Hye
Jin lelah dan terduduk. Dia kemudian meminta Yoo Jung untuk cepat
memukulnya, bukankah itu alasan Yoo Jung mengikutinya. Hye Jin merasa
dia sedang sial bertemu Yoo Jung seperti itu.
Yoo Jung berkaca-kaca, “Bagaimana jika aku memukulmu? Jika aku memukulnya, akankah San hidup kembali?”
Hye
Jin terkejut. Yoo Jung lalu memukuli kepala Hye Jin. Dia akan memukul
Hye Jin, ratusan bahkan ribuan kali. Yoo Jung memukuli Hye Jin sambil
menangis. Hye Jin berteriak-teriak mengapa Yoo Jung seperti itu.
Yoo Jung terduduk, “Dia meninggal.”
Do Hoon membuka kado pemberian Min Hyuk, dan matanya terbelalak. Ternyata itu adalah fotonya bersama dengan Yoo Jung.
***
“Tes pembebasan bersyarat?”
Hye
Jin mengatakan dia sebenarnya masih memiliki hukuman 3 tahun penjara.
“Aku diberitahu bahwa aku harus menghentika pembebasan bersyaratmu. Dia
mengatakan jika aku memulai kejadian kecil, dia akan melupakannya bahwa
itu pernah terjadi. Aku hanya melakukan apa yang sudah diberitahukan
padaku. Eonni, apakah kau pernah melakukan kesalahan pada seseorang?”
Yoo Jung menangis.
***
Yoo Jung bersandar di depan toko roti ayahnya. Terngiang perkataan Hye Jin sebelumnya.
“Kau
sangat baik, jadi aku tidak tahu yang lain, tapi aku mengatakan sebuah
masalah akan muncul karena bayi itu. dia bilang tidak apa-apa. Dia
mengatakan mereka akan mengurus akibatnya. Itu benar!”
Yoo Jung juga teringat perkataan Min Hyuk.
“Tetap tinggal dengan nyaman saat kau ada di dalam, karena saat kau keluar, itu akan menjadi sangat tidak nyaman.”
“Cobalah
untuk merasakan kepedihan sebanyak yang aku rasakan. Kehilangan orang
yang sangat berharga, tanpa memiliki kesempatan untuk melakukan apapun.
Bagaimana kurangnya kepedihan itu haruskah kau merasakannya juga?”
Yoo Jung menangis…lagi.
***
Yoo
Jung pulang ke rumah, dan ternyata sudah ada Min Hyuk yang menunggunya.
Yoo Jung akan masuk begitu saja, tapi Min Hyuk memanggilnya.
“Kemana kau pergi malam-malam begini? Siapa yang kau temui?”
“Apakah
aku harus menjawabnya? Itu benar bahwa aku memiliki hutan, tapi itu
bukan berarti aku mempunyai kewajiban untuk meaporkan setiap hal dalam
hidupku.”
Yoo Jung pun masuk. Dan “Aigo..”, Min
Hyuk bingung mengapa Yoo Jung seperti itu. (Yoo Jung mengira Min Hyuk
yang mengambil San.)
***
Do
Hoon menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh. Dia cemas. Teringat
perkataan-perkataan Min Hyuk selama ini padanya yang ternyata merupakan
sebuah sindiran.
“Apakah
kau berusaha melarikan diri? Apa sebenarnya kau tidak kuat minum? Meski
begitu, sebagai seorang pria tidak seharusnya kau melarikan diri.”
“Tidak seperti seseorang, aku masih punya rasa kemanusiaan.”
“Tidakkah
menurutmu Kang Yoo Jung bermuka tebal? Dia menyadari, kau, jaksa yang
menghukumnya berada tepat disampingnya tapi dia bahkan tidak bergeming.”
Do
Hoon menemui Detektif Choi. Do Hoon bertanya padanya apakah mungkin ada
saksi lain untuk kasus tabrak lari itu. Detektif Choi mengatakan bahwa
semua hasil investigasi saat itu sudah diserahkan pada kejaksaan.
“Tapi,
kejadian tabrak lari dari 4 tahun yang lalu, mengapa…mungkinkah…wanita
yang kau jamin identitasnya, mengatakan sesuatu? Benar? Apakah dia pergi
padamu dan mengatakan bahwa itu tidak adil untuknya?”
Do
Hoon tidak menjawab dan memberikan kartu namanya. Dia meminta Detektif
Choi menghubunginya jika mengingat sesuatu. Detektif sedikit tercengang
melihat jabatan Do Hoon, Direktur Tim Legal Grup K. Dia lalu mengingat
seseorang pernah memberikannya kartu nama dengan logo yang sama.
Detektif kemudian mencarinya dan memberikannya pada Do Hoon.
Do
Hoon bergegas keluar dari kantor polisi hingga menabrak seorang
petugas. Dia meremas kartu nama itu, membantingnya ke aspal dan
menginjak-nginjaknya dengan penuh emosi. Dan seperti yang sudah kita
ketahui bersama, itu adalah kartu nama Min Hyuk.
Secret
Episode 8
Do
Hoon mencari-cari berkas penyelidikan kejadian tabrak lari itu di bekas
kantornya. Ketua Tim Kim melarangnya, Do Hoon tidak bisa melihat
catatan berkas penyelidikan tanpa persetujuan pengadilan. Do Hoon tidak
peduli dan terus mencari berkas yang diinginkaanya. Ketua Kim menegurnya
keras, “Pengacara Ahn!”
Do Hoon mengeluarkan
kartu namanya, “Kepala Tim Kim, kau bilang anakmu baru saja masuk ke
Kontruksi K, benar? Saya mengerti bahwa yang diharapkan sebenarnya
adalah Hotel K..”
Setelah melihat jabatan Do Hoon di Hotel K, senyum Ketua Tim mengembang dan mempersilahkan Do Hoon melanjutkan.
Hari
sudah malam, Do Hoon sekarang memeriksa rekaman CCTV tanpa menghidupkan
lampu. Dia ingat saat itu Ketua Kim mengatakan bahwa CCTV yang ada
memiliki kualitas yang rendah sehingga sulit untuk mengenali pengemudi.
Mungkin bisa dilihat jika dengan kotak hitam mobil yang melintas, tapi
mobil itu adalah mobil sewaan.
Do Hoon memindahkan data-data ke dalam flashdisk dan dia menyimpannya.
Tiba-tiba
ada yang menyalakan lampu ruangan. Hyuk Suk masuk, dan Do Hoon
buru-buru berdiri. Do Hoon dengan tenangnya menyapa Hyun Suk.
“Oh? Apa namanya orang yang melakukan sesuatu di kantor orang lain?”
“Aku
datang untuk menemuimu, Senior.” Do Hoon mencoba mencari alasan. “Kasus
penyelidikan Grup K. Kapan kau akan meledakkannya?”
“Bahkan
jika dunia berlari pada kecepatan tingkat LTE, bisakah kau merubah sisi
secepat ini? Sejak kapan kau menjadi juru bicara Grup K?” sindir Hyun
Suk.
Do
Hoon mengacuhkan pertanyaan itu dan mengatakan dia memiliki informasi
keuangan Grup Chae Gyeong. Jika Hyun Suk menghentikan penyelidikan pada
Grup K, maka mungkin dia akan memberikan informasi itu. Hyun Suk
menyindir lagi, bahkan sekarang Do Hoon membuat kesepakatan.
“Jubah
hukum cocok padamu dengan sangat baik…kau pasti sangat menyukai uang.
Hati-hati. Ada harga yang harus dibayar untuk perlakuan yang luar biasa.
Meskipun Min Hyuk nampak seperti anak orang kaya yang dilahirkan dengan
sendok perak di mulutnya, mengambil posisi setelah ayahnya, dia
memiliki sisi yang sangat menakutkan.”
Do Hoon tersenyum meremehkan dan mengatakan akan melakukan yang terbaik. Do Hoon keluar ruangan.
Lalu Hyun Suk merasakan keanehan, dan dia melihat komputer yang masih menyala, yang ditinggalkan Do Hoon.
***
Ja
Yoon menegur Yoo Jung yang pagi-pagi sekali sudah bekerja padahal
semalam tidak bisa tidur. Yoo Jung diam tak menjawab. Ja Yoon bertanya
lagi, apa yang menyebabkan Yoo Jung bekerja sangat keras seperti itu. Ja
Yoon memberikan kopi, meminta Yoo Jung untuk meminumnya. Bahkan kemarin
malam, Yoo Jung tidak makan.
“Eonni..San..jika
dia terlahir dari ibu yang berbeda, siapa tahu, dia mungkin tetap hidup
sekarang, hidup bahagia.” Yoo Jung menerawang.
Ja
Yoon membentak, “Tidak masuk akal! Dia adalah San karena dia keluar
dari perutmu. Jika dia lahir dari orang lain, dia adalah orang asing.
Ada apa denganmu?”
Yoo Jung menangis, “Aku rindu San!”
Yoo Jung terus menangis. Ja Yoon menggenggam tangannya dan meletakan kopi di tangan Yoo Jung.
***
Do
Hoon menghampiri Gwang Min bertanya apakah Gwang Min menyimpan kotak
hitam mobil Im Won Jin untuk dijadikan bukti kasus Perwakilan Shin dan
Ketua Jo. Gwang Min mengatakan tim sekuriti menyimpannya, dan
mempersilahkan Do Hoon untuk melihatnya.
Do
Hoon masuk ke ruangannya, dan terkejut sudah ada Min Hyuk disana, duduk
di kursinya. Do Hoon bertanya apa yang dilakukan Min Hyuk sepagi ini.
Do Hoon bilang dia tidak punya waktu untuk bicara dengan Min Hyuk.
“Hadiahku,
apakah kau menyukainya? Kau sebelumnya mengatakan bahwa karena kita
berbeda sejak lahir, maka kita tidak bisa berteman, benar kan? Aku pikir
kau benar, coba pikirkan itu. Hanya karena kau bisa datang ke rumahku
dengan sporadis, jangan bingung. Grup K adalah milikku pada akhirnya.
Juga jangan mencari Se Yeon. Pria yang tidak bisa menjaga wanitanya
sendiri selalu mendambakan wanita milik pria lain.” Min Hyuk berdiri dan
menghampiri Do Hoon, dia menepuk pundak Do Hoon, “Lakukan pekerjaan
bagus hari ini. Paling tidak untuk perusahaanku.”
Do Hoon hanya bisa diam, tanpa membalas apa-apa dengan wajah yang tak bisa di tebak, antara marah dan ketakutan.
***
Min
Hyuk sedang berjalan dengan rekan-rekan kerjanya dan mendapatkan
laporan pagi. Se Yeon baru datang dan menyampaikan maafnya pada yang
lain, karena dia ada urusan di pusat kesenian sehingga dia sedikit
terlambat. Se Yeon berkata tanpa menatap Min Hyuk, padahal Min Hyuk di
depannya.
Se Yeon mempersilahkan yang lain melanjutkan, dan dia pun akan bergabung, namun Min Hyuk menahan dan memegang lengannya.
“Kau pergi begitu saja sebelumnya. Bagaimana bisa kau tidak menghubungiku setelahnya?”
“Kau,
mengapa kau tidak melakukannya?” ujar Se Yeon lalu pergi menyusul
rombongan tadi. Min Hyuk pun juga menyusul. (maksudnya kenapa Min Hyuk
yang tidak menelpon..)
Di
sisi lain, ternyata Yoo Jung juga datang ke hotel dan menitipkan
sesuatu pada resepsionis untuk diberikan pada Min Hyuk. Kemudian Yoo
Jung pergi.
Min
Hyuk merasa melihat seseorang, dia berbalik dari rombongan dan
mendekati bagian resepsionis. Resepsionis pun memberikan titipan Yoo
Jung pada Min Hyuk. Min Hyuk mengeluarkan isinya, ada amplop kecil,
surat perjanjian, dan catatan. Min Hyuk membacanya.
“Ini
adalah uang gabungan dari penghasilan bekerja di penjara, dan uang
belasungkawa pemakaman ayahku. Aku akan bekerja lebih giat dan menyimpan
lebih banyak, aku akan membayarmu secepat mungkin.”
Min
Hyuk membuka amplop kecil yang ternyata berisi uang, dia mencari sosok
Yoo Jung. Diapun menanyakan pada resepsionis kemana Yoo Jung pergi.
Resepsionis itu menunjuk satu arah.
Yoo
Jung berjalan dengan keluar, lalu didengarnya suara Min Hyuk
memanggilnya. Yoo Jung segera berlari menuruni tangga. Kemudian datang
Min Hyuk sambil berlari. Namun sayang, dia tidak berhasil menemukan Yoo
Jung. Saat Min Hyuk mencari Yoo Jung itu, dari jauh Se Yeon melihatnya
dan menghela nafas.
***
Yoo Jung sedang menimbang. Ponselnya terus berbunyi. Yoo Jung akhirnya menjawabnya. Dan itu adalah telpon dari Min Hyuk.
“Taeri, kau benar-benar. Kau berhutang padaku dan kau menghindari telponku?”
“Aku menjawabnya, bukan?”
“Ya benar. Tapi ini, mengapa kau melakukan sesuatu dengan mengirim uang seperti ini?”
“Kalau begitu aku akan memberikannya padamu secara bulanan.”
Min
Hyuk bilang lupakan saja. Dia akan menentukan lagi isi kontrak yang
seharusnya, dia tidak pernah mengatakan akan menerima apa yang
ditentukan Yoo Jung. Min Hyuk meminta Yoo Jung untuk datang ke hotel
besok. Yoo Jung tidak menjawab. Min Hyuk pun bertanya mengapa Yoo Jung
tidak menjawab.
“Besok adalah hari penting. Aku tidak akan punya waktu untuk datang.” Ujar Yoo Jung kemudian.
“Kau berani tidak mematuhi perintahku?”
“Maafkan aku. Aku tidak bisa membatalkan acara besok apapun yang terjadi.” Yoo Jung pun menutup telponnya.
Min
Hyuk memanggil Gwang Soo, dia bertanya apa jadwal Yoo Jung untuk besok.
Apakah Yoo Jung mendapatkan pekerjaan tambahan baru. Gwang Soo
sepertinya susah untuk menjelaskan.
Esok
harinya. Inilah jadwal Yoo Jung. Membantu ibunya JI Hee berjualan ikan.
Yoo Jung berpromosi dan menawarkan pada orang-orang yang lewat, meminta
mereka untuk mampir dan melihat. Ibu Ji Hee memperhatikan Yoo Jung dari
dalam toko.
Dan ternyata bukan hanya ibunya Ji Hee, tapi Min Hyuk juga memperhatikan Yoo Jung dari jauh di dalam mobil.
“Apa yang dia lakukan? Sejak kapan dia melakukan hal ini?” tanya Min Hyuk pada Gwang Soo.
“Aku yakin dia datang berkunjung beberapa kali setelah dia keluar dari penjara.”
“Lalu
mengapa hanya aku yang baru mengetahui tentang ini sekarang?” tanya Min
Hyuk lagi. Gwang Soo mengatakan Min Hyuk yang mengatakan padanya untuk
berhenti mengawasi Yoo Jung.
Min Hyuk menepuk
pundak Gwang Soo hingga dia menoleh, lalu menyentil dahinya, “Sejak
kapan aku mulai mendengarkanku?” ujar Min Hyuk kesal. Gwang Soo akan
meraba dahinya yang terasa sakit. Min Hyuk turun dari mobil.
Sementara
Yoo Jung masih terus menawarkan ikan pada orang-orang yang lewat. Ibu
Ji Hee kesal dan mengambil ikan di tangan Yoo Jung dan menyimpannya
kembali ke wadah. Yoo Jung bilang biar dia yang mengerjakan, tapi ibu Ji
Hee menyuruh Yoo Jung pergi. Yoo Jung diam. Ibu Ji Hee memotong-motong
ikan, lalu mengambil kantong plastik yang sulit dia buka.
Yoo
Jung mengambilnya dan membukanya dengan pelan. Ibu Ji Hee memasukan
ikan yang tadi di potong ke dalam plastik, dan memberikannya pada Yoo
Jung. “Ambil itu dan makanlah.” Ibu Ji Hee masuk ke dalam toko dan
menutup pintunya.
“Ibu, akan memakannya dengan baik. Terima kasih. Aku akan datang lagi nanti.” Yoo Jung berkaca-kaca.
Min
Hyuk yang memperhatikan dari jauh, kemudian bersembunyi saat Yoo Jung
berjalan ke arahnya. Min Hyuk melihat Yoo Jung berjalan menjauh.
***
Ja
Yoon yang sedang menyiapkan makan malam di gudang kerja, ngomel-ngomel
pada Hae Ri yang tidak pulang dan terus berada disana kapanpun ada
kesempatan.
“Apa bagusnya bekerja hingga
menghancurkan tulang? Dan hasilnya digunakan untuk membayar uang sewa
bulanan. Bagaimana bisa aku menyimpan uang? Bukankah cukup baik jika
tinggal disini?” ujar Hae Ri santai.
Ja Yoon
marah dan akan memukul Hae Ri karena Hae Ri tidak bicara formal
dengannya yang lebih tua. Ja Yoon memberikan sedikit kebebasan dan Hae
Ri mulai bicara tidak formal padanya.
Hae
Ri yang menunduk menghindari pukulan Ja Yoon, melihat kedatang Min Hyuk
di pintu. Dia menepuk Ja Yoon dan mengatakan ada Presdir.
Min
Hyuk pun masuk. Hae Ri menunduk memberikan hormat seperti di tempat
kerja. Hae Ri meminta Ja Yoon melakukan hal yang sama, namun Ja Yoon
menolak.
“Ay, lepaskan. Dia adalah presdir
bagimu, tapi itu tidak membuatnya menjadi presdir untukku.” Ja Yoon
berdiri tegak dan bertanya apa yang Min Hyuk lihat.
Ahjumma
Wang yang ada disitu juga, mendorong Hae Ri dan memarahi Ja Yoon.
Ahjumma Wang kemudian berkata pada Min Hyuk dengan gaya manisnya, “Oh,
maafkan aku, dia sebenarnya adalah gadis yang baik dan polos di dalam
hatinya, lembut seperti tahu. Senang bertemu denganmu. Aku Sandara
Park.”
Ahjumma Wang bergerak maju dan memegang
tangan Min Hyuk. Dia mengatakan mata Min Hyuk sangat jernih, dan
bertanya apakah Min Hyuk sudah menikah.
Yoo
Jung masuk sambil membawa panci dari dapur, dan dia terkejut ada Min
Hyuk disana. Ja Yoon mengambil panci dari tangan Yoo Jung khawatir Yoo
Jung akan terlukan lagi dan bertanya apakah Min Hyuk adalah seseorang
yang Yoo Jung kenal.
Min Hyuk yang melihat Yoo
Jung, berusaha melepaskan tangannya yang di pegang Ahjumma Wang. Untung
Ahjumma Wang sadar dan melepaskan tangan Min Hyuk. Ahjumma Wang kemudian
mempersilahkan Min Hyuk untuk duduk dan makan malam bersama.
Hae
Ri menarik tangan Ahjumma Wang dan berbisik, “Eonni, aku sudah
mengatakan padamu dia adalah Presdir. Presdir kami tidak memakan hal
seperti ini.”
Ja Yoon duduk di meja makan,
“Perangkap sebagus apa itu, sehingga tidak bisa merasakan makanan enak
seperti ini?” Ja Yoon menyindir Min Hyuk sambil mulai makan. Ahjumma
Wang memarahinya.
“Oh, maafkan aku. Um, jangan
menolak dan kemarilah berbagi makanan dengan kami. Duduklah.” Ahjumma
Wang menarik Min Hyuk untuk duduk. Yoo Jung seprtinya keberatan, tapi
tidak jadi dia ungkapkan. Sebelumnya Min Hyuk menatap Yoo Jung.
Min
Hyuk duduk, dia memandang makanan di dalam panci. Ahjumma Wang
menyendok nasi dan memasukannya ke dalam kuah yang ada di panci, lalu
dengan meminta maaf, dia menyuapkannya ke Min Hyuk. Walaupun ragu, tapi
karena kesopanan, Min Hyuk membuka mulutnya dan memasukan makanan itu ke
dalam mulutnya. Di tatapnya lagi makanan yang ada di panci, dan
ternyata isinya adalah ikan laut yang tadi Yoo Jung peroleh memakai
kimchi pedas!
Min Hyuk mengunyah makanan itu pelan-pelan di mulutnya, dan menoleh pada Yoo Jung, seperti minta pertolongan.
Ja
Yoon meminta Yoo Jung duduk dan makan agar bisa bertahan hidup. Tapi
Hae Ri bilang, pasti Ja Yoon tidak tahu kalau perut Yoo Jung tidak bisa
dekat-dekat dengan bau ikan, dia menyukai yang manis dan dia adalah
seorang yang pemilih makanan.
Min Hyuk menatap
Yoo Jung lagi, tapi yang ditatap seakan tidak peduli. Lalu Ahjumma Wang
mengajak Min Hyuk untuk bersulang, kesempatan untuk Min Hyuk minum.
Tapi, Yoo Jung meminta Min Hyuk masuk jika ingin mengatakan sesuatu.
Maka Min Hyuk pun gagal minum, tapi dia sudah mengunyah dan menelan
semua makanan di mulutnya, dan dia berhasil mengatasi ‘kepedasan’nya,
yey~ :>
Min Hyuk menyusul Yoo Jung masuk ke dalam rumah dengan tatapan tiga wanita.
“Apa lagi kali ini?” tanya Yoo Jung begitu Min Hyuk masuk.
“Bagaimana
bisa kau menjual ikan-ikan jika kau sangat membenci baunya? Kau
benar-benar tak tahu malu. Bagaimana bisa kau berpikir untuk pergi
kesana?”
Yoo
Jung mengalihkan pandangannya dari Min Hyuk, dan melihat botol pasir
San. “Kenyataan bahwa aku memiliki seorang anak, kau tahu, kan?” Yoo
Jung menatap tajam Min Hyuk, “Saat aku di penjara, anakku diambil
menjauh dariku. Anakku, saat dia sedang sekarat, aku tidak bisa
menemuinya. Mereka mengatakan dia sangat kesakitan. Aku bahkan tidak
bisa memeluknya. Kehilangan anakku setelah hanya beberapa tahun
bersamanya sangat menyakitkan seperti ini, pasti betapa sulitnya itu
untuk ibunya Seo Ji Hee. Aku selamanya berhutang padanya. Kenyataan
bahwa waktu tidak bisa kembali saat aku melakukan kesalahan, aku tahu.
Tapi tetap saja…tetap saja sebanyak aku ingin menghindarinya, aku tidak
bisa melarikan diri.”
Mata
Min Hyuk berkaca-kaca. Dia bergerak menghampiri Yoo Jung dan
mengeluarkan kertas dari saku jasnya, lalu meletakannya di meja dekat
Yoo Jung. Min Hyuk segera keluar.
Tak
lama, Yoo Jung keluar dan memanggilnya. Yoo Jung menahan lengan Min
Hyuk dan mengatakan bahwa jumlahnya terlalu banyak untuk diselesaikan
dengan gajinya yang kecil. Maka Min Hyuk mengatakan seharusnya Yoo Jung
tidak berhutang di di tempat awal. Yoo Jung bilang dia tidak akan
melarikan diri, lalu mengapa Yoo Jung bersikap baik.
Yoo Jung diam saja tak menjawab, matanya berkaca-kaca.
“Apa
kau akan menangis lagi? Jangan menangis. Aku tidak mau melihat tangisan
terima kasihmu.” Lalu Min Hyuk pergi meninggalkan Yoo Jung.
(Sepertinya
kertas yang diberikan pada Yoo Jung adalah surat keterangan cicilan
pembayaran hutang yang sudah dibayarkan Yoo Jung. Dan sepertinya
jumlahnya melebihi jumlah uang yang sudah disetorkan Yoo Jung
sebenarnya. Mungkin Min Hyuk memberikan diskon setelah melihat Yoo Jung
membantu ibunya Ji Hee.)
Min
Hyuk berjalan menuju tempat dimana Gwang Soo menunggunya, sambil
melihat ke belakang, ke arah tempat tinggal Yoo Jung. Begitu sampai, Min
Hyuk menginjak-nginjak botol yang ada disana dan menendangnya.
Min
Hyuk mendekati Gwang Soo dan mencengkram kerah jasnya, “Hei, Gwang Soo.
Melihat Taeri terluka, mengapa aku lebih terluka?!” Min Hyuk berteriak,
dan melihat ke arah tempat tinggal Yoo Jung lagi.
***
Do
Hoon memasuki ruangan tim keamanan dengan leluasa, tentu saja dengan
jabatannya itu, dan dengan alasan mencari bukti untuk kasus Ketua Jo
seperti yang di utarakan sebelumnya pada Gwang Min.
Do
Hoon mencari rekaman kotak hitam dari mobil sewaan itu, dan dia
menemukannya. Di rekaman itu, wajahnya tidak terlihat karena sedang
membetulkan penyeka air di kaca depan mobil. Do Hoon pun mengingat
kejadian itu. dia menghela nafas lega.
Lalu
panggilan seseorang mengejutkannya. Seorang tim keamanan memanggilnya,
dia melihat sekilas ke monitor di depan Do Hoon, lalu mengutarakan
maksudnya yaitu menawarkan kopi pada Do Hoon. Do Hoon pun mengucapkan
terima kasih dengan menutupi kegugupannya.
Setelah
orang itu pergi, Do Hoon mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan
untuk melihat apakah ada orang yang sedang mengawasinya. Begitu yakin
tidak ada, dia menekan tombol ‘delete’ beberapa kali.
Do
Hoon berjalan di parkiran hendak menuju mobilnya. Tiba-tiba sebuah
mobil putih menghadang jalannya dan berhenti di depannya. Do Hoon
mengabaikannya dan akan berjalan pergi, tapi langkahnya terhenti begitu
dilihat Min Hyuk turun dari mobil itu.
“Apa yang kau lakukan larut malam seperti ini?” tanya Min Hyuk menghampiri Do Hoon.
Do Hoon menjawab dengan ketus, “Aku tidak punya alasan apapun untuk melaporkan kegiatan di luar tugasku padamu, Presdir.”
Min
Hyuk menatap Do Hoon, dan Do Hoon memalingkan pandangannya menghindari
tatapan Min Hyuk. Lalu Min Hyuk mengatakan dia tahu ekspresi wajah Do
Hoon itu, ‘aku tidak akan bekerja di perusahaan’ dan ‘aku telah
tertangkap’, ekspresi seperti itu.
“Apakah ini
karena sudah lebih dari 4 tahun? Aku tidak seharusnya tahu, tapi aku
pikir aku tahu terlalu banyak. Kau akan sangat terkejut mengetahui
seberapa banyak aku tahu.” ujar Min Hyuk.
Do
Hoon bertanya lalu apa yang harus mereka lakukan. Dia tidak tahu apapun
tentangmu Min Hyuk. Ah, tidak termasuk satu hal..bahwa tanpa ayahnya,
Min Hyuk bukan apa-apa. Do Hoon tahu satu hal itu. Do Hoon menantang Min
Hyuk dengan berusaha melukai harga diri Min Hyuk.
“Aku
telah menyebrangi potongan kecil es yang tipis. Apa yang akan terjadi
jika es itu pecah? Apa yang akan terjadi pada orang tuaku yang
menyaksikan aku jatuh ke dalam es? Aku berguncang tak terkendali dan
penasaran jika aku bisa kembali. Aku datang sejauh ini setelah merayap
kesini selangkah demi selangkah dalam satu waktu. Tapi bagaimana Predir
melakukan, tidak, Jo Min Hyuk datang sejauh ini?” Do Hoon tertawa
menyeringai, “Pernikahan? Itukah mengapa kau menggunakan Se Yeon seperti
itu? Kau mengatakan bahwa Se Yeon adalah temanmu? Maka tolong jangan
lakukan itu…pada seorang teman.” Do Hoon kemudian meninggalkan Min Hyuk
yang diam saja.
***
Se
Yeon pulang ke rumahnya, dia masuk ke teras sambil bertelepon. Dan
ternyata sudah ada Do Hoon disana. Do Hoon mengatakan dengan pelan bahwa
dia sudah mencoba menelpon Se Yeon tapi telpon Se Yeon terus sibuk.
Se
Yeon menutup telponnya dan bertanya apa yang membawa Do Hoon kesana. Do
Hoon mengatakan bahwa dia membutuhkan penegasan mengenai barang seni
yan disepakati antara Galeri Shin La dan Grup K.
Do
Hoon melihat-lihat buku kumpulan foto lukisan. Dia bertanya pada Se
Yeon apakah melukis itu bernilai. Se Yeon bilang nila itu tidaklah
mutlak, saat Ketua Jo memutuskan untuk membeli, maka lukisan menjadi
bernilai.
“Aku kira orang juga seperti itu.
Tergantung dari pandangan pengamat, seseorang akan menjadi orang yang
hebat atau orang yang tidak berguna.” Ujar Do Hoon.
Se
Yeon melamun, Do Hoon melihatnya. Do Hoon mengatakan bahwa dia tahu Se
Yeon tidak melakukannya karena Se Yeon mau melakukannya. Semua ini
adalah rincian dari pernyataan dari perjanjian pimpinan.
Se Yeon berkata, “Perjanjian itu adalah kepandaian yang aku miliki pada akhirnya.”
“Tidak
masalah. Bahkan jika suatu masalah timbul, aku tidak akan membiarkanmu
terluka.” Ujar Do Hoon, yang membuat Se Yeon menatapnya.
Malam makin larut, Do Hoon terus bekerja meneliti kumpulan lukisan yang ada.
***
Sementara itu, Min Hyuk membuka buku yang ditunjukkan Se Yeon padanya, dia teringat kata-kata Se Yeon waktu itu.
“Baca ini. Balas dendam yang dimulai karena cinta, bagaimana itu akan berakhir?”
Min Hyuk menutup bukunya, dia bertanya pada Gwang Soo. “Gwang Soo. Apakah kau masih percaya bahwa cinta itu ada?”
Gwang Soo tersenyum kemudian mengiyakan. Min Hyuk bertanya mengapa.
“Daripada tidak ada, bukankah lebih baik jika ada?”
Gwang Soo tersenyum, begitu juga dengan Min Hyuk.
***
Se
Yeon membuat kopi di dapur untuk Do Hoon, namun ternyata Do Hoon
tertidur dengan mulut menganga (sumpah enggak banget deh ini Do Hoon
tidurnya. Awas cicak masuk om! >.<). Se Yeon mematikan lampu dan
tersenyum melihatnya.
Se Yeon mengambil selimut
dan memakaikannya pada Do Hoon yang masih tertidur. Tiba-tiba, Do Hoon
memegang tangan Se Yeon dan menatap wajah Se Yeon yang berdekatan
dengannya. Se Yeon berdiri dan menarik tangannya, tapi Do Hoon
menahannya. Se Yeon pun menarik tangannya kembali, lalu berjalan pergi.
“Aku
melihat berkasnya dengan baik.” Suara Do Hoon menghentikan langkah Se
Yeon. Do Hoon kemudian mengatakan besok pagi dia harus menemui polisi,
jadi dia akan pulang. Wajah Se Yeon menampakan ekspresi yang tidak bisa
aku tebak, marah ataukah gugup karena ada orang yang berani memegang
tangannya.
Min
Hyuk memencet tombol lift. Min Hyuk termenung. Dia mengingat perkataan
Do Hoon semalam bahwa Min Hyuk adalah bukan apa-apa tanpa ayahnya, dan
Min Hyuk tidak boleh memperlakukan Se Yeon seperti itu karena dia teman
Min Hyuk.
“Ah, aku terganggu.” Ucap Min Hyuk pada dirinya sendiri.
Kemudian
datang Se Yeon berdiri di sampingnya dan mengatakan bahwa penilaian
hotel dimulai hari ini. “Sebelum anggota penilai datang sore ini…” Se
Yeon menoleh dan melihat Min Hyuk yang menatapnya. “Mengapa kau
melihatku seperti itu?”
“Pernikahan kita, kau mengatakan bahwa itu adalah pernikahan bisnis. Apakah kau benar-benar berpikir seperti itu?”
“Ya, itu adalah bisnis. Kita bahkan menulis sebuah kontrak.”
Dari
dalam lift keluar Do Hoon. Dia menghela nafas dan berjalan begitu saja.
Min Hyuk menghentikan langkahnya dengan berkata Do Hoon terlihat bagus.
Bahkan di pagi hari, Do Hoon bekerja untuk perusahaan. Itu terlihat
sangat bagus. Dan Min Hyuk bertanya kemana Do Hoon akan pergi dengan
terburu-buru seperti itu. Do Hoon harus melapor padanya karena ini
adalah waktunya Do Hoon ‘bertugas’. (Min Hyuk menyindir perkataan Do
Hoon semalam..)
“Dalam rangka agar Ketua tidak di kursi roda, aku bekerja. Sangat sibuk.”
“Sejak kapan kau peduli terhadap kesehatan ayahku?”
“Ketua harus merasa sehat, maka Presdir akan memiliki hati yang terang.” Sindir Do Hoon.
“Hentikan.” Min Hyuk marah.
“Min Hyuk. Kenapa kau menjadi seperti ini?” Se Yeon menegur Min Hyuk.
“Di depanku, jangan mengambil sisi orang lain, Se Yeon.” Min Hyuk menatap Se Yeon.
Do
Hoon undur diri. Se Yeon menatap kepergian Do Hoon. Min Hyuk mengatakan
pada Se Yeon yang pernah bilang bahwa Do Hoon adalah teman Se Yeon, Do
Hoon juga temannya. Se Yeon akan mengetahuinya nanti, Do Hoon, apakah
dia seorang teman yang baik atau seorang teman yang jahat. Se Yeon
menatap Min Hyuk dengan heran, mengapa Min Hyuk begitu membenci Do Hoon.
***
Se
Yeon membuka katalog gaun pengantin. In Joo yang ada disana memintanya
untuk melihat sebuah tanaman dalam pot yang ada disana.
“Sebelumnya
hanya ada satu, tapi sudah berkembang. Aku penasaran dari mana
wewangiannya datang. Tidakkah ini cantik? Mereka bilang ini adalah
anggrek gisaeng (pelacur) aku pikir ini disebut sebagai bunga gisaeng
karena ini cantik. Lihatlah, tidak ada daunnya. Hanya bunga yang mekar.
Mereka juga meyebutnya sebagai gisaeng (parasit) karena ini hanya bisa
bertahan dengan menempel pada sesuatu. Ini sepertiku, bukankah begitu?”
In Joo seperti mengasihani dirinya sendiri.
Se
Yeon yang di ajak bicara tidak memberikan komentar apa-apa. Lalu In Joo
meminta Se Yeon untuk menunjukan sisi lembutnya juga. Se Yeon sangat
cantik dan pintar. Laki-laki, saat seorang wanita lebih baik daripada
dirinya, mereka tidak menyukainya. Namun Se Yeon bilang dia tidak
peduli. Apakah Min Hyuk menyukainya atau tidak, dia akan tetap
menikahinya.
***
Ibu
dan ayah Do Hoon tampak sibuk melayani pelanggan di restoran baru
mereka. Kemudian mereka melihat Do Hoon yang diwawancara di televisi.
Mereka merasa Do Hoon terlihat tampan. Ayah lalu mendengar pembicaraan
pelanggannya.
Pelanggan 1: “Apakah kau pernah melihat orang kaya ditangkap karena sesuatu?”
Pelanggan 2: “Maka sebut saja orang yang pandai dan orang kaya sama-sama bukan orang baik.”
Pelanggan 1: “Aku kira dia menggunakan otak pintarnya untuk berbohong. Apakah dia belajar sangat banyak untuk masalah itu?”
Ayah menjadi merasa tidak nyaman dengan obrolan pelanggannya itu.
Di
tempat kerjanya, Yoo Jung juga melihat berita Do Hoon di televisi yang
ditonton oleh sekuriti. Do Hoon di wawancara untuk rumor kontribusi
politik yang dibuat Grup K melalui Shin La Galeri. Do Hoon mengatakan
bahwa itu adalah rumor tanpa fakta. Shin La Galeri adalah organisasi
yang tidak mengambil keuntungan. Grup K akan koperatif dengan
penyelidikan kejaksaan, dan Do Hoon sendiri yang akan mendampingi Ketua
Jo.
Yoo Jung melihatnya dengan bangga, walaupun
tidak dengan senyuman yang mengembang seperti saat di penjara. Yoo Jung
kemudian menerima telpon.
Yoo
Jung ternyata di undang makan oleh Hae Ri di restoran tempatnya bekerja
bersama Ja Yoo dan Ahjumma Wang. Ja Yoon mencibir hidangan yang
disajikan Hae Ri, “Apakah ini makanan yang membuat Hae Ri mengundang
kita kesini.”
Hae Ri manyun, “Aku mungkin akan tinggal di rumahmu, jadi paling tidak aku harus membelikanmu makanan satu kali.”
Yoo
Jung tersenyum melihat tingkah dua temannya itu, lalu mengucapkan
terima kasih pada Hae Ri. Sedangkan Ahjumma Wang merasa makanannya
terlalu kaku, dia ingin sesuatu yang lembut. Ahjumma Wang akan melihat
daftar menu, namun secepat kilat daftar menu di sambar oleh Hae Ri. Dia
meminta Ahjumma Wang untuk memakan makanan yang sudah dia siapkan.
Hae
Ri beranjak pergi. Yoo Jung lalu menyusulnya dan mengatakan bahwa dia
melihat ada pengumuman lowongan kerja. Hae Ri membenarkan, memang ada
tempat kosong. Hae Ri lalu mengajak Yoo Jung menemui managernya.
“Boss,
apakah kau sudah mempekerjakan seseorang? Eonni ini adalah dewa-nya
kerja sambilan. Dia sudah mengerjakan semua pekerjaan pelayanan. Dia
adalah ratu serba bisa!” Hae Ri mengangkat jempolnya.
Manager
menanyakan nama Yoo Jung dan menanyakan pengalaman Yoo Jung. Setelah
menyebutkan namanya, Yoo Jung memberitahu bahwa sejak dia sekolah
menengah, dia sudah bekerja di restoran siap saji, hotel, restoran
korea, café kopi, restoran.
“Baik. Kalau begitu, aku akan percaya Hae Ri dan mempekerjakanmu untuk satu minggu dulu.”
“Ya. Terima kasih. Aku akan bekerja dengan giat.” Yoo Jung sangat senang.
***
Min
Hyuk melamun di tempat tidur, dia gelisah. Lalu ponselnya berbunyi. Min
Hyuk melihat ponselnya, ada sms pemberitahuan (lagi) bahwa Yoo Jung
mengirimkan uang ke rekeningnya. Min Hyuk menutup telponnya dan
mendesah. Dia mengingat saat dia melihat Yoo Jung membantu ibu Ji Hee
menjual ikan.
“Kau pikir kau akan dimaafkan jika kau melakukan itu?” ujar Min Hyuk pada Yoo Jung yang tak berada di sana.
Min Hyuk meletakan kembali ponselnya di meja, lalu tidur.
***
Hyun
Suk menghampiri Min Hyuk yang duduk di taman dan memberikan sebuah
berkas. Min Hyuk membuka berkas itu, berkas kasus tabrak lari Yoo
Jung-Ji Hee. Mata Min Hyuk terhenti pada foto Ji Hee.
“Apa kau yakin bahwa pelaku dengan mudahnya berbalik dan meninggalkan tempat walaupun melihat Ji Hee yang terluka?”
“Itu
adalah apa yang ditunjukan oleh bukti. Kau bisa melihat disana ada
jejak kaki seseorang di sekitar tempat kejadian yang datang dan pergi
kembali.”
“Apa kau yakin bahwa itu adalah jejak kaki dia (Yoo Jung)?” tanya Min Hyuk lagi.
Hyun
Suk mengatakan walaupun mereka tidak bisa menegaskan ukuran dan
bentuknya, fakta bahwa pelaku menyadari keadaan korban memberikan bukti
dan membuat pelaku menjadi bersalah. Min Hyuk menutup berkasnya, dan
berpikir. “Jadi, itu ada kemungkinan bahwa itu bukan jejak kaki gadis
ini.”
Hyun
Suk merasa aneh, kenapa Min Hyuk mencari tahu kembali kasus yang sudah
dicek. Hyun Suk mengatakan bahkan Do hoon juga datang dan mengecek
berkas itu belum lama ini.
“Siapa?”
“Jaksa Ahn.”
“Ahn Do Hoon?”
“Mengapa, apakah ada sesuatu?”
Min Hyuk pun kembali berpikir, ada apa gerangan…
***
Do
Hoon sedang menghadap Ketua Jo. Dia mengatakan bahwa walaupun kejaksaan
akan meneruskan penyelidikan, kejaksaan tidak akan bisa menyerang
secara terbuka. Bagaimanapun, itu akan membuat mereka lebih hati-hati
terhadap kejadian yan mungkin akan menyebabkan beredarnya rumor. Ketua
Jo bertanya apa rumor yang dimaksud Do Hoon.
“Hal yang paling berbahaya untuk Grup K bukanlah kejaksaan, tapi Presiden Jo Min Hyuk.”
“Pengacara Ahn Do Hoon!” Gwang Min menegur Do Hoon yang berani menyinggung Min Hyuk.
Ketua
Jo menenangkan Gwang Min dan meminta Do Hoon untuk melanjutkan. Do Hoon
mengatakan bahwa opini dari para direktur tentang Min Hyuk adalah jauh
dari ramah. Keadaan operasional hotel yang memburuk telah muncul ke
permukaan, dan ada batasnya pada apa yang bisa di halangi oleh Se Yeon.
“Mereka tahu dengan baik mengenai kesehatan anda yang memburuk, Ketua.”
“Pengacara Ahn! Apa hal yang tidak masuk akal ini?” Gwang Min kembali membentak Do Hoon.
Kali
ini Do Hoon tidak takut dan meninggikan suaranya, “Kau tahu lebih baik
dari siapapun berapa banyak waktu yang di habiskan Ketua bepergian ke
Jerman, Sunbae.” Do Hoon pertama kali menyelidikinya karena berpikir ada
hubungannya dengan investasi luar negri, tapi ternyata bukan. Do Hoon
lalu bertanya pada Ketua Jo penyakit apa yang di deritanya dan seberapa
serius penyakit itu.
Do Hoon kembali menyerang
posisi Min Hyuk, dengan mengatakan bahwa Min Hyuk sudah terlalu jauh
sebelum dia bisa menegaskan posisinya sebagai pengganti Grup K. Gwang
Min terlihat tidak suka dengan perkataan Do Hoon itu.
Ketua
Jo tidak memberikan komentar apa-apa. Dia malah menanyakan apakah Min
Hyuk ada di ruangannya. Gwang Min mengatakan jadwal Min Hyuk dimulai
siang ini. Ketua Jo meminta Gwang Min mengantar Do Hoon untuk menemui
Min Hyuk. Dan Ketua Jo meminta pada Do Hoon mengapa di tidak berbicara
sesuatu yang masuk akal pada Min Hyuk.
Gwang
Min mengantar Do Hoon ke ruangan Min Hyuk. Gwang Min meminta Do Hoon
menunggu, karena sebentar lagi Min Hyuk akan datang. Gwang Min
memberikan peringatan pada Do Hoon, “Jangan mengungkapkan apa yang
datang ke pikiranmu, tapi awasi selalu mulutmu.” Gwang Min pergi.
Kemudian
Do Hoon melihat map rahasia milik Min Hyuk yang waktu itu gagal dia
ambil. Do Hoon membukanya dan terkejut melihat isinya, foto-foto Yoo
Jung dan juga dirinya.
“Apakah ini karena
sudah lebih dari 4 tahun. Aku pikir bayak yang aku tahu tentangmu. Kau
akan sangat terkejut mengetahui seberapa banyak aku tahu.”
Do
Hoon terdiam dan kata-kata Min Hyuk itu terngiang di telinganya. Tanpa
dia sadari, Min Hyuk sudah berada di pintu, dan melihat apa yang
dilakukan Do Hoon.
“Aku penasaran apa yang dia lakukan di ruangan tanpa pemiliknya?” sindir Min Hyuk.
Do
Hoon meletakan kembali fotonya dan menghampiri Min Hyuk seolah tidak
terjadi apa-apa. Dia bertanya apa yang terjadi pada perbedaan hasil yang
diperoeh setelah menjual Hotel Icheon dengan harga yang menggelembung.
Lalu Do Hoon menunjukan berkas, informasi bahwa Min Hyuk menekan serikat
pekerja di Hotel Jaeik mendapatkan rekomendasi dari Komite Serikat
Pekerja Daerah. Hal itu bisa mengskors bisnis, “Apa kau setidaknya
sadar?”
“Itulah mengapa aku mempekerjakanmu, untuk mengurus masalah seperti itu.” ujar Min Hyuk dingin, lalu berjalan ke mejanya.
“Kejadian seperti ini bisa menentukan beberapa ratus kehidupan. Kau harus melihanya sedikit lebih tulus.”
“Siapa
kau beraninya memberikan pelajaran? Aku pikir kau buta pada kenyataan
kesalahan milikmu sendiri. Orang yang mengetahui lebih baik dari orang
lain (tentang kehidupan orang lain), adalah aku, sang Presdir. Semua
yang perlu kau lakukn adalah lakukan apa yang sudah kau katakan,
Pengacara Ahn.”
Do Hoon sedikit tersenyum basa
basi dan mengatakan dia mengerti, “Kang Yoo Jung, dia adalah orang yang
aku cintai pada satu titik. Jadi jangan memperlakukannya dengan angkuh.
Aku tidak tahu apa rencana yang kau rencanakan dengan Yoo Jung, tapi
disana tidak akan ada kesempatan kedua aku akan menjadi alat
permainanmu.”
Do Hoon berjalan pergi dengan sebelumnya menyentuh map rahasia Min Hyuk.
“Tabrak
lari 4 tahun yang lalu, aku penasaran apa yang sangat mengganggumu
hingga kau meninjau lagi berkas penyelidikan?” kata-kata Min Hyuk ini
membuat Do Hoon berhenti berjalan dan dengan terkejut berbalik menghadap
Min Hyuk. Mereka bertatapan lama, sampai Gwang Soo datang dan
mengatakan pada Min Hyuk bahwa Ketua Jo menunggunya.
Do Hoon berjalan pergi, dan Min Hyuk tersenyum senang.
***
Se
Yeon menyiapkan dua gelas wine, untuknya dan untuk Min Hyuk. Min Hyuk
berkata seharusnya dialah yang menuangkan wine untuk Se Yeon. Min Hyuk
berterima kasih karena Se Yeon nilai saham mereka berlalu tanpa masalah.
Itu tidak masalah jika Min Hyuk sudah tahu.
Min
Hyuk mengatakan akan ada sebuah pesta, apakah Se Yeon akan datang. Se
Yeon bilang dia akan memikirkannya. Min Hyuk menenggak minumannya.
“Se Yeon. Jika aku membunuh seseorang dan dipenjara, apa yang akan kau lakukan?”
“Aku
akan memilih pengacara terbaik. Aku akan menghalangi (hukuman masuk
penjara) dengan menemui jaksa, hakim, jika bukan mereka maka aku akan
mendatangi pengadilan tinggi (mengajukan banding).”
“Dan jika aku masih harus dipenjara?”
Dengan
yakin Se Yeon menjawab, “Kau tidak akan masuk penjara, aku sudah
mengatakannya padamu aku tidak akan membiarkanmu pergi.”
Min
Hyuk kemudian menerima pemberitahuan lagi mengenai Yoo Jung yang
mengirimkan uang ke rekeningnya. Min Hyuk pergi begitu saja dari tempat
Se Yeon.
***
Do
Hoon bergelap-gelapan di kantornya. Dia menyiapkan sebuah amplop yang
ditujukan untuk para Direktur Grup K. Dia lalu membuka brankasnya dan
memasukan berkas ke dalam amplop tadi.
Do
Hoon lalu keluar dari kantornya. Dia bertemu dengan Se Yeon. Do Hoon
menyembunyikan amplop tadi di belakang punggungnya dan bertanya apa yang
dilakukan Se Yeon disana. Se Yeon bertanya mereka adalah teman kan. Do
Hoon membenarkan.
“Apakah tidak apa-apa untuk
meminta bantuan sebagai teman? Bisakah kau meluangkan waktu hari rabu
depan untukku?” tanya Se Yeon.
“Ini karena pesta
yang di adakan Jo Min Hyuk, benar?” tanya So Hoon yang dibenarkan Se
Yeon. “Baik, beritahu alasannya. Apakah ini untuk menarik perhatian dari
Jo Min Hyuk lagi, atau ini karena kau benar-benar ingin pergi
denganku?”
“Itu karena Min Hyuk….” Se Yeon terbata.
“Aku akan pergi denganmu. Aku mendengar jawabanmu.” Ujar Do Hoon cepat lalu pergi meninggalkan Se Yeon.
***
Min
Hyuk sedang bermain bilyar. Dia mengingat saat dirinya menemui Do Hoon
setelah persidangan Yoo Jung 4 tahun yang lalu, dan saat Do Hoon memeluk
Yoo Jung saat dia dibebaskan.
“Kau
melakukan pekerjaan bagus, Jaksa Ahn. Aku tidak tahu kau akan
menanganinya dengan baik. Mengenyampingkan perasaan pribadimu dan
mengadili kejadian itu berdasarkan hukum saja.”
Min Hyuk juga mengingat saat Yoo Jung diperiksa polisi dan dia merasa tidak melihat seseorang terluka.
“Tolong
percaya padaku. Disana tidak ada orang. Aku tidak melihat siapapun.
Itu, dijalanan berhujan, sebuah truk tiba-tiba muncuk dan mobilku
tergelincir. Kami…”
Min Hyuk mengambil
sebuah foto di ujung meja bilyar. Foto do Hoon dan Yoo Jung di café
Monet saat mereka bertunangan. (Min Hyuk belum tahu jika itu di ambil
pada malam kejadian)
“Tidak,
aku…aku hanya menabrak sebuah drum yang berada di sekitar area
pembangunan. Hanya itu. Tidak ada jalan bahwa itu bisa terjadi. Aku
tidak tahu. Tidak, aku tidak menabrak seseorang.”
Min Hyuk memukul bola bilyar dengan kencang. Kemudian dia mengingat perkataan Hyun Suk.
“Walaupun
kami tidak mengetahui dengan pasti bentuk dan ukuran pelaku, mereka
menemukan jejak kaki yang datang dan kembali di dekat tubuh korban.”
Min
Hyuk juga mengingat sebelumnya dia menduga bahwa jejak kaki itu bukan
berarti jejak kaki wanita. Min Hyuk juga mengingat saat Yoo Jung
berlutut dikakinya.
“Tidak,
aku tidak berpikir bahwa aku sudah membayar hutangku. Selamanya…aku
tidak akan pernah melupakannya selamanya. Bagaimana bisa aku
melupakannya? Rasa maluku bukan apa-apa jika dibandingkan dengan wanita
yang mati itu.”
Min Hyuk memukul bola hingga keluar dari meja. Dia lalu meminta Gwang Soo untuk mencari informasi tentang foto itu.
***
Yoo
Jung sedang mengepel di tangga. Min Hyuk datang menghampirinya dan
bertanya itukah yang dilakukan Yoo Jung untuk membayar hutangnya. Yoo
Jung berkata dia mencoba untuk membayar hutang, makanya dia bekerja. Yoo
Jung meminta Min Hyuk jangan mengganggunya jika dia ingin dibayar.
Min Hyuk menarik tangan Yoo Jung dan memegang bahunya, sehingga Yoo Jung menghadapnya langsung.
“Di
hari kecelakaan, kau mengatakan bahwa kau pergi bahkan setelah melihat
tubuh seseorang. Apakah kau benar-benar melihat tubuhnya dan pergi?!”
Min Hyuk mencari kebenaran di mata Yoo Jung.
Yoo
Jung berkaca-kaca, “Ya. Aku melakukannya. Apa yang kau inginkan?
Setelah kau menggangguku bertahun-tahun, apakah itu belum cukup
sekarang?” Yoo Jung melepaskan tangan Min Hyuk dan menangis.
Min
Hyuk menendang ember tempat peralatan bekerja Yoo Jung. Apakah dengan
pekerjaan seperti itu Yoo Jung hendak membayarnya., bahkan Yoo Jung
tidak mau melihatnya lagi. Min Hyuk menarik tangan Yoo Jung dan
membawanya pergi dari sana.
Min
Hyuk membawa Yoo Jung ke toko pakaian. Sementara Min Hyuk memilih
pakaian, ada dua orang wanita yang memandang remeh Yoo Jung yang
mengenakan pakaian cleaning service.
Min Hyuk
memilih gaun berwarna merah untuk dikenakan Yoo Jung, dia meminta
pelayan toko untuk membantu Yoo Jung. Pelayan toko itu mengajak Yoo Jung
ke dalam ruang ganti, tapi Yoo Jung agak ragu.
“Aku
sudah mengatakannya padamu bahwa jika kau melakukan apa yang sudah
diberitahukan padamu hari ini, aku akan memotong hutangmu. Taeri.” Ujar
Min Hyuk.
Akhirnya
Yoo Jung masuk ke ruang ganti. Min Hyuk menunggunya sambil minum kopi.
Tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam ruangan. Min Hyuk bergegas
membuka tirai ruangan itu. Dilihatnya para pelayan terkejut meminta maaf
pada Yoo Jung karena melihat bekas luka milik Yoo Jung. Gaun merah itu
memang terbuka di bagian atas. Yoo Jung bilang tidak apa-apa pada
pelayan itu.
Min Hyuk juga melihat bekas luka
itu. Min Hyuk termenung sesaat. Kemudian dengan tenang dia bilang,
“Modelnya murahan.” Min Hyuk mengambilkan lagi gaun hitam dan meminta
pelayan memakaikannya pada Yoo Jung.
Tak
lama, Yoo Jung keluar dari ruangan ganti. Min Hyuk tersenyum
melihatnya, menjentikan jari dan mengatakan bahwa itu bagus. Kemudian
dia menghilangkan senyumnya. (kayaknya tadi kelupaan senyum, hehe..)
***
Gwang
Soo mendatangi café Monet dan menunjukan foto Do Hoon dan Yoo Jung pada
pemiliknya. Pemilik itu melihat fotonya, dan mengatakan bahwa dia
mengingatnya sekarang, “Apakah ini dari empat tahun yang lalu?”
“Tolong katakan padaku lebih jelas.” Ujar Gwang Soo.
***
Di
tempat pesta, bartender memperlihatkan kemahirannya. Jae Ha (temannya
Min Hyuk, aku baru tahu namanya) menghampiri Se Yeon yang berada di sana
bersama Do Hoon. Jae Ha mengatakan mengapa Se Yeon seperti itu tanpa
Min Hyuk. Se Yeon meminta Jae Ha memperkenalkan diri sendiri pada Do
Hoon yang adalah pengacara Grup K. Do Hoon megangguk, tapi Jae Ha hanya
melihatnya sekilas. Lalu matanya tertuju pada Min Hyuk yang datang
bersama Yoo Jung.
“Apa ini? Apakah kalian sedang bermain bertukar pasangan? Siapa gadis itu?” tanya Jae Ha.
Se Yeon terkejut Min Hyuk datang bersama wanita lain.
Dan
Do Hoon yang menjawab pertanyaan Jae Ha, dengan mengatakan bahwa wanita
itu (Yoo Jung) adalah seseorang yang tidak perlu Jae Ha perhatikan.
“Dalam rangka untuk membayar hutangnya pada Min Hyuk, dia akan melakukan
apapun untuknya, itu yang aku dengar.” (pantaskah dia berkata seperti
itu pada wanita yang rela berkorban untuknya? Huh..)
Min
Hyuk melihat Do Hoon, dia menarik Yoo Jung untuk mendekat. Dan dari
belakang Do Hoon, munculah Se Yeon dengan raut wajah kecewanya. Min Hyuk
terkejut. Se Yeon pergi dari sana dengan menahan tangis. Min Hyuk
mengejarnya.
Jae Ha melirik sekilas pada Yoo Jung lalu berjalan pergi. Kemudian Do Hoon menarik tangan Yoo Jung menjauh dari sana.
Min
Hyuk menarik tangan Se Yeon. Se Yeon marah, apa yang min Hyuk lakukan.
Min Hyuk bilang dia pikir Se Yeon tidak akan datang.
“Jadi, apakah kau membawanya karena kau pikir aku tidak akan datang?”
“Tidak, bukan seperti itu.”
Plak.
Se Yeon menampar Min Hyuk. “Aku tidak pernah mengatakan aku tidak akan
datang kesini. Saat kau bertanya padaku, aku bilang bahwa aku akan
memikirkannya.” Se Yeon kemudian pergi dengan menyenggol bahu Min Hyuk.
Min Hyuk tampak bersalah.
Masih
di restoran itu, Do Hoon bertanya pada Yoo Jung mengapa Yoo Jung
seperti itu. “Mainan yang orang itu mainkan, aku sudah bilang aku bisa
melakukannya.”
Yoo Jung berkata dia tidak tahu
jika Do Hoon akan berada disana. Lalu jika Do Hoon tidak ada disana maka
Yoo Jung hanya akan mengikutinya karena Min Hyuk yang mengatakannya.
“Aku tidak bisa melakukan apapun. Presdir memaksaku untuk….”
Belum
sempat Yoo Jung melanjutkan, Do Hoon menyela dengan meninggikan
suaranya, “Jika dia memintamu, akankah kau menjual tubuhmu?”
Yoo Jung terpaku dengan kata-kata Do Hoon barusan. Lalu tanpa menjawab dia berjalan pergi. Min Hyuk melihatnya.
Yoo
Jung berlari ke arah toilet, tidak sengaja dia bertabrakan dengan Jae
Ha dan terjatuh. Jae Ha membantunya berdiri kembali. Jae Ha bertanya
apakah Yoo Jung baik-baik saja, dan Yoo Jung membenarkan. Yoo Jung
kemudian akan pergi lagi.
“Berapa banyak?” pertanyaan Jae Ha menghentikan langkah Yoo Jung dan membuatnya bertanya apa maksudnya.
“Aku
mendengar karena hutangmu pada Min Hyuk, kau akan melakukan apapun yang
diminta padamu. Hutang itu, aku akan menbayarnya untukmu.” Jae Hae
mengeluarkan beberapa lembar uang 1 juta won dari dompetnya. “Maka, hal
yang aku minta…”
Yoo
Jung berkata bukan seperti itu. Jae Ha menarik Yoo Jung dan hendak
menciumnya. Yoo Jung mendorong Jae Ha. Jae Ha mengatakan Yoo Jung
mempesona dan kembali akan mencium paksa Yoo Jung.
Yoo
Jung menampar Jae Ha dan hendak berlari. Jae Ha berhasil menahannya dan
dengan kasar memaksa Yoo Jung membuka bajunya. Yoo Jung melawan,
gaunnya sedikit terbuka, dia berlari ke dalam.
Jae Ha mengejarnya. Hingga Yoo Jung terjatuh dan sepatunya terlepas, tepat di depan Do Hoon.
Jae Ha melihat bekas luka Yoo Jung, “Apa ini? Dia barang murahan.”
Yoo
Jung diam saja, sudah tak kuasa untuk berdiri. Seseorang menutupi bekas
luka Yoo Jung dengan jasnya. Bukan Do Hoon, melainkan Min Hyuk. Min
Hyuk meminta Yoo Jung untuk bangun.
“Apa ini Min Hyuk? Gadis ini murahan.”
Do Hoon menatap Yoo Jung, sedangkan Yoo Jung..pandangannya kosong.
Min
Hyuk balik bertanya apa yang sudah dilakukan Jae Ha. Jae Ha mengatakan
bahwa dia mendengar jika Min Hyuk memberi Yoo Jung uang, dia akan
melakukan apapun. Lalu Jae Ha melemparkan uang ke badan Yoo Jung,
mengapa Yoo Jung bertingkah seperti itu dan menyuruh Yoo Jung membeli
beberapa baju.
Do Hoon terlihat berkaca-kaca menahan amarah. Yoo Jung masih diam saja. Se Yeon juga.
Jae
Ha bertanya pada Min Hyuk apakah ada bekas luka di dekat bibirnya,
bekas perlawanan Yoo Jung tadi. Bukannya menjawab, Min Hyuk malah
memukul Jae Ha.
“Dia melakukan apapun yang diminta padanya. Aku. Dia hanya bisa melakukan apa yang aku katakan.”
Yoo Jung menoleh pada Min Hyuk setelah mendengar kata-kata itu.
Lalu
Jae Ha dan Min Hyuk berkelahi saling baku hantam. Bagaimana pun Min
Hyuk adalah seorang pria yang menghargai perempuan, kecuali pada ibu
tirinya. Dia tidak terima Yoo Jung diperlakukan seperti itu.
Gwang Min datang dan bertanya pada Se Yeon apa yang terjadi dan dimana Gwang Soo. Se Yeon hanya menjawab bahwa dia tidak tahu.
Gwang
Min kemudian mendapat telpon yang mengatakan ada rapat yang di adakah
saat itu. Gwang Min menjauh. Se Yeon tertarik mendengarnya.
Keamanan
berusaha melerai perkelahian Min Hyuk dan Jae Ha. Sementara itu Do Hoon
tertawa sambil menangis. Aku rasa dia menangisi dan menertawakan
dirinya sendiri yang tak mampu melakukan apapun.
Di tempat lain, Gwang Soo keluar dari café Monet dan hendak menghubungi Min Hyuk.
Yoo Jung berdiri melihat Min Hyuk.
Min
Hyuk dan Jae Ha berhasil di lerai. Jae Ha berkata bahwa dia bisa
melupakan satu kali tapi tidak untuk kedua kalinya. “Lihat saja. Kau.
Aku tidak akan membiarkanmu bebas.” Jae Ha menunjuk wajah Min Hyuk. Ini
kedua kalinya dia dipukul Min Hyuk. Jae Ha beranjak pergi, dan tak lupa
melecehkan Yoo Jung sekali lagi, “Sampai ketemu lagi, kau barang
murahan.”
Yoo Jung menatap Min Hyuk. Min Hyuk menunduk, lalu dia menerima telpon dari Gwang Soo.
“Mereka datang bersama. Dia mengingatnya dengan jelas karena mereka mempunyai acara lamaran.” Ucap Gwang Soo di sebrang telpon.
“Kapan itu?”
“Itu adalah hari itu.”
Min Hyuk menatap Yoo Jung dan Do Hoon yang masih tertawa sendirian, “Apa kau yakin?”
“Ya. Itu adalah hari dimana Ji Hee kecelakaan.”
***
Rapat di Grup K. Pimpinan rapat membeberkan kerugian yang di derita Grup K, dan dia merekomendasikan pemecatan Min Hyuk.
Se
Yeon tiba-tiba membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Dia duduk di
meja ujung yang bersebrangan dengan pimpinan rapat. Dia mengatakan bahwa
dengan saham yang dimilikinya, dia berpikir bahwa dia berkualifikasi
untuk bergabung dalam rapat.
Di
kediaman Jo, Ketua Jo sangat terkejut begitu diberitahu Gwang Min bahwa
para pemegang saham sedang melakukan meeting. Ketua Jo kemudian meminta
Gwang Min untuk menghubungi semua pemegang saham yang berpihak padanya.
Di tempat rapat, banyak ponsel yang berbunyi.
“Rapat tentang Min Hyuk, mari kita mulai sekarang.” Ujar Se Yeon.
Maka
mereka yang menerima panggilan segera mematikan ponselnya
masing-masing. Pimpinan rapat mengatakan mereka akan memulai voting
untuk pemecatan Presiden Jo Min Hyuk.
“Tolong angkat tanganmu untuk ‘setuju’.”
Tidak ada yang mengangkat tangan. Lalu, Se Yeon mengangkat tangannya duluan.
***
Do Hoon mengajak Yoo Jung untuk pergi. Do Hoon menarik tangan Yoo Jung.
Yoo
Jung melepaskan tangan yang dipegang Do Hoon begitu dia melihat Min
Hyuk datang. Min Hyuk berjalan dengan cepat ke arah mereka. Min Hyuk
menabrak bahu Do Hoon, lalu memegang pundak Yoo Jung.
“Kau ini apa? Apa yang telah kau lakukan?!” Min Hyuk berteriak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar