Yoo
Jung keluar dari penjara. Sendirian. Yoo Jung berjalan perlahan.
Seseorang mengawasinya dari dakam mobil, dan tersenyum. Dia adalah Min
Hyuk.
Lalu sebuah mobil melintas dan berhenti di
belakang Yoo Jung. Do Hoon keluar dari mobil itu dan memanggil Yoo
Jung. Yoo Jung berbalik, Do Hoon berlari mendekati Yoo Jung dan
memeluknya.
Flashback. Min Hyuk berdiri di depan abu Ji Hee.
“…menyakitkan.
Karena saat kau masih tetap sama, aku berubah sendirian. Karena aku
mungkin melupakanmu seperti ini. Karena aku mungkin menjadi seorang
monster…aku takut, Ji Hee..” Min Hyuk menangis.
Min
Hyuk duduk di café Monet, dia melihat foto Yoo Jung bersama Do Hoon.
Mungkin inilah pertama kalinya Min Hyuk mengetahui Yoo Jung adalah pacar
Do Hoon. Flashback end.
Min
Hyuk terlihat marah, (diperlihatkan Min Hyuk meremas foto mereka) dia
menjalankan mobilnya dengan kencang, hampir menyerempet Doo Hoon dan Yoo
Jung yang masih berpelukan. Min Hyuk pun pergi dari sana.
“Dimana San? Dia tumbuh dengan baik kan? Tidak merasa sakit dimanapun?”
Yoo
Jung menanyakan anaknya. Tapi Do Hoon tidak menjawabnya dan mengajak
Yoo Jung pergi dari sana dulu. Do Hoon merangkul Yoo Jung mengajaknya ke
mobil. Yoo Jung juga menanyakan keadaan ayahnya. Do Hoon bilang ayah
Yoo Jung berada di rumah perawatan. Do Hoon mengajak Yoo Jung
menemuinya.
Tapi Yoo Jung ingin menemui San
lebih dulu, karena Yoo Jung pikir San akan melupakan wajahnya. Do Hoon
tak bisa mengatakan apapun lagi. Tapi ada yang aneh dengan ekspresinya.
Oow~ada apakah gerangan?
Di
dalam mobil Yoo Jung terus memperhatikan Do Hoon. Dia merasa seperti
sedang bermimpi, karena Do Hoon ada di sampingnya seperti itu. Do Hoon
menggenggam tangan Yoo Jung.
“Saat aku mendengar
bahwa ibumu pergi menemui San di panti asuhan, aku berpikir mungkin dia
bisa membawanya menemuiku sekali.” Tapi untuk apa, tempatnya (penjara)
bukanlah tempat yang baik. Di luar sana mungkin adalah tempat yang lebih
baik daripada di tempatnya. Yoo Jung selalu berpikir seperti itu
untuknya bertahan.
Do Hoon bertanya keadaan
tubuh Yoo Jung apakah baik-baik saja. Yoo Jung membenarkan. Lalu Yoo
Jung kembali bertanya tentang San. Apakah San mengalami banyak
pertumbuhan, karena dia mendengar bahwa anak kecil hari demi hari. Do
Hoon seharusnya mengiriminya beberapa foto San. Do Hoon tidak mengatakan
apapun.
Mereka
sampai di panti asuhan. Yoo Jung tertegun melihat surat keterangan
kematian. Dalam surat itu disebutkan bahwa Kang San Hee meninggal pada
tahun 2012 karena Sepsis. Mata Yoo Jung berkaca-kaca. Dia meremas kertas
itu dan bergegas keluar.
(sepsis: keracunan darah; kehadiran banyak bakteri di dalam tubuh yang membagi secara aktif. Cr: wikipedia).
Yoo
Jung ke taman bermain yang ada di panti asuhan itu. Dia mencari San.
Melihat wajah setiap anak yang ada di sana, tapi mereka bukan San. Yoo
Jung terus melihat ke sekeliling dan memanggil San. Do Hoon memegang
tangan Yoo Jung, tapi di tepisnya. Yoo Jung mengatakan bahwa itu tidak
mungkin.
“Tidak mungkin San akan pergi begitu saja seperti ini. San tidak pernah mengidap sepsis!” Yoo Jung menangis histeris.
Do Hoon berusaha menenangkan Yoo Jung, “Yoo Jung, tolong dengarkan aku.”
“Oppa, kita harus menemukan San. Oppa! Kita harus menemukan San!”
“San sudah meninggal!”
“Bohong! Itu sebuah kebohongan!”
Do
Hoon mengatakan itulah mengapa dia tidak memberitahu Yoo Jung. Karena
Do Hoon tahu bagaimana Yoo Jung akan hancur. “Setidaknya kau..setidaknya
aku ingin menyelamatkanmu, jadi aku berbohong!”
“Haaaahhhh! Haaaaahhh!” Yoo Jung berteriak frustasi hingga terduduk di tanah. Do Hoon memeluknya dan ikut menangis.
Do
Hoon berdiri di tepian sungai. Sedangkan Yoo Jung terduduk di bebatuan.
Pandangan Yoo Jung kosong. Menurut Do Hoon, Ibu Do Hoon menabur abu San
disana. Tapi Do Hoon tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk datang
menyaksikannya.
“Maafkan aku tidak memberitahumu…Yoo Jung.”
Yoo Jung tak berkata apa-apa, dia hanya menangis.
Secret
Episode 5
Ketua
Jo pulang ke rumah dengan duduk di atas kursi roda dan di dorong oleh
Gwang Min. In Joo, Min Hyuk dan Se Yeon mengikuti dari belakang. Ketua
Jo bangkit dari kursi rodanya dan mengumpat pada para wartawan yang
datang dan berkemah di depan rumah mereka. Ketua Jo melepas infusnya.
Min Hyuk terkejut.
In Joo juga terkejut, Ketua
Jo seharusnya memberikan mereka petunjuk (kalau ini pura-pura). Tapi
Ketua Jo bilang untuk membodohi para jaksa, dia harus membodohi In Joo
dulu. Lalu Ketua Jo yang melihat Se Yeon mengatakan bahwa kedatangan Se
Yeon dalam waktu yang tepat.
Ketua Jo meminta
bantuan Se Yeon untuk meyakinkan para Perwakilan yang menjadi anggota
panel dan Forum Dunia yang akan menginap di hotel mereka (min, aku gak
yakin meyakinkan apa…). Ketua Jo pun pergi bersama In Joo.
Min
Hyuk menahan Gwang Min yang akan pergi juga, “Akan sangat baik jika
paling tidak kau mengatakan sesuatu.” Gwang Min malah bertanya kemana
Min Hyuk pergi pagi-pagi sekali tadi.
Ketua
Jo, Min Hyuk dan Gwang Min berada di meja makan. Ketua Joo bertanya
siapa orang yang mengganggu bisnis mereka. Gwang Min menjawab orang itu
adalah Jaksa Ahn Do Hoon. Gwang Min akan membuat Kepala Yang (Kepala
Jaksa) untuk menghentikannya sampai disini. Ketua Jo bilang tidak,
biarkan mereka melihatnya sedikit lebih lama. Ketua Jo ingin melihat Do
Hoon merasa dirinya sebagai naga atau ular.
“Seekor
naga? Bagiku dia adalah seekor cacing. Cacing yang hidup di tanah yang
lembab dan kotor. Saat hujan, dia merangkak keluar, dan pada akhirnya
akan kering dan mati. Itulah hidupnya.” Ujar Min Hyuk.
Lalu
Min Hyuk dan Ketua Jo bersamaan menggarpu makanannya yang ternyata
adalah spageti yang notabene mirip cacing. Tanpa kata, mereka meletakan
kembali garpunya dan tidak jadi makan. (ini adegan pertama yang bikin
aku ngakak nonton Secret, hehe..)
***
Se
Yeon membuka map yang berisi berkas-berkas mengenai Yoo Jung di ruangan
Min Hyuk. Tak lama, Min Hyuk masuk dan merebut paksa map itu dari
tangan Se Yeon lalu menyimpannya di dalam laci dengan melemparnya keras.
Min Hyuk marah.
Se Yeon berdiri menghampiri Min
Hyuk. Se Yeon bertanya mengapa Min Hyuk masih melakukannya pada
seseorang yang membayar semua kesalahannya di penjara.
“Apakah harga dari sebuah dosa itu sesuatu yang bisa dibayar seperti hutang?” tanya Min Hyuk dingin.
“Yang kau lakukan ini adalah obsesi yang buruk.”
Min Hyuk membentak Se Yeon, “Jadi apa yang harus aku lakukan?! Kemarahanku tidak mau pergi.”
“Apa
yang sesungguhnya membuatmu begitu marah? Pikirkan dengan hati-hati.
Apakah ini bahwa kau benar-benar merindukan Seo Ji Hee, atau apakah kau
mencoba mengalihkan kesalahanmu pada orang lain.” Setelah berkata tajam
seperti itu, Se Yeon keluar dari ruang kerja Min Hyuk.
***
Do
Hoon mengantar Yoo Jung ke toko. Dalam toko, penuh dengan tanda segel
di barang-barang yang ada disana. Ibu Park (ibunya Do Hoon) keluar dari
dapur sambil mengatakan bahwa ruangan itu sangat kotor. Yoo Jung
memberik hormat pada ibu.
Ibu mengatakan
seseorang hidup di dalam rumah untuk menggunakannya bukan untuk
menghancurkannya. Jika Yoo Jung datang kesana untuk tinggal, harus ada
setidaknya kasur untuk berbaring. Ibu lalu menghampiri Yoo Jung dengan
tahu ditangan, dan menyuapkannya pada Yoo Jung. Yoo Jung menggigitnya
sedikit dan menangis.
“Jangan menangis. Jika ibu
tidak bisa mematahkan kasih sayangnya, mereka mengatakan bahwa si bayi
tidak bisa meniggalkan dunia. Untuk bayi yang sudah meninggal berbahagia
di tempat yang baik, kau harus mengirim anak yang harus kau kirim, dan
kau harus hidup.”
Yoo
Jung terisak. Ibu berkata dia bukannya tidak tahu rasanya dengan
mengatakan itu. Ibu juga pernah kehilangan adiknya Do Hoon yang baru
mulai berjalan. Di tidak bisa terurus dengan baik karena ibu yang sibuk.
Tapi karena ibu tetap harus bekerja, para tetangga bahkan mengutuknya
karena ibu terlalu tabah. Ibu mendengarnya dengan satu telingan dan
mengeluarkannya dari telinga yang lain. Saat itu tidak ada orang yang
menghiburnya.
Ibu memegang tangan Yoo Jung, “Yoo
Jung. Kau juga harus memikirkan ayahmu. Orang hidup yang masih hidup.
Jika kau bisa melalui kemalangan ini, tidak ada yang tidak akan bisa
dipikul di masa depan. Percayalah padaku.”
Ibu memeluk Yoo Jung, dan Yoo Jung makin terisak.
Tapi
Do Hoon menarik ibu begitu saja keluar. Do Hoon meminta ibu untuk
pulang saja. Ibu bilang dia kurang apa. Saat ini orang yang dibutuhkan
Yoo Jung bukanlah orang yang memegang tangannya dan menangis dengannya.
Dia butuh orang untuk melakukan apapun yang dibutuhkan untuk membuatnya
kembali fokus dan hidup lagi. Itulah yang dibutuhkan Yoo Jung untuk
hidup.
“Aku tahu.”
“Mengapa kau berpikir bahwa aku akan menganggap Yoo Jung sebagai…”
“Tolong! Hentikan. Setidaknya kita harus memberinya waktu untuk bersedih.” Do Hoon kembali meminta ibu untuk pulang.
“Jika dia telah kembali ke akal sehatnya, kau harus kembali ke akal sehatmu juga.” Ibu pun pergi.
Sampai
dirumah, ibu mendapati ayah yang sedang minum-minum. Ayah bertanya
apakah Yoo Jung baik-baik saja. Ayah tidak mempunyai kepercayaan diri
untuk menemui Yoo Jung.
“Alasan apa yang kau punya untuk menemuinya?”
“Tidak
peduli bagaimana aku memikirkannya, aku tidak bisa mengerti mengapa Yoo
Jung melakukannya? Tapi tetap saja, jika dia mengikutiku begitu banyak,
jika dia menyukai uang yang banyak, dia seharunya menghubungi saat dia
pertama kali memiliki anak. Bagaimana bisa di mengirimkan anak yang
masih muda itu ke panti asuhan? Apakah ini Yoo Jung yang dia tahu?
bagaimana seorang anak menjadi sangat berbisa?”
Ibu
mengatakan mungkin ayah berpikir seperti itu karena ayah merasa malu.
Ayah mengatakan bagaimana bisa kelahiran cucu yang berharga menjadi
sesuatu yang memalukan. Ayah bahkan tidak pernah bisa memeluk cucunya
itu walaupun hanya sekali. Jika ayah tahu bahwa dia akan pergi dengan
tiba-tiba, saat ibu mengatakan akan menemuinya, ayah seharusnya ikut
saja dengan ibu.
Ibu terlihat mencurigakan, dia
memegang dadanya lalu minum, dan memegang dadanya lagi. Kemudian melirik
ke arah ayah sebentar. Ada apa dengan ibu? Apakah dia menyembunyikan
San dan mengatakan bahwa dia sudah mati?
***
Yoo Jung menatap foto San. “San. Maafkan ibu.” Yoo Jung menangis mendekap foto San.
“Karena
aku tidak bisa melindungimu, aku minta maaf. Karena ku membuatmu pergi
sendirian, maafkan aku. Karena aku sangat kekurangan, maafkan aku.” Yoo
Jung menangis pilu.
Do Hoon menyodorkan sendok
berisi makanan dan meminta Yoo Jung memakannya , karena jika Yoo Jung
terus seperti ini dia akan roboh. Yoo Jung menepisnya.
“Ini karena aku, aku melakukannya. San kita berakhir seperti ini karena aku.”
“Apa yang kau bicarakan? Aku sudah memberitahumu, ini bukanlah kesalahanmu!”
Yoo
Jung menangis berteriak dan memukul-mukul dadanya, “Apa yang harus aku
lakukan? Apa yang harus aku lakukan sekarang, Oppa? Bagaimana bisa aku
hidup tanpa San Hee? Oppa! Oppa! Tanpa San…” Yoo Jung histeris
memukul-mukul Do Hoon.
“Pukul
aku..paling tidak benci aku dan katakan bahwa ini semua adalah
kesalahanku!” Do Hoon memeluk Yoo Jung menenangkannya. Tapi Yoo Jung
masih memanggil-manggil San, membuat Do Hoon akhirnya ikut menangis.
(Aku pun tak kuasa untuk tidak ikut menangis..aku pernah kehilangan anak
seumur San soalnya, bukan anakku, tapi rasa sakitnya sama seperti
kehilangan anakku sendiri.. T.T)
***
Min
Hyuk Gwang Soo parkir di depan toko roti Yoo Jung. Sepertinya sedang
menantikan kemunculan Yoo Jung. Karena Gwang Soo bilang, sejak dia
mengunjungi panti asuhan tempat anaknya, Yoo Jung tidak keluar.
Min
Hyuk bertanya bahkan untuk Gwang Soo, tidak ini terlihat seperti dia
sedang terobsesi. Gwang Soo mengatakan dia sudah belajar untuk tidak
menghakimi apa yang sedang Min Hyuk lakukan dari kakaknya. Tapi Min Hyuk
bilang dia juga bingung (mengapa dia terus mengintai Yoo Jung).
“Dengan
melakukan ini, ini tidak seperti Ji Hee yang mati akan kembali hidup.
Apakah ini karena ada sesuatu yang tertinggal untuk di ambil?” Min Hyuk
mengingat saat Do Hoon memeluk Yoo Jung begitu keluar dari penjara.
(Sepertinya Min Hyuk penasaran dengan cinta diantara Do Hoon dan Yoo
Jung, dimana Yoo Jung tidak tahu bahwa Do Hoon mengkhianantinya. Atau
mungkinkah Do Hoon iba pada Yoo Jung?)
Kemudian mereka melihat Yoo Jung keluar dengan pandangan kosong dan berjalan dengan lunglai.
Yoo
Jung masuk ke dalam sebuah supermarket. Dia mengambil bahan-bahan untuk
membuat kue. Min Hyuk mengikuti dan mengawasinya. Saat Min Hyuk berdiri
menghalangi jalan Yoo Jung dan mereka bertabrakan. Yoo Jung tidak
mengenali Min Hyuk.
Bahkan
saat Min Hyuk membantunya mengambilkan belanjaannya yang terjatuh, Yoo
Jung hanya mengucapkan terima kasih dengan pelan tanpa melihat wajah Min
Hyuk.
Min Hyuk tertegun melihat Yoo Jung yang seperti itu.
***
Do Hoon turun dari rumah Yoo Jung. Dia mencari Yoo Jung ke toko dan berusaha menelponnya, tapi Yoo Jung tidak ada.
Yoo
Jung berada di tepian sungai tempat abu San ditabur. Yoo Jung duduk dan
menyimpan kue ulang tahun dengan 4 lilin menyala disampingnya.
(bukannya San umurnya 3 tahun ya? Oh, mungkin karena di korea kan usinya
tambah 1 saat dikandungan…)
“Maafkan aku.
Maafkan aku, San Hee. Ibu akan berhenti menangis sekarang. Karena jika
ibu terus menangis, San mungkin tidak bisa tertidur dengan tenang.” Yoo
Jung menangis, menatap langit, “Aku merindukanmu. Aku ingin menyentuhmu.
Dan memelukmu. Ini karena ibu memiliki waktu yang sulit sekarang ini.”
Yoo
Jung terus menangis. Dan tanpa disadari Yoo Jung, ada seseorang yang
mengawasinya dari belakang. Min Hyuk. Kali ini Min Hyuk sendirian
mengawasi Yoo Jung yang menangis dari dalam mobil. Dia memiringkan
kepalanya begitu melihat Yoo Jung berbaring di tanah.
Masih
sambil menangis, Yoo Jung berbaring dan menatap langit. Dia mengingat
kenangannya bersama San. Saat San tersenyum memanggilnya dan menunjuk
langit.
“Bintang-bintang
sangat indah. Benarkan San?” Yoo Jung kemudian teringat saat dia
memakaikan selimut buatannya dengan gambar bintang pada San yang
tertidur.
Yoo Jung meraba tanah di dekatnya dan menggenggamnya.
Esok
paginya. Do Hoon masih duduk di tempat yang sama di depan toko roti.
Yoo Jung yang baru saja datang duduk disampingnya. Do Hoon mengatakan
pada Yoo Jung untuk memberitahunya jika Yoo Jung hendak pergi ke suatu
tempat. “Apakah kau tahu seberapa besarnya aku mengkhawatirkanmu?
Memikirkan sesuatu terjadi padamu…”
Yoo
Jung berjongkok dan memegang tangan Do Hoon, Yoo Jung meminta maaf. Dia
lupa bahwa Do Hoon juga memiliki banyak waktu yang sulit seperti
dirinya. “Aku baik-baik saja sekarang. Jangan khawatir. Semua yang perlu
kau lakukan adalah mengingatnya, maka itu akan seperti kau sedang
bersama San.”
Yoo Jung mengatakan yang bisa
dilakukan Do Hoon untuknya dan San adalah dengan menghukum orang jahat.
Yoo Jung kemudian meminta Do Hoon untuk segera berangkat kerja. Do Hoon
mengangguk dan membelai pipi Yoo Jung.
Yoo
Jung memasukan tanah yang dia ambil dari tepian sungai ke dalam botol.
Yoo Jung memeluknya, menganggapnya pengganti San. Yoo Jung lalu
menempelkan foto San di atas kertas segel di barang-barang yang ada
ditokonya. Yoo Jung mulai membersihkan toko dan mengelap kaca depan.
“Terima
kasih, San. Ibu bahagia. Karenamu, ibu merasa sangat bahagia. Dengan
semua kenangan itu, aku akan kembali berdiri. Jadi nanti, aku dengan
pasti akan pergi bertemu denganmu lagi, San-ku.”
***
Min
Hyuk merapikan kembali foto Do Hoon dan Yoo Jung yang sudah diremasnya.
Tiba-tiba terdengar teriakan pegawainya yang melarang seseorang untuk
masuk.
Ternyata
bukan seseorang yang mencoba masuk, tapi Do Hoon beserta rombongannya.
Do Hoon menunjukan surat perintah untuk pencarian bukti. Do Hoon lalu
memerintahkan anak biahnya untuk menyita berkas-berkas dan juga hard
disk.
Min Hyuk berdiri dan menghampiri Do Hoon
dengan menenteng map rahasianya. Min Hyuk mengatakan Do Hoon terlalu
berlebihan. “Bahkan jika kau kelaparan, kau tidak bisa menyerang tuanmu.
Bukankah begitu Jaksa Ahn?” (ingat? Min Hyuk yang memberikan berkas
untuk kasus Perwakilan Kim)
“Saat
aku pergi membunuh anjing yang sesat, aku menemukan bahwa pemiliknya
adalah benar-benar orang yang jahat. Jika aku hanya menangkapnya, maka
jumlah orang yang kelaparan akan berkurang.”
Min
Hyuk menyayangkan tindakan Do Hoon, karena itu hanyalah pisau mainan.
Do Hoon tidak tahu, Min Hyuk bahkan tidak bisa memberikan pisau
sungguhan pada seorang anak. Tapi Do Hoon mengatakan walaupun itu pisau
mainan, tergantung siapa yang menggunakannya, suatu hal bisa berubah.
Lalu
Do Hoon melihat map yang dipegang oleh Min Hyuk. Do Hoon meminta map
itu, dan maju hendak mengambilnya. Min Hyuk mundur, “Sungguh, ini bukan
sesuatu yang tidak bisa aku tunjukan padamu. Jika kau melihat ini, kau
tidak akan menyukainya. Ini, ambilah.”
Min Hyuk
menyerahkan map itu, tangan Do Hoon menjulur hendak mengambilnya. Namun,
ponselnya berbunyi, dan mau tidak mau tangan Do Hoon ditarik kembali
untuk menjawab telpon.
“Kembali sekarang! Kau tidak mengerti bahasa Korea? Hentikan semua yang kau lakukan dan mundur!” suara dari sebrang ponsel Do Hoon yang membuatnya tercengang dan Min Hyuk tersenyum menang.
“Sayang
sekali. Aku penasaran apa reaksimu setelah kau melihat ini. Sungguh
sayang sekali.” Min Hyuk mengacungkan map rahasianya itu.
***
Do
Hoon menghadap Kepala Yang (kepala Jaksa), dia mengatakan bahwa jika
dia telah membuat keputusan untuk menangkapnya, tidak peduli apapun,
adalah tidak benar untuk menghapusnya hingga menemukan debu. Itulah yang
diperlukan dalam penyelidikan jaksa. Do Hoon juga menyebutkan dalam
pemeriksaan ditemukan bukti bahwa Kim Eun Ill mendapatkan uang dari Grup
K dan mengirimnya ke luar negri.
“Jika kita
menangkap Grup K, kita bisa memeriksa uang mereka. Kita bisa menyelidiki
mereka dengan cukup. Ketua dari Grup K menggunakan sakitnya sebagai
alasan dan tidak datang ke pengadilan. Jika kita seperti ini, kita tidak
bisa menemukan…” Do Hoon berkata dengan menggebu-gebu, tapi di potong
oleh Ketua Yang.
“Tidak
ada bukti yang keluar. Apa motif yang kau miliki hingga kau ingin
menjatuhkan Grup K? Musuh macam apa yang membuatmu hingga menjadi
seperti ini?” Ketua Yang berkacak pinggang.
Do
Hoon menyangkal, bukan seperti itu. Do Hoon hanya mengingat apa yang
dikatakan Ketua Yang pada para Jaksa, “Menyelidiki adalah pekerjaan
mereka. Jika kita mengubah cara pandang berdasarkan keadaan…”
“Ini
sebuah organisasi! Ada aturan yang harus berada di tempatnya. Jika kau
ingin menyelidiki semaumu, maka undurkan diri dan keluarlah.”
Do
Hoon sedikit memberi hormat sebelum keluar ruangan. Dan tepat setelah
Do Hoon keluar Ketua Yang mendapatkan telpon, dan dia mengatakan di
telpon bahwa dia sudah menanganinya dengan baik. (hmmm..ini pasti telpon
dari Grup K)
***
Yoo
Jung akhirnya pergi ke rumah perawatan untuk menjemput ayahnya. Disana,
ayah sedang duduk di bangku luar. Perawat mengatakan bahwa ayah
mendengar putrinya akan datang dan merapikan tasnya. Ayah sudah duduk
seperti itu selama beberapa hari. Perawat juga sudah memberi tahu bahwa
musimnya tidak cocok untuk ayah menggunakan jaket itu, tapi ayah tetap
memakainya.
Yoo Jung menghampiri ayah dan memanggilnya, “Ayah!”
Ayah menengok, “Oh, kau akhirnya datang? Kau pasti lelah, kan? Apa? Apa yang membuatmu kesulitan?”
Yoo Jung menangis, dia berjongkok di depan ayah, “Tidak. Tidak ada yang sulit sama sekali.”
Ayah
mengangguk lalu mengajak Yoo Jung pulang ke rumah, ayah lapar. Yoo Jung
bertanya apakah ayah tahu hari apa hari ini, hari ini adalah hari ulang
tahun ayah. Yoo Jung bertanya kapan ulang tahun ayah. Ayah diam saja
tak menjawab lalu mengatakan bahwa dia lapar.
“Ya,
ini tidak penting..ini baik-baik saja selama aku bisa mengingatnya.
Ayah, kau hanya perlu untuk tersenyum.” Maka, ayah pun tertawa.
***
Do
Hoon memasuki ruangannya, dan sudah ada tamu yang menunggunya. Min
Hyuk. Do Hoon bertanya apa ini. Min Hyuk balik bertanya mengapa, apakah
dia mengagetkan Do Hoon dengan datang sangat tiba-tiba. Do Hoon juga
datang sangat tiba-tiba ke kantornya.
Do Hoon
bertanya apakah ini karena perintah penyitaan yang sebelumnya dilakukan
Do Hoon. Min Hyuk mengatakan dia tidak tertarik pada hal itu, lalu dia
menanyakan tentang Yoo Jung.
“Apakah kau masih mempunyai sisa dendam, bahkan setelah menghalangi pembebasan bersyaratnya?” tanya Do Hoon kesal.
“Kau harus mengatakannya dengan benar. Orang yang menghalangi pembebasan bersyaratnya adalah kau, Jaksa Ahn.”
Do
Hoon terdiam, kalah telak. Menyadari apa yang dikatakan Min Hyuk adalah
benar. Melihat Do Hoon yang terdiam, Min Hyuk tertawa.
Lalu
Min Hyuk mengajak Do Hoon untuk makan malam bersama malam ini. Tapi Do
Hoon menolaknya dengan mengatakan bahwa dia sudah punya janji. Min Hyuk
bertanya Do Hoon hendak bertemu siapa.
“Aku tidak menyukai menyatakan janji pribadiku.” Ujar Do Hoon dingin.
“Seseorang yang tidak ingin kau kenalkan pada temanmu, itu berarti, kau mempunyai sebuah rahasia, benar?”
Min
Hyuk mengatakan bahwa akan ada acara penggalangan dana yang di
selenggrakan Shinhwa Foundation minggu depan. Orang-orang yang hadir
dalam acara itu bukanlah orang yang dapat dengan mudah dicapai oleh Do
Hoon. “Datanglah ke acara itu untuk membuat hubungan pribadi dan…”
“Aku tidak yakin berapa lama hubungan yang dibangun dengan cara itu akan bertahan.” Ujar Do Hoon dingin.
“Bicara
itu mudah. Kau membuatku merasa menjadi orang yang lancang. Aku mencoba
untuk menjadi temanmu tapi kau bermain sangat sulit untuk didapatkan.”
Min Hyuk juga akan menganggap kejadian Do Hoon dengan surat perintah di
kantornya tidak pernah terjadi.
Do Hoon: “Kau
tidak pernah ditolak, pernahkah? Jika itu terlalu sulit maka salah satu
bisa menyerah, dan jika salah satu terjatuh maka yang satu agi bisa
menemukan pekerjaan lain, hanya itu. Kau dan aku, sudah berbeda sejak
lahir untuk menjadi teman.”
Min Hyuk: “Aku tidak tahu. Mari pikirkan apakah kita benar-benar berbeda.”
Yoo
Jung bertemu dengan teman kerjanya di pintu tol, temannya yang gendut.
Temannya itu bilang kalau sekaran tempat itu tidak seperti sebelumnya
lagi. Sejak digunakan hi-pass (bayar tol otomatis), setengah pekerja tol diberhentikan.
“Apa yang terjadi padamu hingga kau tidak bisa menelpon walaupun hanya sekali?”
Yoo
Jung hanya tersenyum. Temannya itu lalu mengatakan bahw Hae Ri juga
mengundurkan diri setelah Yoo Jung pergi. Yoo Jung lalu bertanya apakah
dia punya kontak Hae Ri.
***
Yoo
Jung menulis CV dan mencoba mencari pekerjaan lewat iklan di koran. Yoo
Jung juga mencari pekerjaan dengan langsung mendatangi tempat. Dan
akhirnya mulai besok dia akan bekerja di sebuah restoran. Yoo Jung
terlihat gembira.
***
Min
Hyuk mendapatkan tugas untuk pegi ke Hongkong. Mereka akan membuka
kasino di Hongkong. Untuk melakukan itu, Kantor Pariwisata meminta dana
untuk perijinan. Gwang Min meminta Min Hyuk untuk mengingat, tujuan
mereka bukan untuk menjadikan uang sebagai bisnis, tapi dengan sederhana
menyewakan tempat kasino untuk bisnis. Min Hyuk bilang dia
mengetahuinya.
“Apa alasannya aku harus maju?”
Gwang
Min tersenyum, “Ini bukan bahwa kau yang akan maju, tapi kau adalah
satu-satunya yang pergi. Jika kau berhasil dalam proyek ini, Ketua akan
melihatmu dengan berbeda (dalam pandangan lebih baik).”
Min
Hyuk tidak suka, mengapa Gwang Min melakukan itu padanya, tidak
menyenangkan. Gwang Min bilang, bagi orang lain Min Hyuk tampak
mempunyai banyak kesenangan hidup. Sejak Min Hyuk menerima semua
pendidikan yang mahal itu, Min Hyuk harus mempunyai beberapa hasil.
Gwang
Min meminta Gwang Soo untuk menjaga Min Hyuk dengan baik. Kemudian
Gwang Min pergi tanpa mengindahkan panggilan Min Hyuk.
***
Se
Yeon yang menuju kantor kejaksaan tidak sengaja bertemu dengan Do Hoon
di dekat tangga depan kantor. Se Yeon mengira Do Hoon sudah tidak
menjadi sukarelawan di penjara lagi. Do Hoon membenarkan, dia
menghabiskan banyak waktu tidak seperti yang dia pikirkan.
“Lalu,
aku kira kau tidak akan punya waktu untuk mengunjungi galeri?” Se Yeon
mengeluarkan undangan dari tas dan memberikannya pada Do Hoon.
“Seseorang memiliki waktu disaat seseorang melakukannya.” Se Yeon
mengharapkan kedatangan Do Hoon.
Se Yeon lalu
pamit pada Do Hoon dan bergabung bersama Kepala Yang masuk ke dalam
kantor. Sepertinya Se Yeon kesana memang untuk bertemu Ketua Yang.
***
“Beraninya kau datang kesini?”
Byur!! Ibunya Ji Hee mengguyur Yoo Jung dengan air bekas mengepel.
Yoo
Jung diam saja. Sedangkan ibunya Ji Hee mengatakan bahwa itu tidak akan
cukup bahkan jika mencabik-cabik Yoo Jung ke dalam bagian kecil-kecil.
Bagaimana bisa Yoo Jung berani datang dengan muka seperti itu.
Yoo
Jung berkali-kali membungkuk meminta maaf pada ibunya Ji Hee yang
terduduk sambil memanggil-manggil Ji Hee. Yoo Jung kemudian berjongkok
di depan ibu, tapi Yoo Jung di dorong ibu. Ibunya Ji Hee bertanya
mengapa Yoo Jung datang lagi dan membuat kemarahannya muncul.
Ibu kemudian masuk sambil menangis meninggalkan Yoo Jung yang juga menangis. Dan disana banyak orang yang melihat Yoo Jung.
***
Min
Hyuk menanyakan kotak apa yang ada di mejanya. Gwang Soo mengatakan
bahwa kotak-kotak itu kiriman dari ibunya Ji Hee. Gwang Soo juga
menyerahkan sepucuk surat.
“Aku mengembalikan
semua uang yang kau kirimkan, dan hadiah-hadiah. Aku tidak tahu siapa
kau, jadi butuh waktu lama untuk mengembalikan semuanya. Aku tidak
percaya Ji Hee-ku akan menginginkan hal seperti ini juga.”
Min
Hyuk membuka kotak itu, ada buku tabungan, tas, baju dan barang
lainnya. Min Hyuk berkata seolah-olah ada ibunya Ji Hee di depannya, apa
yang bisa Min Hyuk lakukan untuknya sehingga dia bisa merasa puas. Ibu
Ji Hee tidak masuk ke dalam rumah yang dibelikan Min Hyuk untuknya agar
merasa nyaman. Ibu Ji Hee tidak menyukai apapun yang Min Hyuk lakukan
untuknya. “Apa yang bisa aku lakukan untukmu agar Ji Hee akan merasa
bahagia?”
Min Hyuk melemparkan kotak-kotak itu ke lantai.
***
Se
Yeon sedang melukis sesuatu, sepertinya lukisan langit. Terdengar suara
pintu dibuka, Se Yeon dengan cepat menutup lukisannya menggunakan kain.
Yang datang adalah Min Hyuk. Dia menanyakan kenapa lukisan Se Yeon di
tutup. Se Yeon tidak ingin menunjukkannya sampai waktu pameran.
Min
Hyuk duduk. Se Yeon menghampiri Min Hyuk dan bertanya ada masalah apa.
Min Hyuk protes, bisakah Se Yeon menyapanya dulu saat mereka bertemu. Se
Yeon itu setiap kali bertemu pasti pertama yang ditanya ada masalah apa
sehingga Min Hyuk mencarinya. Se Yeon bilang dia tahu Min Hyuk sudah
lama.
“Aku merasa kotor, tapi..aku tidak tahu mengapa.” Curhat Min Hyuk.
“Mengapa
orang yang mudah bersikap seperti ini? Apakah itu kemarahanmu padanya
atau rasa bersalahmu, ini saatnya untukmu memaafkan. Maka kau akan
merasa nyaman.” Se Yeon memberikan nasehat.
“Itu akan sangat bagus jika bisa dilakukan dengan mudah.” Min Hyuk kemudian berbaring di sofa seperti biasa.
***
Yoo
Jung pulang ke rumah. Terdengar suara teriakan ayah dan Do Hoon.
Ternyata Do Hoon sedang mencoba memakaikan gelang identitas di tangan
ayah, tapi ayah meronta tidak mau. Do Hoon mendaftarkan identitas ayah,
berjaga-jaga jika ayah mencoba keluar sendiri. Gelang itu tidak akan
bisa dibuka sendiri oleh ayah.
Do Hoon kembali
mencoba memakaikannya, tapi ayah tetap meronta, dia bilang itu aneh. Yoo
Jung mengambil alih, Yoo Jung mengatakan bahwa gelang itu bagus, dan
berhasil memakaikannya.
“Lihat ini ayah. Bukankah ini bagus? Ini adalah nomor telpon rumah kita.”
Ayah
yang semula menatap marah pada Do Hoon, melihat gelang itu dan
tersenyum, “Ini bagus.” (Do Hoon sih makeinnya gk pake ngebujuk, kayak
ke orang sehat. Ayah Kang ini sifatnya jadi kembali ke anak-anak, jadi
seharusnya kalau ada apa-apa itu dibujuk..)
Do
Hoon lalu bertanya mengapa Yoo Jung badannya basah, apakah ada sesuatu
yang terjadi. Yoo Jung tidak mengatakan yang sebenarnya bahwa dia
disiram ibunya Ji Hee, dia hanya mengatakan telah menumpahkan sesuatu
sebelumnya.
Ayah tertidur. Do Hoon menidurkan ayah dikasur dan Yoo Jung pergi mandi.
Do
Hoon menunggu Yoo Jung di kamarnya. Yoo Jung yang selesai mandi,
bertanya mengapa Do Hoon belum pulang karena sudah sangat malam. Do Hoon
hanya menatap Yoo Jung. Lalu mulailah…Do Hoon menciumi Yoo Jung dan
hendak membuka bajunya Yoo Jung. Ekspresi Yoo Jung datar, tidak seperti
Do Hoon. Ketika Do Hoon berhasil membuka baju Yoo Jung, dia terkejut
melihat bekas luka di dekat dada Yoo Jung. Dan melepaskan diri.
“Itu..” Do Hoon termenung melihat luka itu.
Yoo Jung menutup bajunya, “Aku baik-baik saja sekarang. Ini tidak terasa seperti apapun.”
Do
Hoon meminta maaf. Tapi Yoo Jung berkata mengapa Do Hoon minta maaf,
ini adalah kesalahannya. Do Hoon merenung saat ponselnya berdering. Yoo
Jung menyuruhnya menjawab telpon itu, tapi Do Hoon menolaknya. Do Hoon
kembali menunduk merenung.
“Aku akan
melakukannya dengan baik. Melihat apa yang kau lakukan untuk ayahku, aku
harus menjadi lebih baik. Aku akan menemui mereka kemudian. Aku tidak
bisa bertemu dengan orangtuamu dan membuat pernyataan maaf. Maafkan
aku.” ujar Yoo Jung.
Do Hoo bilang itu akan sulit, tapi Yoo Jung mengetahuinya. Do Hoon kembali meminta maaf.
“Mengapa kau terus mengatakan kau minta maaf? Jangan lakukan itu.”
Yoo
Jung juga mengatakan bahwa dia mendapatkan pekerjaan dan akan
memulainya besok. Do Hoon membelai rambut Yoo Jung dan meletakan
tangannya di atas luka Yoo Jung, mungkin maksudnya ingin merasakan
sakitnya.
***
Do Hoon pulang ke rumah. Dan ibu mulai mencercanya lagi.
“Apa
yang kau lakukan? Apa kau berencana untuk hidup bersama Yoo Jung? Aku
sudah mengatakan padamu untuk berhenti menemuinya saat dia sudah kembali
ke akal sehatnya! Tidak ada orang yang akan mengatakan apapun jika kau
meninggalkannya. Kau sudah melakukan semua yang bisa kau lakukan!”
“Tolong hentikan, kau tahu bahwa walaupun Yoo Jung terlihat baik-baik saja, saat sendirian dia menangis.”
“Kau bisa melihat Yoo Jung menangis, tapi kau tidak bisa melihat hatiku terbakar?”
“Ya, ya, ibu. Ini semua adalah kesalahanku. Yoo Jung dan kau, ibu.” Do Hoon lelah menghadapi ibunya.
“Lihat, bukankah semua kesusahan ini datang karena dia?”
Do Hoon membentak ibu untuk pertama kalinya, “Aku sudah mengatakan padamu, ini bukan kesalahan Yoo Jung!”
“Lalu? Apakah ini karena aku? Apakah ini karena aku, yang hidup selama ini untukmu?” ibu berteriak.
“Aku
tahu. Aku tahu, jadi tolong hentikan!” Do Hoon membentak ibu dengan
suara yang lebih tinggi, membuat ibu syok, bagaimana bisa Do Hoon
seperti itu.
Ibu
meratap pada ayah. Ayah membentak Do Hoon, apa yang dia lakukan pada
ibunya. Kemudian ayah menenangkan ibu menjauhkannya dari Do Hoon. Do
Hoon terlihat menyesal.
***
Ayah
dan Do Hoon minum bersama di warung pinggiran jalan. Ayah mengatakan
hatinya hancur saat pertama kali mengetahui Yoo Jung menjadi seperti
itu. “Tapi jika kau memikirkannya, itu bisa berarti untuk memutuskan
hubungan. Walaupun sekarang kalian berdua saling memberikan dukungan,
saat kau hidup disana akan datang hari dimana kau akan menyesali tinggal
bersamanya.”
“Bagaimana jika anak itu masih hidup? Akankah itu berbeda? Walaupun begitu, kau tidak akan menerima Yoo Jung dan aku?”
“Baiklah.
Katakan saja karena anak itu kalian menikah, restu siapa yang akan
menerimanya? Kau akan menyembunyikannya dari pekerjaanmu. Kau akan
menyembunyikan Yoo Jung di belakang. Dan jika kau terus melakukannya,
kalian berdua akan berakhir dengan bertengkar. Sebuah hubungan dengan
banyak rasa sakit, itu bukan sebuah hubungan yang akan bertahan lama.”
Kata-kata itu membuat Do Hoon menangis. (hey! Apa yang kau tangiskan Do Hoon??)
***
Min
Hyuk sedang melihat-lihat foto Yoo Jung hasil bidikan diam-diam Gwang
Soo selama Min Hyuk di Hongkong. Tampaknya itu adalah foto saat Yoo Jung
mencari pekerjaan. Pramugari datang dan menawarkan wine. Namun rupanya
pramugari itu melihat foto Yoo Jung yang sedang tersenyum di tablet Min
Hyuk saat akan kembali, “Pacarmu sangat cantik.”
Min
Hyuk menatap tidak suka pramugari itu, yang membuat pramugari itu undur
diri. Min Hyuk tersenyum melihat foto Yoo Jung, lalu berubah kesal saat
melihat foto Yoo Jung bersama Do Hoon. Min Hyuk melemparkan tabletnya
ke kursi disampingnya.
***
Yoo
Jung keluar dari restoran yang menerimanya bekerja kemarin. Rupanya Yoo
Jung tidak jadi bekerja disana, pemiliknya mengetahui Yoo Jung pernah
di penjara, dan mereka tidak menyukainya. Yoo Jung tetap tersenyum. Lalu
ponselnya berdering.
“Nona Yoo Jung? Ini Hwang Kyung Il. Apakah aku bisa membantu di malam hari di Pusat K-Art besok?”
Yoo
Jung menyetujuinya dan mengucapkan terima kasih. Dan ternyata yang
menelpon adalah Gwang Soo, yang berada di lantai atas restoran itu. Bisa
dipastikan dia yang mengatakan pada pemilik restoran bahwa Yoo Jung
mantan napi, dan pastinya disuruh Min Hyuk.
***
Min
Hyuk sampai di bandara, Gwang Soo menjemputnya. Min Hyuk segera
menghubungi Do Hoon untuk memastikan Do Hoon datang ke acara nanti
malam, karena akan sangat bagus jika Do Hoon datang. Do Hoon bertanya
ada apa. Min Hyuk hanya bilang Do Hoon adalah temannya.
Di
kantor jaksa, Do Hoon merasa bimbang. Hyun Suk sepertinya mengetahui
kebimbangan Do Hoon. Dia memberikan saran untuk Do Hoon pergi, karena
itu bukanlah suatu tempat yang bis didatangi sembarang orang. “Orang
pergi kesana dengan tujuan menghabiskan uang dan waktu hanya dengan
pergi kesana. Apa yang menahanmu?”
Do Hoon tidak mengatakan apapun.
***
Se Yeon mengunjungi rumah abu Ji Hee. Dia meletakan bunga di tempat itu.
“Aku
cemburu dengan cinta yang kau terima dari Min Hyuk, bahkan setelah
empat tahun kau pergi. Aku menahannya sangat lama, bukan? Min Hyuk,
tolong biarkan dia pergi sekarang. Biarkan dia pergi. Hari ini, aku akan
mengaku pada Min Hyuk.”
***
Yoo
Jung masuk ke Pusat K-Art, dia mencari orang yang bisa ditanyai. Ada
seorang wanita yang membawa kardus, Yoo Jung menepuknya. Dan kebetulan
itu adalah Hae Ri. Mereka pun berpelukan dengan perasaan gembira bisa
bertemu lagi.
Yoo
Jung sedang berganti pakain pelayan, Hae Ri masuk, untung Yoo Jung
bergegas memakai kemejanya sehingga Hae Ri tidak melihat bekas lukanya.
Yoo Jung bertanya kapan Hae Ri pindah kerja. Hae Ri bilang tepat setelah
Yoo Jung pindah.
“Aku berpikir sangat lama dan
sulit untuk diriku sendiri, mengapa aku hanya bertemu dengan pecundang.
Itu semua karena kesalahan lingkungan. Secara sederhanan, untuk
menangkap ikan mas ada banyak alasan untuk beerja seperti seekor anjing
di lautan terbuka.” Dan Hae Ri berkata bahwa di tempat itu banyak sekali
ikannya.
“Lalu apa? Apa kau sudah menangkap
ikannya?” tanya Yoo Jung. Hae Ri bilang walaupun dia sudah membuang
banyak umpan, tapi tidak ada yang menyukainya.
Yoo
Jung bersama pekerja yang lain membereskan tempat acara. Hae Ri bilang
hanya orang-orang yang mempunyai orang tua yang kaya yang bisa
mengadakan pesta di tempat itu. Yoo Jung bertanya orang-orang seperti
apa yang akan datang ke tempat itu malam ini.
“Karena
pesta ini di adakan oleh seorang wanita dengan uang berton-ton, pasti
banyak orang dengan uang banyak akan datang kesini.” Hae Ri mengumpat,
dia juga orang miskin, kenapa mereka tidak memberikan juga padanya.
Kemudian atasan mereka mengatakan untuk segera bersiap karena acara akan
segera di mulai.
Do
Hoon ternyata memutuskan untuk datang ke acara itu. Ada yang menegurnya
di pintu depan. Tak jauh, Yoo Jung sedang menyiapkan gelas di salah
satu meja. Do Hoon melihatnya. Lalu dia juga melihat Min Hyuk dan Se
Yeon yang baru saja tiba. Do Hoon dengan cepat menarik tangan Yoo Jung
menjauh dari sana.
Dan ternyata, Se Yeon melihatnya. Tapi Se Yeon hanya melihat Do Hoon, tidak melihat wajah Yoo Jung.
Do
Hoon setengah marah bertanya apakah ini yang dimaksud Yoo Jung menemukn
sebuah pekerjaan baru. Yoo Jung mengatakan ini hanya sementara dan
bertanya apa yang dilakukan Do Hoon disana.
“Aku diundang. Karena mereka mengatakan bahwa ada banyak orang yang berhubungan dengan pengadilan akan bertemu disini.”
“Oh. Lalu kau pasti merasa tidak nyaman dengan aku bekerja disini.”
Do
Hoon tidak menjawab, tapi raut wajah dan ekspresinya membenarkan
perkataan Yoo Jung. Maka Yoo Jung yang memahaminya mengatakan bahwa dia
lupa menyiapkan makan malam ayahnya, mungkin ayahnya akan kelaparan
sendirian, dia harus menemuinya secepatnya. Yoo Jung memegang tangan Do
Hoon lalu bergegas pergi untuk pulang.
“Yoo
Jung. Aku akan mencari pekerjaan dimana kau bisa bekerja. Hari ini,
hanya jagalah ayahmu.” Ujar Do Hoon memanggil Yoo Jung kembali.
Yoo
Jung tersenyum mengiyakan, lalu pamit pergi. Do Hoon menghela nafas
lega. (OMG~~ Do Hoon takut ketahuan sama Min Hyuk dia…padahal Min Hyuk
memang sengaja melakukannya supaya mereka bisa bertemu).
Se
Yeon menyapa tamu-tamunya. Kemudian dia melihat Do Hoon celingukan
sendirian. Se Yeon menghampirinya dan bertanya mengapa Do Hoon
sendirian, dia melihat Do Hoon dengan seorang wanita sebelumnya. Se Yeon
bertanya siapa itu. tapi Do Hoon salah tingkah dan tidak menjawabnya.
“Itu
pasti sebuah hubungan yang tidak bisa kau ungkapkan. Itu pasti benar.”
Yoo Jung tertawa melihat Do Hoon yang tersenyum sebaga pembenarannya.
Kemudian
Min Hyuk datang dan merangkul Se Yeon. Dia menyapa Do Hoon dan
mengatakan bahwa sebuah kesenangan melihat Do Hoon disana. Do Hoon
bertanya apa alasan Min Hyuk membawanya kesana.
“Tunggulah
sebentar lagi. Kau datang kesini karena kau penasaran. Benarkah kau?
Hal yang disebut keingintahuan ini adalah sebuah hal yang menakutkan.
Keingintahuan.” Min Hyuk tersenyum meremehkan.
Lalu
ada teman Min Hyuk menghampiri mereka. Dia mendengar Min Hyuk pergi ke
Hongkong, apakah Min Hyuk melakukan hal yang menyenangkan. Min Hyuk
menjelaskan dia pergi kesana untuk bekerja, tapi semua orang akan
berpikir dia bersenang-senang disana. Teman Min Hyuk merangkul Min Hyuk
dan mengajaknya pergi dari sana.
Se Yeon memanggilnya, “Jo Min Hyuk. Pastikan untuk tetap berada disini selama acara berlangsung.”
“Tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau berada di antara orang-orang tua.”
“Tahan saja. Aku mempunyai sesuatu yang akan aku berikan padamu.”
Min
Hyuk meminta Se Yeon untuk memberikannya sekarang saja. Se Yeon
menolaknya, jika Min Hyuk ingin tahu maka tunggulah disini. Karena Se
Yeon hanya bisa memberikannya pada Min Hyuk. Min Hyuk bertanya hal hebat
apakah itu.
“Ini akan menyenangkan. Kau menyukai hal yang menyenangkan. Min Hyuk, aku meminta padamu. Jangan pergi dan tinggalah disini.”
Se
Yeon memohon dengan sangat, kemudian pergi. Min Hyuk menatapnya dengan
serius. Lalu Min Hyu juga pergi dan mengatakan akan bertemu dengan Do
Hoon lagi nanti. Do Hoon tidak berkata apapun dan menatap ke arah Se
Yeon pergi.
***
Yoo
Jung memotong kuku kaki ayah. Ayah tidak suka karena menurutnya itu
menyakitkan. Yoo Jung terus memotong, karena itu sangat kotor. Jika ayah
pergi dengan seperti itu, orang lain akan menjelek-jelekan Yoo Jung.
Ayah menyebut Yoo Jung gadis nakal.
Lalu terdengar suara teralis toko dibuka, Yoo Jung bergegas turun untuk melihatnya.
***
Di
pesta, Do Hoon mendapat telpon dari Yoo Jung, tapi dia menolaknya. Lalu
datang Min Hyuk memanggilnya. Min Hyuk mengenalkan seseorang pada Do
hoon. Wakil Hwang Chan dari Firma Hukum J dan J.
“Bukankah kau mengatakan bahwa dia adalah teladanmu?” tanya Min Hyuk. Do Hoon tersenyum.
“Ah…Jaksa Ahn Do Hoon. Aku mendengar banyak tentangmu.” Ujar Wakil Hwang Chan.
Do
Hoon mengatakan dia merasa terhormat bisa bertemu dengan Wakil Hwang
Chan. Wakil Hwang Chan mengatakan dia menyukai Do Hoon, karena walalupun
Do Hoon yang menangani kasus Kim Yun, tapi Do Hoon masih berhubungan
baik dengan Grup K. Dia sekarang sedang sibuk dengan tim global yang
baru. Tapi walaupun begitu, dia masih ingin bertemu dengan Do Hoon.
Min
Hyuk kemudian permisi pergi, dan dia berbisik pada Do Hoon, “Aku sudah
mengatakannya padamu bahwa kau tidak akan menyesalinya.”
***
Min Hyuk bertanya pada Gwang Soo dimana Yoo Jung, apakah dia belum datang. Gwang Soo mengatakan akan segera mencarinya.
“Cepatlah dan temukan dia. Ini membosankan tanpa dirinya.”
Se
Yeon bersiap menyanyi di depan. Min Hyuk melihatnya tepat di depan Se
Yeon dan Do Hoon di belakang Min Hyuk. Se Yeon menyanyi dengan menatap
Min Hyuk. Inilah nyanyiannya:
“Bawa aku
terbang ke bulan dan biarkan aku bermain diantara bintang-bintang.
Biarkan aku melihat jika musim semi seperti di Jupiter dan Mars…
(Min Hyuk menatap Se Yeon, begitu juga Do Hoon)
Dengan
kata lain, pegang tanganku. Dengan kata lain, sayang cium aku. Penuhi
hatiku dengan jiwa dan biarkan aku tinggal untuk selama-lamanya. aku
adalah semua yang aku inginkan, semua yang aku puja dan cinta. Dengan
kata lain, jujurlah…
(Min Hyuk mendapatkan bisikan dari Gwang Soo dan berjalan pergi dari sana saat Se Yeon menutup mata)
Dengan kata lain, aku cinta kamu.”
Se
Yeon membuka mata dan tidak mendapati Min Hyuk di tempatnya. Se Yeon
yang merasa kecewa, pergi begitu saja. Para tamu yang bertepuk tangan
pun kebingungan. Begitu juga Do Hoon.
***
Yoo Jung menghalangi lintah darat yang mencoba masuk untuk mencari ayah Yoo Jung.
“Minggir. Dia tidak keluar? Dia masih hidup, dan dia benar-benar menipu kami?”
“Maafkan aku. Berikan aku sedikit waktu lagi. Aku akan memastikan untuk membayarmu kembali.”
“Haruskah kami menjebloskanmu untuk penipuan agar kau kembali ke akal sehatmu?”
Para
lintah darat itu kembali mengacak-acak toko. Seseorang mengambil botol
kaca tempat pasir San, Yoo Jung bergegas mengambilnya kembali. Para
lintah darah itu berusaha mengambil kembali botol itu dan
mendorong-dorong Yoo Jung hingga Yoo Jung terjatuh.
Kemudian
seseorang ada yang menahan tangan salah seorang lintah darat yang ingin
memukul Yoo Jung. Min Hyuk. Min Hyuk mengatakan pada mereka untuk
keluar dari gedung orang lain. Para lintah darat itu bingung, seseorang
siapa. Min Hyuk bilang itu bukan sesuatu untuk mereka ketahui.
Min
Hyuk memerintahkan Gwang Soo untuk membawa mereka semua keluar. Salah
satu dari mereka akan menyerang, tapi berhasil di lawan oleh Gwang Soo
dan mereka di giring keluar.
Min Hyuk menatap tajam Yoo Jung. Yoo Jung yang merasa bingung bertanya siapa Min Hyuk.
“Aku? Aku adalah pemilik gedung ini. Ini lucu, bukan?”
“Aku tidak pernah menjual tempat ini. Keluar dari rumahku.” Ujar Yoo Jung marah.
Min
Hyuk mengatakan dia juga tidak mau ada disana. Min Hyuk memberikan
waktu satu minggu pada Yoo Jung, setelah itu dia harus keluar dari
gedung itu. jika tidak Min Hyuk akan memaksa Yoo Jung.
Yoo
Jung marah, dia sudah hidup disana sepanjang hidupnya. Min Hyuk tidak
punya hak untuk tempat ini. “Mengapa kau terus mengikutiku dan
menyusahkanku? Siapa kau? Mengapa kau melakukan ini padaku? Orang macam
apa yang bisa melakukan hal ini pada orang lain?”
“Bagaimana
bisa seseorang pada orang lain melakukan ini? Lalu apa yang sudah kau
lakukan? Bukankah itu sesuatu yang seseorang lakukan pada orang lain?
Bagaimana rasanya membuang tubuh seseorang yang sudah mati? Gedung ini?
Ini bukan apa-apa. Dibandingkan dengan apa yang kau curi dariku!”
Flahsback saat kecelakaan dan saat Min Hyuk mencekik Yoo Jung di kantor polisi.
Yoo Jung menatap Min Hyuk dengan terkejut. Yoo Jung baru sadar siapa Min Hyuk sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar