak di jawab.
***
Hyun
Suk dan timnya di berondong pertanyaan oleh para wartawan, mengenai
kasus Perwakilan Shin. Salah satu pertanyaannya adalah benarkah semuanya
sudah di atur oleh pihak kejaksaan. Do Hoon melihatnya.
Hyun
Suk memberikan pernyataan: “Kami di Kantor Kejaksaan tidak mempunyai
tujuan untuk menunjukan toleransi apapun kepada pegawai negri dan
korupsi masyarakat. Kami berjanji bahwa tidak akan pernah ada kasus
dimana politik menggunakan Kantor Kejaksaan.”
Hyun
berjalan masuk dan berpapasan dengan Do Hoon. Hyun Suk memanggilnya,
“Jaksa Ahn, pastikan kau makan dengan cukup.” Hyun Suk tersenyum licik,
sepertinya kenyataanya bertolak belakang dengan pernyataannya tadi.
Tentu saja, penangkapan Perwakilan Kim kan didalangi Ketua Jo melalui
Hyun Suk.
Do Hoon berjalan dengan bimbang. Do
Hoon ini belum menangani kasus yang ‘hebat’ sehingga diberi saran
seperti itu oleh Hyun Suk, dan dikatakan Do Hoon bergaul dengan orang
yang benar (Min Hyuk). Sudah tidak aneh, di drama-drama korea juga
sering diperlihatkan bahwa jaksa itu kadang dijadikan “peliharaan” oleh
para pebisnis dan politikus untuk menjatuhkan lawannya.
***
Ahjumma
Rp di pukuli di kamar mandi oleh teman satu gengnya. Tidak ada yang
berani melerai, karena mereka itu geng preman penjara. Hye Jin yang
sedang mandi di bilik sebelah tidak bisa melakukan apa-apa. Dan napi
yang lain malah kabur dari sana.
Yoo Jung yang
baru datang berteriak memanggil bantuan pada petugas. Tapi tidak ada
yang datang. Yoo Jung pun berinisiatif mengambil alat pel dan
mengacung-acungkan pada mereka yang memukuli ahjumma Rp. “Hentikan!
Jangan lakukan itu!”
Dua orang yang memukul tadi
keluar bilik dan hendak menghajar Yoo Jung juga, beruntung petugas
keburu datang. Mereka pun pergi, dan ahjumma Rp mengatakan tidak ada
yang terjadi.
Yoo
Jung menjatuhkan alat pelnya dan menghela nafas lega. Yoo Jung kemudian
menanyakan keadaan ahjumma Rp yang tebatuk kesakitan. Bukannya menjawab
ahjumma Rp malah mengatakan bahwa Yoo Jung mengharapkan mati dan
benar-benar gila karena berani melawan dua orang napi preman tadi.
“Bukankah mereka temanmu?” tanya Yoo Jung lagi.
Yoo
Jung lalu akan menolong membersihkan darah dimulut ahjumma Rp. Tapi
ahjumma itu mengambil handuk yang di pegang Yoo Jung dan meminta Yoo
Jung untuk tidak bersikap baik.
***
Do
Hoon ternyata menemui Min Hyuk, berarti dia menjawab telpon dari Min
Hyuk tadi. Dan sepertinya Do Hoon sudah lama menunggu Min Hyuk di
ruangannya.
“Bagaimana hari ini? Tidak bisa
mengajukan dakwaan, mendapatkan pembebasan…apakah kau tidak lelah? Jaksa
terpandai di akademi pelatihan menjadi jaksa yang memburuk yang tidak
bisa melakukan penyelidikan. Itu tidak menyenangkan, huh? Aku bertaruh
kau malu melihat orang tuamu yang mengadakan pesta untukmu menjadi
seorang jaksa. Aku bertaruh kau menyadari bahwa menjadi seorang jaksa
tidak merubah jalan hidup.”
Do Hoon marah dan
berkata bahwa itu bukan sesuatu yang harus diperhatikan Min Hyuk. Tapi
raut muka Do Hoon menunjukan bahwa kata-kata Min Hyuk tidak salah.
Min
Hyuk hanya berpendapat bahwa itu menyedihkan. “Anak paling hebat di
dunia, jika mereka mengetahui kau bekerja dalam kasus yang besar,
bagaimana akan bahagianya orangtuamu?”
Min Hyuk
melemparkan sebuah amplop ke meja di hadapan Do Hoon. Dengan
berkas-berkas itu, Do Hoon tidak akan berpangku tangan dan membebaskan
Perwakilan Kim. Min Hyuk juga bisa merekomendasikan Do Hoon untuk
dipilih sebagai Jaksa Khusus, pada pimpinan Do Hoon.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Do Hoon.
***
Hari
wawancara pembebasan bersyarat. Yoo Jung mempersiapkan diri. Hye Jin
memberikan semangat pada Yoo Jung untuk melakukannya dengan baik.
Ahjumma rambut kuncir juga memberikan semangat dengan memberi saran
bahwa Yoo Jung harus mengatakan minta maaf tidak peduli apapun.
Ahjumma
Rp tak ketinggal memberikan semangat dengan caranya, meminta Yoo Jung
untuk segera keluar dari penjara dan membawa San bersamanya. Yoo Jung
tersenyum, lalu menghampiri San yang tertidur.
Yoo
Jung duduk menunggu giliran. Dan akhirnya dia dipanggil. Yoo Jung pun
memasuki ruangan. Yoo Jung memberi hormat dan terkejut melihat Do Hoon
disana. Yoo Jung menatapnya. Kemudian Yoo Jung dipersilahkan duduk.
Yoo Jung menangis. Seorang dewan bertanya mengapa Yoo Jung menangis.
“Saya minta maaf. Saya minta maaf untuk orang yang sudah meninggal, maafkan saya.” Yoo Jung beberapa kali membungkuk.
Do Hoon bertanya, bagaimana Yoo Jung melewati hari-hari di tahun yang telah lalu.
“Saya…saya
mencoba untuk menyesali perbuatan salah saya. Saya berpikir menjalani
hidup dengan baik, adalah jalan untuk membayar kesalahan yang telah saya
perbuat.”
Salah satu dewan bertanya benarkah
Yoo Jung memiliki seorang anak. Yoo Jung membenarkan. Lalu ada yang
bertanya lagi, apakah Yoo Jung punya tempat untuk mengirimkan anak Yoo
Jung.
Yoo Jung menggeleng, “Tidak. Saya memiliki seorang ayah, tapi dia menderita penyakit yang serius.”
Do Hoon bertanya lagi, jika Yoo Jung di bebaskan bersyarat, apa rencana Yoo Jung untuk dilakukan kemudian.
“Saya
mendengar bahwa orang yang meninggal karena saya mempunyai seorang ibu.
Saya akan mengunjunginya, dan meminta maaf. Ayah saya juga mengalami
kesulitan yang banyak saat membesarkan saya sendirian. Saat dia sakit,
saya tidak bisa didekatnya walaupun hanya sekali. Saat saya keluar..saya
akan menghabiskan waktu dengan ayah saya. Oh, dan bintang. Karena kami
hanya diijinkan ke luar halaman dalam waktu yang sangat singkat di siang
hari, anak saya tidak pernah melihat bintang. Saya akan menunjukan
kepada anak saya sebuah bintang.”
Di
kalimat terakhir tentang bintang, Yoo Jung menjawabnya dengan menatap
Do Hoon. Kemudian Yoo Jung dipersilahkan untuk keluar. Setelah memberi
hormat, Yoo Jung menatap Do Hoon lagi, tapi Do Hoon tidak melihat pada
Yoo Jung lagi, bahkan hingga Yoo Jung benar-benar keluar dari ruangan
itu.
Do Hoon memandangi berkas pembebasan Yoo Jung, diterima/ditolak, Do Hoon bingung harus melingkari pilihan yang mana.
Flashback. Kembali pada saat Do Hoon menemui Min Hyuk.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Do Hoon.
“Aku
mendengar akan ada wawancara pembebasan bersyarat sebentar lagi. Dan
kau adalah salah satu dewan anggota. Ini mudah. Apakah kau ingin bermain
dalam liga besar, atau di dalam ruang pelayanan yang tersembunyi, itu
terserah pada pilihanmu.”
Do Hoon berkata, “Yoo Jung telah membayar untuk kesalahannya. Mengapa kau memberinya waktu yang sulit seperti ini.”
“Orang yang membuat orang lain tidak bahagia, menjadi bahagia, aku tidak suka melihatnya.” Ujar Min Hyuk tegas. Flashback end.
Do Hoon masih menatap berkas pembebasan bersyarat itu. tidak diperlihakan diterima/ditolak yang dipilih Do Hoon.
***
Kini,
giliran Do Hoon diwawancara oleh wartawan masih mengenai kasus
Perwakilan Kim. Wawancara itu ditayangkan di televisi dan dilihat oleh
Yoo Jung yang tersenyum lebar.
Ahjumma Rp bertanya apakah Yoo Jung tersenyum pada berita, dan menduga Yoo Jung telah gila. Yoo Jung menggeleng.
“Eonni, apakah keputusan wawancara pembebasan bersyarat keluar? Apa yang membuatmu begitu bahagia?”
“Aku hanya bahagia. Karena aku tahu bahwa pilihan yang aku buat tidak salah. Jadi aku benar-benar bahagia.”
(Yoo
Jung bahagia melihat Do Hoon berhasil menjadi jaksa yang hebat, tapi
Yoo Jung tidak tahu bahwa Do Hoon menjadi seperti itu dengan menolak
pembebasan bersyarat Yoo Jung.)
Yoo
Jung memegang tangan Hye Jin. Dia mengatakan bahwa dia akan hidup
dengan rajin. Yoo Jung ingin menjadi seorang ibu yang cukup baik untuk
anaknya. Hye Jin tersenyum dan meminta Yoo Jung melakukannya. Senyum Hye
Jin menghilang saat Yoo Jung berbalik. Oow, ada apa ini…
Petugas
datang dan memberitahu bahwa ada kunjungan untuk Yoo Jung. Yoo Jung
terkejut dan penasaran siapa yang mengunjunginya. Ahjumma rambut kuncir
menduga itu adalah ayahnya San. Yoo Jung menggeleng, sepertinya bukan.
Ahjumma rambut kuncir kembali menyakinkan, kenapa tidak. Jika bukan dia
siapa lagi yang datang kesana. Dan penjaga mengatakan bahwa yang datang
adalah seorang pria muda.
Yoo Jung terpaku,
apakah benar Do Hoon yang mengunjunginya. Hye Jin memberikan pemulas
bibir pada Yoo Jung. Yoo Jung lalu menghampiri San dan berkata bahwa dia
akan menemui ayahnya San. Yoo Jung menitipkan San pada Hye Jin.
Yoo
Jung diantar menuju ruang kunjungan. Sebelum masuk, Yoo Jung sempat
bercermin. Dan begitu masuk, bukan Do Hoon yang ditemuinya melainkan Min
Hyuk. Yoo Jung kembali terpaku. Min Hyuk menyapanya.
Yoo Jung berusaha membuka pintu ruangan, tapi di kunci dari luar.
“Aku
kira kau menjalani kehidupan dengan baik. Wajahmu menjadi lebih baik
(Yoo Jung menghapus lipstiknya). Tetaplah merasa nyaman disana, karena
saat kau keluar itu akan tidak nyaman.”
Yoo
Jung menghadap Min Hyuk, “Apa kau ini? Mengapa kau seperti ini padaku?
Mengapa kau melakukan ini padaku, datang menemuiku disini?”
Min
Hyuk bertanya apa yang dipikirkan Yoo Jung. Yoo Jung pasti penasaran.
Karena Yoo Jung masih memiliki waktu yang panjang, Min Hyuk meminta Yoo
Jung untuk memikirkannya dengan perlahan. Mengapa Min Hyuk menjadi
seperti ini. Kemudian Min Hyuk memberi kode pada petugas untuk membawa
Yoo Jung kembali.
***
Yoo Jung ke ruangan setrika. San menangis dengan keras. Yoo Jung menghampirinya, membujuk San agar tidak menangis.
Lalu
petugas datang dan meminta Yoo Jung menyingkir. Petugas membuka baju
San dan menemukan banyak lebam di dadanya. Petugas menyuruh petugas lain
untuk membawa San.
Yoo
Jung berontak, San tidak seperti itu. “San! San! San! Lepaskan!” Yoo
Jung mengejar petugas yang membawa San, namun Yoo Jung dipegangi oleh
petugas lain.
“Petugas! San-ku tidak seperti itu
tadi pagi, mengapa dia menjadi seperti itu?” Yoo Jung terus berontak.
Petugas yang galak datang dan mengingatkan Yoo Jung untuk mengikuti
aturan, dia tidak bisa menemani San. Tapi Yoo Jung tetap ingin menyusul.
Petugas memukul kaki Yoo Jung.
Yoo
Jung lalu bertanya pada Hye Jin, karena sebelumnya Hye Jin yang menjaga
San. Apakah terjadi sesuatu pada San. Di luar dugaan Hye Jin menjawab
dengan ketus mengapa Yoo Jung bertanya padanya. Kapanpun Yoo Jung merasa
kesulitan Yoo Jung meminta bantuan padanya, apakah sesuatu yang terjadi
itu karena kesalahannya.
“Hye Jin!” Yoo Jung terlihat marah dengan kata-kata Hye Jin.
“Ibunya San bukanlah aku, itu kau.” Hye Jin melotot pada Yoo Jung.
Ahjumma
Rp menjambak rambut Hye Jin dan membenturkan kepalanya ke meja. Hye Jin
memberontak, tapi dia kalah kuat. Ahjumma Rp menekan kuat kepala Hye
Jin dimeja.
“Hey, kau anak nakal.” Ahjumma Rp
mengancam Hye Jin dengan setrikaan di depan wajah. “Mengapa kau
melakukan itu? katakan padaku.”
Hye Jin berteriak ketakutan, “Mengapa kau melakukan ini pada orang yang bahkan tidak tahu apapun?!”
Yoo
Jung merebut setrikaan dari ahjumma Rp, dia meminta ahjumma Rp untuk
tidak melakukannya. Hye Jin menggunakan kesempatan ini untuk mendorong
ahjumma Rp. Yoo Jung pun terdorong menindih memegang setrikaan uap itu.
kemudian setrikaan meledak, dan Yoo Jung terjatuh ke bawah.
Yoo
Jung dibawa ke klinik. Dia meronta-ronta menanyakan dimana San pada
dokter jaga. Kenapa tidak ada seorang pun yang memberitahunya. Yoo Jung
dibaringkan dan diborgol kaki dan tangannya di kasur. Yoo Jung terus
bertanya “Dimana San?”
Dokter membuka baju Yoo
Jung, ada luka di dekat bahunya sebelah kiri. Tapi Yoo Jung tidak
merasakan sakit itu. dia terus bertanya dimana San. Kenyataan San yang
diambil begitu saja lebih menyakitkan untuk Yoo Jung daripada luka bakar
setrikaan.
***
Min
Hyuk memandang keluar. Dia bertanya pada Gwang Soo apakah ada hal yang
disebut cinta. Gwang Soo menjawab bahea dia berpikir ada.
“Benarkah?
Haruskan aku memberitahumu sesuatu yang lucu? Aku menemui 5 anggota
panel wawancara pembebasan bersyarat Yoo Jung. Dua menolak. Dua
menerima. Nilai yang diketahui adalah 2 lawan 2. Karena aku penasaran
tentang, seorang bajingan. Cinta? Tidak ada hal semacam itu.”
Do Hoon memimpin rapat tentang penyelidikan dana rahasia Perwakilan Shin.
Yoo
Jung menelpon Do Hoon, setelah agak lama, baru Do Hoon menjawabnya. Do
Hoon yang mendengar Yoo Jung menangis bertanya apakah Yoo Jung baik-baik
saja.
“Jaksa. Tentang pembebasan
bersyaratku…(Do Hoon menjawab akan ada konsultasi minggu depan..) tidak,
aku tidak peduli tentang itu. Aku tidak apa yang terjadi padaku. Tidak
apa-apa jika aku berada disini untuk seluruh hidupku. Tolong temukan
anakku..anakku..mereka bilang aku melakukan kekerasan pada anakku. Kau
tahu bahwa itu tidak masuk akal! Mereka tidak membiarkanku bertemu San
lagi. Tolong temukan San kita, kumohon!” Yoo Jung berkata dengan terisak
dan menahan emosi.
Do
Hoon masih belum mengerti dan meminta Yoo Jung menceritakan secara
detail. Yoo Jung mengatakan bahwa menurut mereka San memakan sesuatu
yang salah. Yoo Jung juga benar-benar tidak tahu. mereka mengatakan ada
luka ditubuh san, tapi tidak ada luka yang dia lihat di badan San
sebelumnya. “Tapi kemudian…tapi kemudian…mereka mengatakan aku adalah
yang melakukannya! Itu tidak benar…mengapa aku melakukannya? Aku adalah
ibunya San, mengapa aku melakukannya..mengapa aku! Mengapa aku
melakukannya!” Yoo Jung berterika menangis.
Do
Hoon meminta Yoo Jung tenang dan mendengarkannya baik-baik. Do Hoon akan
mencari tahu apa yang terjadi, jadi Yoo Jung tunggu saja. “Apakah kau
mengerti? Aku juga akan mencari tahu apa yang terjadi.”
Yoo Jung memohon-mohon pada Do Hoon. “Oppa…mereka mengambil anak kita.”
Sambungan
telpon terputus. Yoo Jung memanggil-manggil Do Hoon dan mencoba untuk
menelpon lagi. Tapi penjaga bilang waktunya sudah habis. Dua penjaga
menarik Yoo Jung keluar. Yoo Jung meronta dan berusaha menggapan telpon
lagi, dia memukul-mukul telpon. Penjaga menariknya lagi, dan Yoo Jung
tetap meronta hingga terjatuh di lantai.
Do
Hoon terlihat limbung setelah menutup telponnya. Seseorang menepuk
pundaknya dan bertanya apakah dia baik-baik saja. Lalu pria itu bertanya
tentang berkas yang tadi disajikan Do Hoon.
Yoo Jung diseret dan dimasukan ke dalam sel pengasingan. Sempit dan gelap.
Di
selnya yang biasa, penjaga masuk dan mengambil semua barang-barang
milik San, susu, pakaian, dan juga selimut buatan Yoo Jung.
Hye
Jin juga masuk, mengambil barang-barangnya. Ahjumma Rp mendekatinya,
dan mengatakan sudah lama dia menunggu Hye Jin, mereka harus
menyelesaikan percakapan mereka sebelumnya.
“Tidak
ada yang ingin aku katakan, dan lagipula aku tidak akan bertemu
denganmu lagi.” Hye Jin tersenyum sinis dan menepis tangan ahjumma Rp
yang menghalanginya.
Ahjumma
Rp emosi, dia menekan leher Hye Jin, hendak menyerang, tapi masih ada
petugas yang mengwasi disana, maka ahjumma Rp melepaskan cengkramannya.
Hye Jin mengatakan dia akan pindah ke sekolah pelatihan kejuruan. Hye
Jin akan mengambil jurusan kecantikan sampai dia dibebaskan dalam
pembebasan bersyarat. Hye Jin tersenyum licik dan keluar sel. 3 ahjumma
penghuni sel hanya bisa menatapnya kesal.
(sekarang
jelas, Hye Jin lah yang membuat San terlihat seperti Yoo Jung
menyiksanya dan memeberikan makanan yang salah pada San. Kawan yang
menjadi lawan. Dan ahjumma Rp adalah lawan yang menjadi kawan.)
Yoo
Jung terbaring lemah di dalam sel pengasingan dan tidak menyentuh
makanannya.. Dia bernyanyi dengan sedih. Bernyanyi untuk San.
Nyanyiannya terdengar hingga ke lorong penjara.
***
Dua tahun kemudian, 2013.
Do
Hoon menemui Min Hyuk lagi. Min Hyuk memberikan sebuah jam tangan,
mahal tentunya. Min Hyuk meminta Do Hoon mengambilnya tanpa beban. Itu
adalah tanda penghargaan darinya untuk Do Hoon. Tapi Do Hoon menolaknya.
“Aku
berpikir waktu itu sangat relatif. Dua tahun rasanya seperti satu hari,
tapi kemudian itu membosankan juga. Aku ingin gadis itu keluar dengan
cepat, jadi aku bisa membuatnya menjadi wanita paling tidak beruntung di
dunia. Dan aku berharap dia akan membusuk di penjara untuk seluruh
hidupnya. Aku tidak pernah membicarakan tentang ini dengan siapapun. Aku
merasa seperti kau adalah temanku, Jaksa Ahn. Terimalah permintaanku
dengan sangat baik. Mari kita berteman.” Min Hyuk menjulurkan tangannya.
“Aku tidak akan memanggilmu seorang teman hanya untuk berbicara tentang sisi pribadimu.”
“Maka, ayo kita dengarkan ceritamu.” Min Hyuk menuangkan wine ke gelas Do Hoon. Dan Do Hoon menatap jam tangan itu.
***
Yoo
Jung berganti pakaian dengan pakaian yang terakhir dia kenakan sebelum
masuk penjara. Tampak luka bakar di dekat bahunya. Dia tersenyum
dicermin.
Yoo
Jung keluar dari penjara. Sendirian. Yoo Jung berjalan perlahan.
Seseorang mengawasinya dari dakam mobil, dan tersenyum. Dia adalah Min
Hyuk.
Lalu
sebuah mobil melintas dan berhenti di belakang Yoo Jung. Do Hoon keluar
dari mobil itu dan memanggil Yoo Jung. Yoo Jung berbalik, Do Hoon
berlari mendekati Yoo Jung dan memeluknya.
***
“Kang Yoo Jung. Saat aku dibebaskan bersyarat, bagaimana kau akan mengahabiskan hidupmu?”
“Bintang.
Karena kami hanya diijinkan ke luar halaman dalam waktu yang sangat
singkat di siang hari, anak saya tidak pernah melihat bintang. Saya akan
menunjukan kepada anak saya sebuah bintang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar